Dua Garis Biru
adalah sebuah film drama remaja Indonesia tahun 2019 yang disutradarai oleh
Gina S. Noer dan diproduksi oleh Starvision Plus.Film tersebut dibintangi oleh
Angga Aldi Yunanda, Adhisty Zara, Lulu Tobing, Cut Mini Theo, Dwi Sasono,
Arswendi Nasution, Rachel Amanda, Ariella Calista Ichwan, dan Cindy Hapsari
Maharani Pujiantoro Putri. Film ini mengangkat tema kehamilan remaja.
PROFIL FILM
- Judul Film : Dua Garis Biru
- Sutradara : Gina S. Noer
- Produser : Chand Parwez Servia, Fiaz Servia
- Penulis : Gina S. Noer
- Pemeran : Angga Yunanda, Adhisty Zara, Lulu Tobing
- Musik : Andhika Triyadi
- Sinematografi : Padri Nadeak
- Penyunting : Aline Jusria
- Perusahaan produksi : Kharisma StarVision Plus, Wahana Kreator Nusantara
- Distributor : Kharisma StarVision Plus, iflix Originals, Viu Originals
- Tanggal rilis : 27 Juni 2019 (Penayangan khusus)
- Durasi : 113 menit
- Negara : Indonesia
Film ini berkisah
tentang Bima dan Dara, siswa SMA yang sedang dimabuk kasih. Segala sesuatunya
selalu mereka lakukan bersama-sama. Suatu hari, sepulang sekolah Bima
berkunjung ke rumah Dara di saat rumah Dara sedang sepi. Dara mengajak Bima
masuk ke kamarnya dan hal yang tak diinginkan pun terjadi di antara mereka.
Setelah hari itu,
Dara berusaha menghindari Bima tapi Bima tidak menyerah begitu saja. Dengan
sedikit gombalan akhirnya hubungan mereka kembali membaik. Malam harinya, Dara
tiba-tiba mual-mual setelah memakan kerang bersama Bima dan teman-temannya. Dara
merasa curiga dengan tubuhnya sendiri, karena ia sudah lama tidak datang bulan.
Keesokan harinya,
Bima dan Dara mencoba mencari tahu apakah Dara benar-benar hamil atau tidak.
Dan setelah dicek, Dara positif hamil. Di saat itu juga, Bima berusaha
menghindari Dara entah itu di sekolah atau di mana pun. Bahkan saat Dara
mengejarnya hingga parkiran, Bima sampai-sampai meninggalkan motornya di
sekolah dan pulang menaiki bajaj.
Di rumah, Bima
mengurung dirinya dan menyalahkan dirinya atas apa yang dialami Dara. Ayahnya
datang dan menasihati Bima untuk meminta maaf pada Dara karena sudah lancang
meninggalkan Dara begitu saja di sekolah. Bima pun lekas datang ke rumah Dara
dan meminta maaf, tapi Dara tidak peduli lagi. Dia sudah memutuskan untuk
menggugurkan kandungannya itu.
Besoknya, Bima
mendatangi Pong, pemain ondel-ondel di dekat rumahnya. Bima meminta bantuan
sejumlah uang pada Pong untuk membayar biaya aborsinya Dara. Setelah menerima
uang dari Pong, Bima dan Dara segera pergi ke tempat aborsi. Di sana, mereka
sempat membeli jus strawberry dulu. Ketika melihat strawberry itu diblender,
Dara teringat bahwa ukuran janin di dalam perutnya sekarang seukuran dengan
buah strawberry. Dara tidak tega menggugurkan janinnya dan akhirnya memilih
untuk tidak jadi melakukan aborsi.
Semuanya berjalan
baik-baik saja pada awalnya, Dara menyembunyikan kehamilannya itu dengan
terus-terusan mengenakan jaket saat di sekolah. Tapi tiba-tiba insiden, bola
basket mengenai kepalanya Dara. Seketika Dara mengalami sakit di daerah
perutnya dan dilarikan ke UKS. Orang tua Bima dan Dara dipanggil ke sekolah dan
akhirnya mengetahui bahwa Dara hamil. Orang tuanya Dara hendak menghajar Bima
tapi dihalang oleh ibunya Bima. Ibunya Dara sudah terlanjur kecewa pada Dara,
ia pun mengusir Dara dari rumah dan menyuruh Dara tinggal dengan keluarganya
Bima.
Ayah dan ibunya
Bima terpaksa menerima Dara karena kasihan pada Dara. Walau bukan anak
kandungnya, Ayah dan ibunya Bima tetap menjaga Dara selayaknya anak mereka
sendiri. Mereka sempat pergi ke dokter untuk memeriksa kandungannya Dara dan
dokter mengatakan bahwa potensi Dara mengalami keguguran sangat tinggi dan Bima
harus terus berada di sisinya untuk memberi semangat Dara dan tidak membuatnya
stres.
Beberapa hari
berlalu, ayah dan ibunya Dara datang ke rumahnya Bima untuk menjemput Dara. Setelah
kembali ke rumah, orang tuanya Dara ternyata sudah berencana untuk menyerahkan
bayinya Dara nanti pada pamannya Dara yaitu paman Adi yang tidak memiliki anak.
Keluarganya Bima tidak setuju dengan hal itu dan berusaha menentangnya dengan
menikahkan Bima dan Dara. Malam harinya, kakaknya Bima yang bernama Dewi pulang
dari Bandung, ia memarahi Bima karena gara-gara Bima, dirinya terancam batal
nikah.
Keesokan harinya,
keluarganya Bima bersandang ke rumahnya Dara dengan niatan melamar Dara. Karena
melihat inilah satu-satunya jalan, Bima dan Dara pun akhirnya menikah. Bima
kini tinggal di rumahnya Dara, di selang sekolahnya, Bima bekerja di rumah
makan milik ayahnya Dara sebagai pelayan.
Suatu malam, Bima
dan Dara bertengkar karena Bima ketahuan sering bolos dari sekolah dan banyak
menghabiskan waktunya bekerja di rumah makan ayahnya Dara. Bima melakukannya
karena ia sedang mengumpulkan uang untuk bisa hidup bersama-sama dengan Dara
nanti, tapi Dara mau Bima tetap bersekolah biar bisa menjadi ayah yang
berpendidikan dan dapat pekerjaan yang lebih layak nanti. Akhirnya Bima kembali
ke rumahnya setelah di hubungi oleh ibunya.
Dara sudah hamil
besar, dan tanggal kelahiran bayinya sudah semakin dekat. Paman Adi datang ke
rumahnya Dara untuk membicarakan tentang anaknya Bima dan Dara yang akan diasuh
oleh paman Adi dan istrinya. Bima tetap tidak setuju dengan keputusan itu tapi
dia tidak bisa berbuat banyak karena itulah yang terbaik buat mereka saat ini. Keluarganya
Bima datang ke rumahnya Dara untuk membicarakan hubungan antara Bima dan Dara.
Keluarganya Dara sudah memutuskan untuk menceraikan Bima dan Dara karena Dara
akan kembali melanjutkan studinya di Korea selepas melahirkan. Ibunya Bima
tidak setuju dengan keputusan itu, ia juga menyayangkan keputusan keluarganya
Dara menyerahkan bayinya pada Paman Adi dan istrinya. Melalui Bima, ibunya Bima
berharap Dara bisa berubah pikiran dan mau menyerahkan bayinya Dara pada
keluarganya Bima karena mereka sanggup menghidupinya.
Tanggal kelahiran
telah tiba dan Dara ditemani ibunya dan Bima berjuang mati-matian di ruang
persalinan. Bayinya berhasil lahir tapi terjadi pendarahan di rahimnya Dara.
Opsi yang harus diambil adalah operasi pengangkatan rahim dengan konsekuensi Dara
tidak bisa hamil lagi. Bima terpaksa menyetujui operasi itu karena nyawanya
Dara taruhannya. Dara akhirnya selamat dan bayinya lahir dengan sehat.
Setelah berdiskusi
sejenak, akhirnya keluarganya Dara setuju menyerahkan bayinya pada keluarganya
Bima. Setelah sembuh dari operasi, Dara lalu berpamitan dengan Bima dan pergi
ke Korea. Bima pun pulang ke rumah dengan membawa bayi mereka.
“Jalan
Buntu, Putar Balik.”
~Google Map~
Salam.
0 Comments: