Jumat, 21 Agustus 2020

2018 || Alur Cerita film A Man Called Ahok - Mengenal lebih dekat dengan Ahok

A Man Called Ahok adalah sebuah film nasional tahun 2018 yang disutradarai oleh Putrama Tuta berdasarkan pada buku A man called #Ahok: sepenggal kisah perjuangan & ketulusan karya Rudi Valinka yang mengisahkan kehidupan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Belitung Timur. Film yang diproduksi oleh The United Team of Art ini diproduseri bersama oleh Ilya Sigma, Emir Hakim, dan Reza Hidayat, dengan bintang utama Daniel Mananta berperan sebagai Ahok dewasa dan Eric Febrian sebagai Ahok remaja. Selain itu, deretan para pemain lain dalam film ini antara lain Danny Sumargo, Chew Kin Wah, Sita Nursanti, Donny Damara, Ferry Salim, Eriska Rein, dan Jill Gladys.


PROFIL FILM

Judul Film                   : A Man Called Ahok
Sutradara                     : Putrama Tuta
Produser                      : Ilya Sigma, Emir Hakim, Reza Hidayat
Skenario                      : Putrama Tuta, Ilya Sigma, Dani Jaka Sembada
Pemeran                      : Daniel Mananta, Eric Febrian, Denny Sumargo
Musik                          : Aghi Narottama, Bemby Gusti
Sinematografi              : Yadi Sugandi
Penyunting                  : Herman Kumala Panca
Perusahaan produksi   : The United Team of Art
Tanggal rilis                : 8 November 2018
Durasi                          : 102 menit
Negara                         : Indonesia


Film ini menceritakan tentang perjalanan hidup Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, di mana ia adalah anak sulung dari lima bersaudara, ayahnya dikenal sebagai orang yang sangat berpengaruh di kampungnya yaitu kampung Gantung, Belitung Timur. Ayahnya bernama Tjung Kim Nam, orang-orang banyak memanggilnya Tauke (bos besar). Tauke dikenal sebagai pengusaha tambang yang dermawan. Ia selalu berusaha membantu orang yang membutuhkan bantuannya, tapi istrinya yaitu Cibun tidak begitu suka dengan sifat Tauke itu karena Tauke kerap membantu orang dengan uang hasil mengutang yang akibatnya Tauke jadi menumpuk banyak utang.

Hingga suatu hari, usaha tambang Tauke sedang surut. Ia kebingungan untuk membayar para karyawannya dan di satu sisi ia berhadapan dengan oknum korup yang berusaha mengambil untung dari memberikan izin usaha ke Tauke. Di malam itu, sepasang suami istri datang ke rumah Tauke untuk meminta pertolongan, karena anak perempuan mereka sedang hamil besar dan segera melahirkan, mereka berharap Tauke bisa meminjamkan sejumlah uang pada mereka. Tapi Tauke tak bisa melakukannya, karena sedang kekurangan uang.

Ternyata diam-diam, Ahok membantu keluarga itu dengan memberikan semua uang tabungannya dan tabungan saudaranya pada mereka. Keluarga itu pun tertolong dan anak perempuan mereka pun bisa melahirkan dengan lancar. Tauke bangga dengan tindakan yang dilakukan Ahok, ia lalu mengajak Ahok dan adiknya untuk memantau pengaspalan jalan di perusahaan mereka. Tapi Tauke menemukan fakta bahwa mandor pengaspalan jalan itu melakukan korupsi uang proyek. Tauke lantas memecat mandor itu di depan mata Ahok dan adiknya.

Beberapa hari kemudian, Tauke dan Ahok mendapat kabar bahwa istri si mandor meninggal dunia. Rupanya si mandor mengorupsi uang proyek untuk membiayai pengobatan istrinya. Tauke lalu meminta Ahok untuk menjadi dokter, biar orang-orang di kampung Gantung bisa mendapatkan pengobatan Ahok.

Beberapa tahun kemudian. Ahok kembali ke gantung setelah memutuskan untuk berhenti kuliah kedokteran karena ia ingin membantu usaha ayahnya. Dibantu sahabatnya yaitu Musyono, Ahok berusaha mengambil kebijakan untuk melawan para oknum korup yang terus-terusan berusaha mengambil untung dari surat perizinan usaha. Tapi Tauke tidak suka dengan tindakannya Ahok karena tindakan Ahok itu membuat para karyawan tambang berhenti bekerja untuk sementara waktu. Ahok lalu memutuskan untuk melanjutkan studinya agar ia bisa berguna bagi ayahnya.

Di lain sisi, Tauke sedang sakit keras, ia sering pergi ke kota untuk berobat, dan meninggalkan anak bungsunya yaitu Frans bersama pembantunya di rumah. Suatu hari Frans mengalami kecelakaan motor yang berujung merenggut nyawanya, Tauke sangat terpukul dengan kematian Frans. Dua tahun berselang, Ahok sudah menyelesaikan studinya, ia kembali ke Gantung untuk menemui ayahnya, ayahnya berharap Ahok mau melanjutkan usaha tambangnya tapi Ahok justru memilih bekerja sebagai karyawan di Jakarta. Tauke tidak bisa apa-apa dengan keputusan Ahok, Tauke lalu menutup usaha tambangnya dan menyatakan gulung tikar dari usaha tambang.

Kondisi Tauke semakin memburuk, ia bahkan sempat pingsan saat sedang membagikan uang pesangon ke karyawannya, rupanya Tauke dinyatakan positif kanker dan umurnya tidak lama lagi. Tauke lalu memanggil semua anaknya kembali ke rumah untuk makan bersama, untuk mengucap syukur dan terima kasih kepada mereka. Tauke pun meninggal dunia.

Ahok keluar dari pekerjaannya di Jakarta dan memilih membuka usaha tambang timah, sama seperti ayahnya. Suatu hari, oknum korup mendatanginya dan meminta sejumlah uang pada Ahok kalau mau mendapatkan surat izin usaha darinya. Ahok lalu teringat perkataan ayahnya bahwa satu-satunya orang yang bisa memberantas oknum-oknum korup itu adalah para penguasa yang jujur, penguasa yang rela berkorban demi kepentingan rakyat. Ahok lalu mengambil keputusan dengan mendaftarkan dirinya untuk maju menjadi anggota DPR-D Belitung Timur agar ia bisa menyalurkan aspirasinya langsung ke pemerintahan.

Ahok pun terpilih jadi anggota DPR-D Belitung Timur tapi suaranya tak bisa berpengaruh dalam perubahan sistem pemerintahan karena hanya dia sendiri yang menyuarakan suara rakyat dengan sebenar-benarnya. Ahok lalu memutuskan untuk mendaftarkan dirinya maju menjadi bupati Belitung Timur karena dengan begitu dia bisa mengubah secara langsung sistem pemerintahan yang sudah bobrok itu.

Ahok melakukan kampanye dimana-mana dan mulai memiliki banyak suara dari masyarakat, tapi sejumlah masyarakat tidak menyukai Ahok sebagai bupati karena mereka tidak mau dipimpin oleh Bupati dari golongan China. Pemilu pun dilakukan, dan Ahok memenangkan suara. Ahok pun menjadi bupati di Belitung Timur.

Film di akhiri dengan kejadian di tahun 2017, di mana Ahok dipidana penjara dengan tuduhan penistaan agama. Ahok lalu menuliskan surat untuk menenangkan demonstran yang tidak setuju Ahok dipenjara kepada istrinya. Film ditutup dengan adegan Ahok kembali masuk ke dalam penjara.

***

“Aku tidak takut kalah, aku takut jika aku salah.”
~Ahok~


Salam.

Previous Post
Next Post

0 Comments: