Balik lagi dengan gua yang punya suara tidak begitu bagus tapi mungkin bisa ini memberikan manfaat buat kalian semua. Semoga kalian sehat-sehat saja, baik-baik saja, dan dilancarkan segala aktivitas kalian hari ini. Aamiin.
Kali ini gua
pengen bahas sisi pelajaran yang dapat diambil dari film yang lagi rame banget
sekarang. Yo so pasti, Spider-Man: No Way Home. Jadi gak usah banyak basa-basi
lagi, videonya dimulai.
Bab I
Premis
Lebih dari
apapun, Peter Parker selalu menginginkan sosok seorang ayah. Tak peduli kita
bicara tentang Spider-Man versi nya siapa, semuanya pasti bermula dari kematian
Uncle Ben. Dosa besar yang menjadi awal mula bertumbuhnya Peter, yang juga
membuat Peter terus-terusan menyalahkan dirinya atas kelalaian yang membuat
sosok ayah itu hilang tuk selamanya. Kehilangan itu juga yang kemudian coba
diobati dengan hadirnya sosok ayah lainnya, namun selalu berakhir gagal. Ayah
seperti Norman Osborn dan Otto Octavius dalam film Sam Raimi, Curt Connors di
The Amazing Spider-Man, dan panutan potensial yang berakhir hendak membunuh Peter
seperti Adrian Toomes di Spider-Man: Homecoming atau Mysterio di Spider-Man:
Far From Home.
Hancur
berantakan adalah kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang dialami Peter
setelah yang terjadi pada post-kredit scene di Spider-Man Far From Home yang menjadi
premis dimulainya multiverse di No Way Home, yang berakhir diselamatkan oleh
Spider-Man pendahulunya yang datang tuk membantu Peter. Ya Tobey Maguire dan
Andrew Garfield benar-benar datang.
Spider-Man No
Way Home pada awalnya tampak tidak begitu peduli dengan hal emosional seperti
itu. Filmnya tampak menjadi alasan untuk adanya multiverse mashup, yang mengadu
Spider-Man MCU versus semua penjahat di Spider-Man sebelumnya. Pada awalnya ini
bagai festival yang menyajikan fans-service tiada tanding. Namun saat masuk ke
babak keduanya, No Way Home menjadi sangat terikat pada Peter Parker dan rasa kehilangannya
daripada sosok Spider-Man nya itu sendiri.
Bab II
Spider-Man vs Peter Parker
Salah satu hal
yang membedakan Peter Parker MCU dengan Peter Parker yang lain adalah kita
tidak perlu melihat laba-laba radioaktif yang kebetulan menggigit Peter dan memberinya
kekuatan, karena itu adalah elemen cerita yang telah kita lihat berulang kali,
dan sebenarnya tidak perlu untuk diceritakan kembali. Sebaliknya, Peter Parker
versi Tom Holland justru memberikan rasa kehilangan baru, yakni kematian Aunt
May yang dibunuh oleh Green Goblin. Menambah luka Peter sebelumnya yang telah
kehilangan Tony Stark pada Avengers Endgame, dan ditipu oleh orang
kepercayaannya yakni Mysterio di Spider-Man: Far From Home.
Apa yang
mengejutkan dari No Way Home bukan karena Tobey Maguire dan Andrew Garfield
mengulangi peran mereka lagi, tetapi karakter mereka yang berperan besar dalam
pengangkut moralitas Spider-Man dalam diri Peter Tom Holland. Tobey Maguire dan
Andrew Garfield datang dengan membawa pahit kehidupan mereka sendiri. Peter Tobey
Maguire menghabiskan tiga filmnya dengan penuh penderitaan atas pengorbanan
yang dituntut Spider-Man darinya, kisah kelam yang ia beritahukan pada 2 versi
muda dirinya itu bahwa walau semua penderitaan hilir berganti menerpa, tetap ada
keindahan yang ikut serta pada akhirnya. Peter Andrew Garfield, yang trilogy
filmnya harus di-cut karena Spider-Man harus muncul di MCU, kita tahu ia telah
menyerah pada kemarahannya atas meninggalnya Gwen, dan secara efektif telah
menyerah tuk menjadi Peter Parker dan fokus pada kehidupannya sebagai
Spider-Man saja.
Namun, salah
satu scene yang berdampak besar pada Peter Andrew Garfield dan salah satu scene
paling gua suka juga di No Way Home, yakni ketika Peter Tobey Maguire yang
adalah Peter Parker yang paling pandai menyesuaikan diri itu, memberi tahu
Peter Andrew Garfield bahwa dia “Amazing”, dia luar biasa, dan mencoba membuat
Peter Andrew Garfield mengatakan hal itu juga. Peter Andrew Garfield memang
tidak pernah melakukannya, tetapi dalam sekejap kerentanannya, kita dapat
melihat bahwa dia sangat menginginkannya.
Ini yang
spesial dari No Way Home, bahwa kemunculan 2 Peter dari 2 franchise sebelumnya
bukan hanya sebagai cameo yang manis, tetapi berguna untuk beradu dengan nuansa
yang berbeda yang mereka bawa ke rasa sakit Peter Parker saat ini, dan
bagaimana pertemuan mereka satu sama lain dapat membantu mereka tuk tumbuh.
Karena bahkan Peter Tobey Maguire juga masih memiliki ruang tuk tumbuh, dan
mereka sebenarnya masih sangat kesepian.
Lalu yang kembali
membedakan Peter Tom Holland dari Peter lainnya bahwa Peter Tom Holland adalah
Spider-Man yang direkrut menjadi seorang Avenger, dan di plot sebagai seorang
yang menjengkelkan sebenarnya tapi selalu membawa suatu hal yang mengejutkan.
Memiliki berbagai gadget keren dari Tony Stark yang membuat pikiran mudanya
yang tajam terus berkembang dengan cara yang tidak pernah bisa dilakukan di
universenya Tobey Meguire dan Andrew Garfield. Selain itu, Tom Holland juga
punya versi Aunt May yang tahu dia Spider-Man dan mendukungnya. Namun saat
busur tragis No Way Home telah sampai klimaksnya, Peter mengetahui bahwa semua
ini tidak akan membantu dalam kesedihan pribadinya, juga tidak akan membantu
siapa pun memahaminya dengan lebih baik.
Tetapi ketika
Multiverse membawa tragedi baru bagi Peter, multiverse juga membuatnya merasa
lebih baik, walau untuk sementara. Bekerja bersama dua versi lain dari dirinya
membuatnya merasa dipahami. Untuk sementara, ia merasa memiliki saudara.
Bab III
Peter Parker yang Lebih Dewasa
Dengan semua
momen katarsis ini, Sutradara No Way Home, Jon Watts, dan penulis skenario Chris
McKenna dan Erik Sommers akhirnya memilih untuk memusatkan si bocah di
balik topeng laba-laba ini untuk mulai bersikap dewasa. Ini jelas bukan kisah
tentang Spider-Man, sebaliknya ini kisah tentang Peter Parker. Dan sekali lagi,
Peter harus belajar pelajaran tentang comes great power comes great
responsbility, bahwa salah satu cara untuk memastikan hal-hal buruk terjadi
adalah dengan mengetahui bahwa kita dapat melakukan sesuatu untuk membantu
orang lain, tetapi kita memilih untuk tidak melakukannya.
Spider-Man No
Way Home adalah sebuah pemakaman. Bahkan saat Doctor Strange datang dengan
magisnya membawa universe lain bertarung bersama Peter Tom Holland, semuanya
berakhir dengan Peter kehilangan semuanya. Dalam usahanya menghindari bencana
multiversal, Peter kehilangan semua gadget mewahnya karena Doctor Strange telah
menghapus semua ingatan dunia tentang Peter Parker. Peter kehilangan Avengers
yang mengenal dan menghormatinya, teman-teman yang mengingat namanya, dan
keluarga untuk kembali. Film berakhir dengan suatu piring kosong. Bahwa Peter
kini adalah Peter yang sama dengan Peter dari universe lain. Suit dari kostum
buatan sendiri, memegang aplikasi pemindai polisi dan pergi melakukan apa yang
dia bisa, hanya karena dia bisa.
Peter Parker
tidak akan pernah mendapatkan sosok ayah seperti Uncle Ben lagi, sama seperti
dia tidak akan pernah melihat dunia di mana melakukan hal yang benar tidak
datang tanpa biaya yang menyakitkan. Tapi dia bisa memilih untuk bangun setiap
hari dan tetap melakukannya, untuk percaya bahwa dia membuat perbedaan. Dan
yang lebih penting, karena dia percaya bahwa seseorang di luar sana akan
melihatnya, dan tergerak untuk melakukan hal yang sama juga.
Jadi itu saja
yang bisa gua share pada kesempatan kali ini. Kalian bisa senggol dan tekan
tombol subscribe di bawah karena channel ini akan banyak menjelaskan tentang
nilai suatu film dari sudut yang relate dengan kehidupan kita sebagai manusia
tentunya.
Akhir kata,
semoga kalian sehat-sehat saja
Postingannya
selesai.
0 Comments: