Hotel Mumbai adalah film Biography Thriller India
garapan Anthony Maras yang naskahnya ditulis oleh dirinya dan juga John Collee.
Film ini berdasarkan kejadian nyata pada tahun 2008 di Mumbai, India dimana
terjadi serangan teroris Islam Radikal yang menyerang beberapa titik penting di
India termasuk Hotel Taj Mahal Palace.
PROFIL
Judul Film : Hotel Mumbai
Rilis Perdana :
7 September 2018 (Toronto International Film Festival, Canada)
Durasi Bioskop :
123 menit
Sutradara : Anthony Maras
Penulis :
John Collee, Anthony Maras
Pemeran : Dev Patel, Nazanin Boniadi, Anupam
Kher
Studio Produksi :
A Hamilton and Electric Pictures Company
Distributor Film :
Bleecker Street Media (USA)
Genre : Drama, History, Thriller
SINOPSIS
Mengisahkan kejadian pada tahun 2008 tentang Serangan
Mumbai yang dilakukan oleh sekelompok pasukan Islam Radikal yang menyerbu
beberapa titik di Kota Mumbai salah satunya Hotel Taj Mahal Palace. Para
pengunjung dan staf hotel berusaha mati-matian untuk bisa melarikan diri dari hotel
yang telah dikuasai para teroris itu.
REVIEW
(Spoiler Warning) Dari sini hingga seterusnya, tulisan
ini akan mengandung konten-konten spoiler dari film Hotel Mumbai, tapi bila
kalian fine-fine aja dengan spoiler yah monggo dilanjutin.
Dibuka dengan kedatangan sekelompok pasukan Islam
Radikal di tepi pantai kota Mumbai dengan menggunakan kapal karet. Kelompok yang
terdiri dari 10 orang itu langsung menyebar secara berpasang-pasangan ke
titik-titik yang telah ditentukan. Melalui saluran telpon, pergerakan mereka diorganisir
dari jauh oleh Brother Bull. Dimulai dengan stasiun kereta api Chattrapati
Shivaji Terminus (CST) dan dilanjutkan dengan penyerangan titik-titik lainnya.
Pasukan Islam Radikal sampai di pantai Mumbai
Saya selalu menyukai sebuah film yang diangkat dari
True Story (Kejadian nyata) karena dibalik kualitas visualisasinya yang “biasanya”
bagus, ada hikmah/pelajaran yang bisa diambil dari kejadian itu. Dan Hotel
Mumbai masuk dalam list film True Story kesukaan saya.
Film yang didasarkan kejadian “The 2008 Mumbai Attacks”
itu benar-benar memberikan kita visualisasi yang luar biasa tentang betapa
mencekamnya situasi Mumbai kala itu. Bahkan sedari awal kita sudah diajak
olahraga jantung karena tensi filmnya yang terus menanjak sedari detik film ini
dimulai.
Kekacauan yang terjadi di kota Mumbai pada malam hari
Hotel Mumbai sendiri adalah yang pertama bagi Anthony
Maras menggarap film dengan durasi panjang, setelah terakhir men-direct film
pendek berjudul The Palace (2011). Sebagai sutradara spesialis Drama-Thriller,
duo nya bersama John Collee (Penulis Happy Feet) berhasil melahirkan sebuah
mahakarya yang menakjubkan.
Film ini sebenarnya memiliki plot sederhana tentang
upaya pengunjung dan staf hotel untuk bisa keluar dari Hotel Taj yang dikuasai
oleh teroris. Tapi yang membuat film ini benar-benar pantas untuk ditonton
yaitu tahapan Thriller-nya yang begitu rapi dan terstruktur. Terlihat betul
bahwa Maras sangat berhati-hati menjaga filmnya agar tetap konsisten dalam
alurnya.
Café Leopold menjadi salah satu sasaran teroris
Dengan menggunakan sudut pandang dari berbagai tokoh dengan
latar belakang yang berbeda-beda menjadikan film ini benar-benar kompleks. Kita
ditunjukkan tentang sepasang suami istri yang berjuang melarikan diri bersama
dengan bayi dan babysister nya. Tentang seorang pelayan yang berusaha tetap
hidup demi keluarga kecil yang tengah menunggunya di pemukiman kumuh Mumbai. Bahkan
dari sisi teroris pun, bahwa mereka melakukan hal ini semata-mata karena
doktrin dari uang yang dijanjikan oleh Brother Bull pada keluarganya.
Arjun dan keluarga kecilnya
Ketegangan sudah bisa kita rasakan sedari paruh
pertama berjalan. Pembantaian demi pembantaian diperlihatkan begitu intens dan
tidak menahan-nahan. Ketegangan baru mulai mereda saat mulai memasuki paruh
kedua, drama mulai bermain disini. Ketegangannya tidak lagi berasal dari para teroris
dan pelurunya, tapi dari bagaimana cara para sandera bisa melarikan diri tanpa
diketahui oleh para teroris yang berkeliaran sepanjang lorong hotel.
Sally bersembunyi dalam lemari pakaian sambil menggendong
bayi
Memasuki paruh ketiga, drama dan thriller mulai
berjalan beriringan. Yang paling saya sukai di bagian ini adalah saat sang
teroris ingin membunuh sanderanya tapi tidak jadi karena sang sandera
terus-terusan membaca salawat dan akhirnya membiarkan dia tetap hidup. It’s
genius.
Karena sedari awal film, penilaian orang terhadap
Islam tentunya akan sangat buruk karena menganggap orang-orang muslim lah
penyebab peristiwa Mumbai itu. Tapi dengan adanya adegan ini, penonton lantas
diberikan penggambaran bahwa para teroris yang beragama Islam itu memiliki
jalur yang berbeda dengan muslim yang benar-benar mengamalkan ajaran Islam.
Yang terasa miss pada plot cerita Hotel Mumbai
yaitu dari pandangan polisi lokal nya dan upaya mereka untuk membebaskan para
sandera. Memasukkan polisi lokal untuk sedikit meningkatkan tensi film sebenarnya
cukup menarik, karena teroris setidaknya memiliki lawan. Hanya saja,
eksekusinya yang sangat payah. Kita tidak diperlihatkan tentang nasib para
polisi lokal itu setelah berhadapan dengan teroris bersenjata lengkap yang
akhirnya menjadi plot hole di naskahnya.
Polisi Lokal setelah berhadapan dengan para teroris
Tak lupa pula film ini memunculkan video asli yang
terekam dari kejadian Mumbai. Mulai berita TV, cuplikan kamera amatir dan juga
CCTV dipakai untuk memberikan penggambaran real situation dari
Mumbai pada 2008. Scoring Music nya juga berperan banyak dalam menciptakan
ketegangan. Bersatu padu dengan gemuruh tembakan peluru, menarik kita untuk
merasa prihatin dan simpati pada situasi mereka.
Film pun ditutup dengan Happy Ending, para tokoh utama
kita berhasil melarikan diri dari hotel dan bertemu kembali dengan keluarga
mereka masing-masing. Di ending pun diberikan cuplikan 21 bulan setelah
kejadian tersebut, Hotel Taj dibangun dan kembali dibuka untuk bisnis serta
mengundang para tamu yang selamat dari kejadian tersebut untuk hadir dalam peresmian
Hotel Taj itu.
PEMERAN
Untuk Cast & Crew film ini bisa dilihat di sini
KESIMPULAN DAN RATING
Overall film ini sangat saya rekomendasikan untuk kamu
yang menyukai film thriller dengan tingkat ketegangan tinggi yang akan membuat
kamu lebih sering untuk mengambil nafas.
Dan untuk rating film ini, saya berikan rating
Hotel Guest: “I’m scared.”
Arjun: “We all are. But to get through this we must
stick togather
Salam.
0 Comments: