Selasa, 28 September 2021

CARA HACKER MENDAPATKAN DATA KALIAN‼️ || Who Am I dan Social Engineering

Kembali lagi gua nge rewatch film yang sudah gua tonton sejak SMA. Film yang pas dulu keren abis karena ala-ala hacker begitu jadi kesannya badass. Bukan film keluaran Hollywood tapi film dari Jerman dengan Judul Who Am I: No System is Safe. God, I LOVE THIS MOVIE. Bisa dibilang film ini yang buat gua berada di posisi gua sekarang. Ya bisa dibilang, film ini yang buat gua masuk ke jurusan gua sekarang yakni Teknik Informatika. Hahaha yahh keinginan kekanak-kanakan gua buat jadi hacker profesional, walau kayaknya gak berakhir mulus sih hahaha.

Jadi balik lagi dengan gua yang punya suara gak begitu bagus tapi mungkin bisa memberikan manfaat bagi kalian semua. Semoga kalian sehat-sehat saja, kalian baik-baik saja, dan terbebas dari virus COVID-19. Aamiin.

Di postingan ini gua bakal bahas lebih lanjut tentang kisah di film Who Am I. Tentang Benjamin Engel, seorang pria aneh yang menjadi hacker profesional untuk mendapatkan pengakuan di lingkungannya.

BAB 1 – Latar Belakang

Who Am I adalah film rilisan 2014 arahan Baran bo Odar dengan judul asli Who Am I – Kein System ist Sicher. Thanks Google Translate. Bagi kalian penggiat Netflix nama Baran bo Odar mungkin tidak asing lagi karena beliau bergantian dengan Jantje Friese adalah otak di balik megahnya series Dark. Naskah film Who Am I pun ia buat juga bersama Jantje Friese.

Seperti yang gua singgung sebelumnya, film ini berkisah tentang Benjamin Engel, seorang pria asal Berlin, Jerman yang menjadi hacker untuk mendapatkan pengakuan di lingkungannya. Sosok yang memotivasinya menjadi seorang hacker adalah sosok hacker lain bernama MRX. Saat melakukan aksinya, Benjamin pernah ketahuan dan akhirnya mendapat hukuman pelayanan masyarakat, di sana ia bertemu dengan Max. Bersama Max dan 2 teman lainnya yakni Stephan dan Paul, mereka berempat mulai membentuk organisasi hacker mereka sendiri yang mereka beri nama CLAY yakni singkatan dari “Clown Laughting At You” atau bahasa Indonesianya “Badut Menertawaimu”. Berbagai aksi hacking sudah di lakukannya, tapi rupanya hal-hal itu masih dianggap sebagai hal kecil bagi MRX dan CLAY justru dibully karena hal itu. Dititik ini, Benjamin membawa egonya sendiri yang ngefans parah dengan MRX agar MRX bisa mengakui dirinya sebagai hacker. Fanatik berlebihan ini yang kemudian akan mengarahkan Benjamin dan CLAY ke jurang yang mereka tidak pernah inginkan.

“Hacking is Like Magic”

BAB 2 - Hacker

Sebagai anak Teknik Informatika, banyak teman gua yang tanya ke gua. Kenapa Hacker melakukan hacking? Apa yang mereka dapatkan dari meretas sistem orang lain? Apakah semuanya memang tentang uang? Atau ego? Nah, sebenarnya ada banyak alasan kenapa hacker meretas web, aplikasi, atau bahkan server suatu institut. Dan ini bukanlah hal yang baru. Pada awal-awal kehadiran Internet, hacker melakukan hacking ke web atau suatu services hanya untuk membuktikan bahwa mereka dapat membobol atau bahkan merusak sistem tersebut. Jadi di awal-awal kehadirannya, hacker adalah tentang ego untuk pamer tentang kemampuan mereka.

Namun di kondisi internet yang 1GB sudah bisa didownload kurang dari 1 menit seperti sekarang ini. Label hacker bukan lagi hanya tentang ego. Sebelum gua lanjut ke alasan-alasan kenapa hacker melakukan hacking, gua ingin kasih spotline dulu kalau tidak semua hacker itu jahat. Bahwa hacker itu dapat dikategorikan menjadi 3 kategori umum.

  • Black Hat Hackers:

Black Hat Hacker terkenal dalam keandalan mereka menyusup ke jaringan dan sistem dengan membuat dan menyebarkan malware ke jaringan tersebut. Pada dasarnya, mereka adalah hacker yang jahat. Mereka umumnya termotivasi oleh keuntungan moneter tetapi pada banyak kesempatan, mereka juga melakukannya untuk bersenang-senang. Siapa pun bisa menjadi Black Hat Hackers selama mereka melakukan hacking dengan motif menyebarkan malware dan mencuri data pribadi. Nah Benjamin itu termasuk hacker kategori ini.

  •        White Hat Hackers:

Bila ada hitam pasti ada putih. Bila ada yang jahat pasti ada yang baik pula. Mereka lah White Hat Hackers. White Hat Hackers kerap di kontrak oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk memeriksa kerentanan keamanan sistem mereka. White Hat Hacker menerapkan teknik keamanan siber yang umum dikenal seperti pengujian, penetrasi, dan menilai kerentanan menyeluruh untuk memastikan bahwa sistem keamanan suatu sistem berjalan dengan baik. Q di James Bond adalah contoh dari White Hat Hackers.

  • Gray Hat Hackers

Dan ditengah hitam dan putih ada abu-abu. Gray Hat Hacker pada umumnya meretas suatu sistem tanpa minta izin sebelumnya, dan dia akan melaporkan bagaimana mereka bisa meretas suatu sistem ke lembaga terkait. Kalau menurut Gray Hat Hackers si lembaga tidak memberikan reward sesuai dengan yang mereka anggap pantas, maka mereka akan mengancam untuk mengeksploitasi data yang mereka dapat ke publik.

Oke, karena Who Am I itu tipe hacker yang Black Hat Hackers ya kan, jadi kita bakal banyak bahas yang Black Hat Hackers di postingan ini. Black Hat Hackers memiliki banyak motif untuk melakukan tindak kejahatan. Diantaranya:

  • Make a Point

Para hacker yang termasuk dalam kategori ini sangat menarik. Mereka tidak peduli pada uang dan data, mereka memiliki tujuan hidup yang lebih tinggi. Yakni tuk menegaskan beberapa hal. Biasanya hacker dengan tujuan seperti ini hanya ingin menyebutkan pendapat mereka tentang suatu services dan menganggap services itu tidak bermoral.

  • Uang

Ini adalah alasan paling jelas tentunya. Everyone wants money. Contoh besarnya ya seperti WannaCry, Ransomware yang menyerang banyak negara itu menuntut komputer yang dia serang untuk menebus data mereka yang telah dikunci oleh WannaCry dengan memberikan mereka bitcoin dalam jumlah tertentu. Praktik lainnya juga bisa dengan meretas smartphone suatu pengguna dan memanfaatkan identitas pribasi si pengguna untuk membeli rumah, mengambil pinjaman, dll.

  • Tujuan Tertentu: Idealisme, dan Politik

Banyak hacker terdorong oleh tujuan tertentu. Terkadang mereka menjadi sosok idealis ketika ia ditangkap sih. Namun banyak di antara mereka yang memang menjadi sosok yang idealis untuk menempatkan dirinya sendiri untuk mengekspos ketidakadilan di lingkungannya. Biasanya target utama orang dengan tujuan seperti ini ya pemerintah. Selain pemerintah mereka juga kerap menargetkan kelompok agama, atau gerakan yang mempromosikan agenda tertentu yang tidak sejalan dengan pola pikir mereka.

Dan CLAY adalah kelompok hacker yang awalnya dibentuk untuk keperluan pamer doang sebenarnya. Tapi keahlian mereka mulai dialihkan dengan mencari kekayaan seperti contohnya bagaimana Max bisa memenangkan hadiah undian mobil dengan cara memutus semua sambungan telepon yang tertuju ke pemilik acara kecuali telpon darinya. Dari kesenangan-kesenangan itu CLAY mulai menargetkan hal yang lebih mengerucut lagi. Ego dari Benjamin untuk membuktikan kehebatannya pada MRX membawa CLAY dan dirinya pada posisi yang kurang menyenangkan. CLAY menjadi buronan internasional karena blunder fatal yang dilakukan Benjamin. Benjamin memberikan berkas nama-nama pegawai di BND kepada MRX, BND itu lembaga Intelijen Jerman, dimana diceritakan CLAY meretas server BND untuk membuat MRX kagum dan sebagai hadiah kecil Benjamin menambahkan hadiah berupa nama-nama pegawai BND ke MRX. Sialnya, MRX justru menjual hal itu ke salah satu Russia Cyber Mafia dan membuat Russian Cyber Mafia tersebut mengetahui bahwa ada anggota FRI13NDS yakni Krypton yang rupanya telah bekerja sama dengan BND. Disitulah CLAY menjadi sorotan karena kematian Krypton disangkut pautkan dengan penyerangan CLAY ke BND sebelumnya.

Akibatnya, Max, Paul, dan Stephen pun terbunuh. Benjamin yang tidak mau mati juga akhirnya menyerahkan dirinya ke Europol dan meminta hak perlindungan saksi untuk membocorkan semua yang ia tahu tentang MRX dan lain-lainnya. Berkat bantuan Benjamin dan kecerdikannya, Europol akhirnya bisa menangkap MRX yang rupanya adalah pemuda asal New York berusia 19 tahun.

Pada awalnya semua berjalan lancar, namun kepala Europol investigator cybercrime, Hanne Lindberg menyadari bahwa ada kejanggalan di setiap hal ceritanya Benjamin. Hanne melakukan penyelidikan sendiri tentang Benjamin dan membuat ia menarik kesimpulan kalau apa yang diceritakan Benjamin selama ini padanya adalah sebuah kebohongan. Bukan karena Benjamin ingin membohongi Hanne tapi karena Benjamin yang tidak bisa membedakan antara hal yang nyata dan yang tidak nyata. Lebih tepatnya, Benjamin mengalami gangguan jiwa yakni kepribadian ganda.

Sosok Max, Stephen, dan Paul adalah Benjamin sendiri. Benjamin membuat kepribadian Max, Stephen, dan Paul untuk menghibur dirinya sendiri dan agar ia merasa mendapatkan pengakuan dan kehadirannya diinginkan oleh orang lain. Benjamin membantah bahwa ia tidak memiliki penyakit seperti itu. Karena bila Benjamin terbukti memiliki penyakit kejiwaan, maka segala kesaksiannya selama ini tidak dapat diperhitungkan dan hak perlindungan saksi pun batal.

Benjamin mengemis-ngemis agar Hanne bisa membantunya, bila tidak Benjamin takut ia akan dibunuh juga oleh FR13NDS. Hanne yang merasa iba pada Benjamin lalu memberi Benjamin kesempatan dengan menghapus membawa Benjamin ke ruangan server dan menyuruh Benjamin menghapus data pribadinya.

Benjamin pun melakukannya dan dia pun bebas. Saat melepaskan Benjamin disinilah Hanne baru menyadari satu hal bahwa selama ini dia telah di retas oleh Benjamin. Ini adalah fase baru dalam dunia hacking yakni Social Hacking.

BAB III – Social Engineering

Film ini benar-benar memberikan gua ending film yang plot twist yang ngetwist abis. Hahaha

Oke-oke, jadi apa itu Social Engineering? Social engineering atau rekayasa sosial, adalah sebuah teknik manipulasi yang memanfaatkan kesalahan manusia untuk mendapatkan akses pada informasi pribadi atau data-data berharga. Dalam dunia cybercrime, jenis penipuan human hacking seperti ini dapat memikat pengguna untuk tidak menaruh curiga sama sekali pada pelaku. Human hacking itu kayak kalian dihipnotis tapi kalian tidak sadar kalau kalian sedang dihipnotis. Jadi jatuhnya kayak high levelnya menipu lah.

Di Who Am I, setelah Benjamin ketahuan oleh FR13NDS, dia langsung memberitahu Max, Stephen, dan Paul tentang itu. Dan ya, Max, Stephen, dan Paul itu bukanlah sosok fiktif khayalannya Benjamin, tapi memang orang yang benar-benar ada. Karena sudah tidak tahu apa yang harus dilakukan lagi, Max memberi ide bahwa target yang harus mereka kalahkan pada pertempuran kali ini itu MRX, jadi cara mereka adalah bekerja sama dengan Europol untuk menangkap MRX dan mengekspos FR13NDS. Jadi jatuhnya MRX dan FR13NDS bakalan di tangkap Europol dan CLAY akan bebas.

Tapi untuk melakukan itu, mereka harus melakukan social engineering ke Hanne Lindberg selaku kepala investigator cybercrime nya Europol. Benjamin yang memang memiliki background penyakit dari orang tuanya yang memiliki kelainan kejiwaan yakni kepribadian ganda akan diplot sebagai orang yang memiliki kepribadian ganda juga. Cara ini dilakukan karena apabila Benjamin langsung datang aja dan minta hak perlindungan saksi ke Europol dengan imbalan akan membantu menangkap MRX, mungkin Europol akan menyetujuinya, tapi Benjamin dan CLAY tidak akan pernah bebas dan akan terus dikekang oleh Europol. Jadi untuk bisa kembali bebas seperti sebelumnya, Benjamin harus memanipulasi Hanne untuk merasa iba kepada Benjamin dan kemudian memperbolehkan Benjamin untuk menghilang dan mengurus dirinya sendiri. Jadi jatuhnya sih kalau menurut gua cara ini itu Win to Win sih untuk CLAY dan Europol.

Dan film ini benar-benar membuka pemikiran gua lebih jauh tentang sosok hacker dan bagaimana mereka bisa mengekspos kerentanan seorang manusia. Hacker yang sudah ahli di bidangnya tidak hanya mencoba membobol komputer target terus sudah itu saja. Kemampuan mereka ter gambarkan dengan cukup jelas melalui film ini bagaimana kita sebagai manusia tergolong makhluk yang pada dasarnya mudah memberikan kepercayaan kepada orang, dengan beberapa alasan saja pribadi seseorang bisa terbongkar keseluruhan datanya dan membuat dia menjadi korban yang tak tahu apa-apa dan meninggalkan dirinya dan kebodohannya saja yang saling menyalah-nyalahkan.

 

Previous Post
Next Post

0 Comments: