Selasa, 28 September 2021

Kalian harus nonton “Squid Game” di Netflix, kayak Fall Guys tapi dengan Pembunuhan

Ada banyak tontonan menarik yang diberikan Netflix ke subscriber setia mereka setiap minggunya. Dan bagi banyak orang, gua gak pernah membayangkan K-Drama dengan judul yang terdengar aneh pas pertama kali mendengarnya seperti “Squid Game” atau “Permainan Cumi-cumi” akan menonjol dan digemari banyak orang.

Gua nonton 9 episode series ini ditemani gorengan tempe + pisang molen di malam minggu yang membuat gua menarik kesimpulan bahwa Squid Game adalah salah satu projek Netflix paling menarik yang pernah gua liat belakangan ini. Dan kalau kalian bingung sama judulnya, berjalannya series ini kalian akan mengetahui kenapa series ini diberi judul Squid Game.

Ide utama Squid Game adalah adanya suatu organisasi misterius yang merekrut sejumlah orang Korea yang kurang beruntung dan terlilit hutang menggunung untuk saling bersaing dalam serangkaian permainan anak-anak di mana pemenangnya akan dihadiahi miliaran won, atau bocoran saja hadiah akan yang didapatkan si pemenang adalah Rp554.496.000.000,00

Dengan uang sebanyak itu, permainan yang dimainkan bukanlah permainan sejenis gulat atau semacamnya. Sebaliknya, permainan yang dimainkan adalah semua permainan anak-anak di masa kecil. Beberapa game mungkin cukup familiar bagi kita orang Indonesia, tapi beberapa game hanya ada di korea saja.

Dalam banyak hal, saat gua menonton series ini i got memory call pada acara Benteng Takeshi yang ada di TV dulu. Acara TV Jepang yang terkesan konyol dimana merekrut sejumlah orang untuk berjuang melewati berbagai rintangan untuk meruntuhkan benteng takeshi. Atau mungkin bagi kalian yang mengikuti tren game beberapa waktu lalu, series ini rasanya seperti game Fall Guys dimana kita berjuang untuk mengeliminasi lawan kita pada setiap stage nya.

Tapi eliminasinya benaran di bikin mati.

Inilah titik menariknya. Semua permainan anak-anak yang ada di series ini memiliki konsekuensi kematian bila si pemain kalah atau melakukan kesalahan. Dan kekejaman mereka gak tanggung-tanggung. Di awal series, Squid Game dimulai dengan 450 orang lebih, tetapi di stage awal saja sudah nyaris setengahnya yang tereliminasi atau mungkin lebih tepatnya tereksekusi oleh tembakan sniper.

Semua ini diorganisir oleh suatu organisasi dalam bayangan yang diperlihatkan dalam balutan pakaian ala tombol PlayStation di mana diketuai oleh yang lebih misterius bernama The Front Man. Hingga akhir series, tidak ada clue yang menunjukkan tujuan organisasi ini yang sebenarnya. Tetapi titik menarik dari series ini ketika mereka mendorong para pesertanya untuk membentuk aliansi, melakukan pengkhianatan, atau bahkan memutuskan keluar dari permainan ini. Tetapi karena fakta bahwa semua orang yang mengikuti permainan ini terlilit hutang yang sangat banyak dan sangat-sangat-sangat membutuhkan uang, maka tidak ada jalan lain selain mengikuti permainan yang mengancam nyawa ini.

Benar series ini membawa metafora tentang orang kaya yang mengambil seluruh keputusan dan hak memilihnya orang miskin, tetapi pada dasarnya itu yang membuat sembilan episode Squid Game begitu mencekam, dan beberapa scene mengingatkan gua ke film Battle Royale nya Kinji Fukasaku, di mana film itu juga yang menjadi awal lahirnya generasi baru dalam film, series, dan video game. Mungkin Squid Game akan menjadi penggagas baru seperti Battle Royale, tapi faktanya The Hunger Games adalah salah satu film yang memiliki konsep serupa dengan Squid Game, jadi series ini memang terasa fresh tapi kurang dalam inovasi.

Ini adalah series yang aneh, penuh kekerasan, menganggu, dan jika kalian mencari tontonan yang menghibur di mana dipenuhi scene yang mengundang tawa, maka Squid Game bukanlah pilihan yang tepat dan sebuah kesalahan menonton series ini. Tapi gua bakal rekomendasiin buat kalian yang pecinta gore, memiliki sedikit banyaknya alter ego psikopat di dalam diri kalian dan suka sama perjuangan seseorang mendapatkan sesuatu tanpa memedulikan apapun.

Previous Post
Next Post

0 Comments: