Ada banyak tontonan menarik yang diberikan Netflix ke subscriber setia mereka setiap minggunya. Dan bagi banyak orang, gua gak pernah membayangkan K-Drama dengan judul yang terdengar aneh pas pertama kali mendengarnya seperti “Squid Game” atau “Permainan Cumi-cumi” akan menonjol dan digemari banyak orang.
Gua nonton 9
episode series ini ditemani gorengan tempe + pisang molen di malam minggu yang
membuat gua menarik kesimpulan bahwa Squid Game adalah salah satu projek
Netflix paling menarik yang pernah gua liat belakangan ini. Dan kalau kalian
bingung sama judulnya, berjalannya series ini kalian akan mengetahui kenapa
series ini diberi judul Squid Game.
Ide utama
Squid Game adalah adanya suatu organisasi misterius yang merekrut sejumlah
orang Korea yang kurang beruntung dan terlilit hutang menggunung untuk saling
bersaing dalam serangkaian permainan anak-anak di mana pemenangnya akan
dihadiahi miliaran won, atau bocoran saja hadiah akan yang didapatkan si
pemenang adalah Rp554.496.000.000,00
Dengan uang
sebanyak itu, permainan yang dimainkan bukanlah permainan sejenis gulat atau semacamnya.
Sebaliknya, permainan yang dimainkan adalah semua permainan anak-anak di masa
kecil. Beberapa game mungkin cukup familiar bagi kita orang Indonesia, tapi
beberapa game hanya ada di korea saja.
Dalam banyak
hal, saat gua menonton series ini i got memory call pada acara Benteng Takeshi
yang ada di TV dulu. Acara TV Jepang yang terkesan konyol dimana merekrut
sejumlah orang untuk berjuang melewati berbagai rintangan untuk meruntuhkan
benteng takeshi. Atau mungkin bagi kalian yang mengikuti tren game beberapa
waktu lalu, series ini rasanya seperti game Fall Guys dimana kita berjuang
untuk mengeliminasi lawan kita pada setiap stage nya.
Tapi
eliminasinya benaran di bikin mati.
Inilah titik
menariknya. Semua permainan anak-anak yang ada di series ini memiliki
konsekuensi kematian bila si pemain kalah atau melakukan kesalahan. Dan
kekejaman mereka gak tanggung-tanggung. Di awal series, Squid Game dimulai
dengan 450 orang lebih, tetapi di stage awal saja sudah nyaris setengahnya yang
tereliminasi atau mungkin lebih tepatnya tereksekusi oleh tembakan sniper.
Semua ini
diorganisir oleh suatu organisasi dalam bayangan yang diperlihatkan dalam
balutan pakaian ala tombol PlayStation di mana diketuai oleh yang lebih
misterius bernama The Front Man. Hingga akhir series, tidak ada clue yang
menunjukkan tujuan organisasi ini yang sebenarnya. Tetapi titik menarik dari series
ini ketika mereka mendorong para pesertanya untuk membentuk aliansi, melakukan
pengkhianatan, atau bahkan memutuskan keluar dari permainan ini. Tetapi karena
fakta bahwa semua orang yang mengikuti permainan ini terlilit hutang yang
sangat banyak dan sangat-sangat-sangat membutuhkan uang, maka tidak ada jalan
lain selain mengikuti permainan yang mengancam nyawa ini.
Benar series ini
membawa metafora tentang orang kaya yang mengambil seluruh keputusan dan hak
memilihnya orang miskin, tetapi pada dasarnya itu yang membuat sembilan episode
Squid Game begitu mencekam, dan beberapa scene mengingatkan gua ke film Battle
Royale nya Kinji Fukasaku, di mana film itu juga yang menjadi awal lahirnya
generasi baru dalam film, series, dan video game. Mungkin Squid Game akan
menjadi penggagas baru seperti Battle Royale, tapi faktanya The Hunger Games
adalah salah satu film yang memiliki konsep serupa dengan Squid Game, jadi
series ini memang terasa fresh tapi kurang dalam inovasi.
Ini adalah series yang aneh, penuh kekerasan, menganggu, dan jika kalian mencari tontonan yang menghibur di mana dipenuhi scene yang mengundang tawa, maka Squid Game bukanlah pilihan yang tepat dan sebuah kesalahan menonton series ini. Tapi gua bakal rekomendasiin buat kalian yang pecinta gore, memiliki sedikit banyaknya alter ego psikopat di dalam diri kalian dan suka sama perjuangan seseorang mendapatkan sesuatu tanpa memedulikan apapun.
0 Comments: