Senin, 08 Juli 2019

Review Hotel Mumbai | “Ketegangan dari Awal hingga Akhir”

Hotel Mumbai adalah film Biography Thriller India garapan Anthony Maras yang naskahnya ditulis oleh dirinya dan juga John Collee. Film ini berdasarkan kejadian nyata pada tahun 2008 di Mumbai, India dimana terjadi serangan teroris Islam Radikal yang menyerang beberapa titik penting di India termasuk Hotel Taj Mahal Palace.

PROFIL



Judul Film                   : Hotel Mumbai
Rilis Perdana               : 7 September 2018 (Toronto International Film Festival, Canada)
Durasi Bioskop           : 123 menit
Sutradara                    : Anthony Maras
Penulis                         : John Collee, Anthony Maras
Pemeran                       : Dev Patel, Nazanin Boniadi, Anupam Kher
Studio Produksi          : A Hamilton and Electric Pictures Company
Distributor Film          : Bleecker Street Media (USA)
Genre                            : Drama, History, Thriller

SINOPSIS


Mengisahkan kejadian pada tahun 2008 tentang Serangan Mumbai yang dilakukan oleh sekelompok pasukan Islam Radikal yang menyerbu beberapa titik di Kota Mumbai salah satunya Hotel Taj Mahal Palace. Para pengunjung dan staf hotel berusaha mati-matian untuk bisa melarikan diri dari hotel yang telah dikuasai para teroris itu.

REVIEW

(Spoiler Warning) Dari sini hingga seterusnya, tulisan ini akan mengandung konten-konten spoiler dari film Hotel Mumbai, tapi bila kalian fine-fine aja dengan spoiler yah monggo dilanjutin.

Dibuka dengan kedatangan sekelompok pasukan Islam Radikal di tepi pantai kota Mumbai dengan menggunakan kapal karet. Kelompok yang terdiri dari 10 orang itu langsung menyebar secara berpasang-pasangan ke titik-titik yang telah ditentukan. Melalui saluran telpon, pergerakan mereka diorganisir dari jauh oleh Brother Bull. Dimulai dengan stasiun kereta api Chattrapati Shivaji Terminus (CST) dan dilanjutkan dengan penyerangan titik-titik lainnya.

    Pasukan Islam Radikal sampai di pantai Mumbai

Saya selalu menyukai sebuah film yang diangkat dari True Story (Kejadian nyata) karena dibalik kualitas visualisasinya yang “biasanya” bagus, ada hikmah/pelajaran yang bisa diambil dari kejadian itu. Dan Hotel Mumbai masuk dalam list film True Story kesukaan saya.


Film yang didasarkan kejadian “The 2008 Mumbai Attacks” itu benar-benar memberikan kita visualisasi yang luar biasa tentang betapa mencekamnya situasi Mumbai kala itu. Bahkan sedari awal kita sudah diajak olahraga jantung karena tensi filmnya yang terus menanjak sedari detik film ini dimulai.

    Kekacauan yang terjadi di kota Mumbai pada malam hari

Hotel Mumbai sendiri adalah yang pertama bagi Anthony Maras menggarap film dengan durasi panjang, setelah terakhir men-direct film pendek berjudul The Palace (2011). Sebagai sutradara spesialis Drama-Thriller, duo nya bersama John Collee (Penulis Happy Feet) berhasil melahirkan sebuah mahakarya yang menakjubkan.  

Film ini sebenarnya memiliki plot sederhana tentang upaya pengunjung dan staf hotel untuk bisa keluar dari Hotel Taj yang dikuasai oleh teroris. Tapi yang membuat film ini benar-benar pantas untuk ditonton yaitu tahapan Thriller-nya yang begitu rapi dan terstruktur. Terlihat betul bahwa Maras sangat berhati-hati menjaga filmnya agar tetap konsisten dalam alurnya.

    Café Leopold menjadi salah satu sasaran teroris

Dengan menggunakan sudut pandang dari berbagai tokoh dengan latar belakang yang berbeda-beda menjadikan film ini benar-benar kompleks. Kita ditunjukkan tentang sepasang suami istri yang berjuang melarikan diri bersama dengan bayi dan babysister nya. Tentang seorang pelayan yang berusaha tetap hidup demi keluarga kecil yang tengah menunggunya di pemukiman kumuh Mumbai. Bahkan dari sisi teroris pun, bahwa mereka melakukan hal ini semata-mata karena doktrin dari uang yang dijanjikan oleh Brother Bull pada keluarganya.

    Arjun dan keluarga kecilnya

Ketegangan sudah bisa kita rasakan sedari paruh pertama berjalan. Pembantaian demi pembantaian diperlihatkan begitu intens dan tidak menahan-nahan. Ketegangan baru mulai mereda saat mulai memasuki paruh kedua, drama mulai bermain disini. Ketegangannya tidak lagi berasal dari para teroris dan pelurunya, tapi dari bagaimana cara para sandera bisa melarikan diri tanpa diketahui oleh para teroris yang berkeliaran sepanjang lorong hotel.

    Sally bersembunyi dalam lemari pakaian sambil menggendong bayi

Memasuki paruh ketiga, drama dan thriller mulai berjalan beriringan. Yang paling saya sukai di bagian ini adalah saat sang teroris ingin membunuh sanderanya tapi tidak jadi karena sang sandera terus-terusan membaca salawat dan akhirnya membiarkan dia tetap hidup. It’s genius.

Karena sedari awal film, penilaian orang terhadap Islam tentunya akan sangat buruk karena menganggap orang-orang muslim lah penyebab peristiwa Mumbai itu. Tapi dengan adanya adegan ini, penonton lantas diberikan penggambaran bahwa para teroris yang beragama Islam itu memiliki jalur yang berbeda dengan muslim yang benar-benar mengamalkan ajaran Islam.

Yang terasa miss pada plot cerita Hotel Mumbai yaitu dari pandangan polisi lokal nya dan upaya mereka untuk membebaskan para sandera. Memasukkan polisi lokal untuk sedikit meningkatkan tensi film sebenarnya cukup menarik, karena teroris setidaknya memiliki lawan. Hanya saja, eksekusinya yang sangat payah. Kita tidak diperlihatkan tentang nasib para polisi lokal itu setelah berhadapan dengan teroris bersenjata lengkap yang akhirnya menjadi plot hole di naskahnya.

    Polisi Lokal setelah berhadapan dengan para teroris

Tak lupa pula film ini memunculkan video asli yang terekam dari kejadian Mumbai. Mulai berita TV, cuplikan kamera amatir dan juga CCTV dipakai untuk memberikan penggambaran real situation dari Mumbai pada 2008. Scoring Music nya juga berperan banyak dalam menciptakan ketegangan. Bersatu padu dengan gemuruh tembakan peluru, menarik kita untuk merasa prihatin dan simpati pada situasi mereka.

Film pun ditutup dengan Happy Ending, para tokoh utama kita berhasil melarikan diri dari hotel dan bertemu kembali dengan keluarga mereka masing-masing. Di ending pun diberikan cuplikan 21 bulan setelah kejadian tersebut, Hotel Taj dibangun dan kembali dibuka untuk bisnis serta mengundang para tamu yang selamat dari kejadian tersebut untuk hadir dalam peresmian Hotel Taj itu.

PEMERAN


Untuk Cast & Crew film ini bisa dilihat di sini


KESIMPULAN DAN RATING

Overall film ini sangat saya rekomendasikan untuk kamu yang menyukai film thriller dengan tingkat ketegangan tinggi yang akan membuat kamu lebih sering untuk mengambil nafas.

Dan untuk rating film ini, saya berikan rating


Hotel Guest: “I’m scared.”
Arjun: “We all are. But to get through this we must stick togather

Salam.

Previous Post
Next Post

0 Comments: