Captain Marvel adalah film superhero Amerika Serikat
2019 yang diangkat dari karakter Marvel Comics yaitu Captain Marvel aka Carol
Danvers. Diproduksi oleh Marvel Studios dan didistribusikan oleh Walt Disney
Studios Motion Pictures, menjadikan film ini sebagai film ke-21 di Marvel
Cinematic Universe (MCU).
PROFIL
Judul Film : Captain Marvel
Rilis Perdana :
27 Februari 2019 (London, Britania Raya)
Durasi Bioskop :
123 menit
Sutradara : Anna Boden & Ryan Fleck
Penulis :
Anna Boden, Ryan Fleck, Geneva Robertson-Dworet
Pemeran : Brie Larson, Samuel L. Jackson,
Jude Law
Studio Produksi :
Marvel Studios
Distributor Film :
Walt Disney Studios Motion Pictures
Genre : Action, Adventure, Sci-Fi
SINOPSIS
Mengisahkan Carol Danvers (Brie Larson), seorang
anggota Star Force dari bangsa Kree yang sering mengalami mimpi tentang
hidupnya sebelum tinggal di Planet Hala. Dalam suatu misi, ia terjebak di Bumi
dan tanpa sengaja mengetahui bahwa ia dulunya memiliki kehidupan di Bumi.
REVIEW
(Spoiler Warning) Dari sini hingga seterusnya, tulisan
ini akan mengandung konten-konten spoiler dari film Captain Marvel, tapi bila
kalian fine-fine aja dengan spoiler yah monggo dilanjutin.
Dimulai dengan cuplikan Carol Danvers yang terbangun
dari tidurnya gara-gara mimpi buruk yang ia alami tentang bangsa Skrull yang
menyerang dirinya. Ia lalu membangunkan kawan sekaligus mentornya, Yan-Rogg (Jude
Law) untuk mengajaknya berlatih. Di awal film pun, kita sedikit diperlihatkan
tentang Planet Hala yaitu planet utama peradaban bangsa Kree, bangsanya Ronan
the Accuser (Villian utama di Guardians of the Galaxy).
Carol terbangun gara-gara mimpi buruknya
Captain Marvel adalah film ke-21 di MCU sekaligus film
MCU pertama yang tokoh utamanya adalah superhero wanita. Film ini adalah cara
Marvel Studios memperkenalkan Captain Marvel di dunia MCU dan juga cara agar
Captain Marvel bisa “logis” muncul di Avengers: Endgame.
Menjadi film dengan setting kejadian 1990-an, ada
banyak karakter penting MCU yang kita kenal ditampilkan lebih muda disini. Nick
Fury (Samuel L. Jackson) contohnya. Matanya yang masih berfungsi kedua-duanya
dan kepalanya yang tidak lagi gundul menjadi penampakan yang cukup menarik di
selingan cerita Captain Marvel.
Perawakan Nick Fury dan Phil Coulson muda
Tugas berat diemban Anna Boden & Ryan Fleck (Mississippi
Grind) untuk mengembangkan cerita Captain Marvel berbeda dengan film solo MCU
lainnya. Terbayang-bayang oleh kompetitor dari DCEU yang dengan film solo
Wonder Woman-nya (2017) sukses dalam hal script dan visual hingga berujung
finansial yang menjulang menandingi pendapatan Batman v Superman: Dawn of
Justice (2016).
Dan hasilnya pun tak begitu buruk.
Cerita yang unik dengan kadar komedi yang tidak
berlebihan setidaknya menjadikan Captain Marvel mudah diterima oleh kalangan
fans Marvel sama seperti superhero-superhero Marvel sebelum ini. Menonton film
ini, membawa kita sedikit mundur ke MCU Phase I, karna formula yang
digunakannya pun tak bedah jauh dengan film-film yang ada di Phase I. manusia
biasa yang mencari jati dirinya dan akhirnya menjadi Superhero pembela
kebenaran.
Carol Danvers mendapatkan kekuatannya
Yang membedakan Captain Marvel dengan film solo
superhero lainnya adalah tidak adanya Love Interest/kisah cinta.
Biasanya Love Interest digunakan di film superhero untuk menunjukkan sisi lemah
dari Superhero itu. Spider-Man = MJ, Captain America = Peggy Carter, Iron Man =
Pepper Potts, bahkan seorang Hulk pun di film solonya punya Betty Ross sebagai
pujaan hatinya.
Carol dan Nick Fury berusaha kabur dari Pegasus
Tidak adanya Love Interest menjadikan film ini pure
Superhero yang tidak memiliki ego dalam bertindak. Tidak akan mementingkan
urusan pribadinya dan mengedepankan keadilan. Tapi kelemahan dari tidak adanya
kisah cinta adalah minimnya variasi dalam plot.
Film berjalan begitu lancar seakan tak ada hambatan berarti
yang mengganggu Carol Danvers untuk mengetahui jati dirinya yang akhirnya
membuat film ini gagal dalam pengembangan cerita. Skrull yang menjadi antagonis
meskipun mempunyai waktu tampil yang banyak, tidak begitu mampu meningkatkan
tensi filmnya.
Talos dan anggotanya berhadapan dengan Captain Marvel
Ditambah dengan plot cerita yang ketebak dari awal
karena banyaknya film pendahulu yang menggunakan inti cerita serupa dan ada
beberapa plot hole yang tidak terjawab hingga akhir film menjadikan film
Captain Marvel berjalan biasa saja. Padahal bila studio sedikit lebih berani
mengembangkan ceritanya dengan menggunakan ancaman-ancaman kosmik lebih besar
lagi, saya yakin film ini akan tampil lebih baik.
Ronan hendak menyerang Bumi
Visual effect Captain Marvel tidak memberikan sesuatu
yang baru tapi tetap memukau. Ledakan hingga pertarungan pun terus tampil
menghibur selayaknya film MCU pada umumnya. Yang kurang memuaskan terletak pada
koreografi pertarungannya. Mungkin karena Captain Marvel darisananya memang
sudah Over Power jadi setiap pertarungan yang dia lakukan selalunya
diselesaikan dengan Foton Blast jadi musuhnya pun tidak diberi kesempatan untuk
tampil menyeimbangi Captain Marvel.
Captain Marvel mengalahkan pasukan Skrull seorang diri
Setting 1990-an yang diangkat pun diperkuat dengan
latar tempat yang sesuai, mulai dari bangunan hingga fashion masyarakatnya pun
cocok dengan budaya Amerika Serikat pada masa itu. Penggambaran Nick Fury muda
terbilang sukses dengan CGI yang membuat wajah Samuel L. Jackson jadi lebih remaja
dari perawakan aslinya.
Captain Marvel mencari keberadaan Panco’s Bar di
Internet
Film ini ditutup setelah Carol Danvers mengetahui jati
dirinya yang sebenarnya dan bersumpah untuk mengakhiri perang antara Skrull dan
Kree. Ia pun terbang ke angkasa dan menjadi pelindung galaksi (Bukan Guardians
of the Galaxy yah). Nick Fury kembali ke markas S.H.I.E.L.D. dan ia pun memulai
project “Avenger Initiative” sebagai pasukan pembela bumi dari ancaman dalam
maupun luar Bumi.
PEMERAN
Untuk Cast & Crew film ini bisa dilihat di sini
KESIMPULAN DAN RATING
Overall film ini cocok-cocok aja ditonton untuk melengkapi
pengetahuan tentang dunia Marvel Cinematic Universe dan sebagai intermezzo dari
film Avengers: Endgame yang jadi panggung utama pastinya.
Dan untuk rating film ini, saya berikan rating
“This isn’t about fighting war, it’s about ending them.”
~Mar-Vell~
Salam.
0 Comments: