Jumat, 28 Agustus 2020

2019 || Alur Cerita Film Dua Garis Biru - MAKANYA PAKAI ANU!

Dua Garis Biru adalah sebuah film drama remaja Indonesia tahun 2019 yang disutradarai oleh Gina S. Noer dan diproduksi oleh Starvision Plus.Film tersebut dibintangi oleh Angga Aldi Yunanda, Adhisty Zara, Lulu Tobing, Cut Mini Theo, Dwi Sasono, Arswendi Nasution, Rachel Amanda, Ariella Calista Ichwan, dan Cindy Hapsari Maharani Pujiantoro Putri. Film ini mengangkat tema kehamilan remaja.

 

PROFIL FILM


  • Judul Film                   : Dua Garis Biru
  • Sutradara                     : Gina S. Noer
  • Produser                      : Chand Parwez Servia, Fiaz Servia
  • Penulis                         : Gina S. Noer
  • Pemeran                      : Angga Yunanda, Adhisty Zara, Lulu Tobing
  • Musik                          : Andhika Triyadi
  • Sinematografi              : Padri Nadeak
  • Penyunting                  : Aline Jusria
  • Perusahaan produksi   : Kharisma StarVision Plus, Wahana Kreator Nusantara
  • Distributor                   : Kharisma StarVision Plus, iflix Originals, Viu Originals
  • Tanggal rilis                : 27 Juni 2019 (Penayangan khusus)
  • Durasi                          : 113 menit
  • Negara                         : Indonesia

 

Film ini berkisah tentang Bima dan Dara, siswa SMA yang sedang dimabuk kasih. Segala sesuatunya selalu mereka lakukan bersama-sama. Suatu hari, sepulang sekolah Bima berkunjung ke rumah Dara di saat rumah Dara sedang sepi. Dara mengajak Bima masuk ke kamarnya dan hal yang tak diinginkan pun terjadi di antara mereka.

Setelah hari itu, Dara berusaha menghindari Bima tapi Bima tidak menyerah begitu saja. Dengan sedikit gombalan akhirnya hubungan mereka kembali membaik. Malam harinya, Dara tiba-tiba mual-mual setelah memakan kerang bersama Bima dan teman-temannya. Dara merasa curiga dengan tubuhnya sendiri, karena ia sudah lama tidak datang bulan.

Keesokan harinya, Bima dan Dara mencoba mencari tahu apakah Dara benar-benar hamil atau tidak. Dan setelah dicek, Dara positif hamil. Di saat itu juga, Bima berusaha menghindari Dara entah itu di sekolah atau di mana pun. Bahkan saat Dara mengejarnya hingga parkiran, Bima sampai-sampai meninggalkan motornya di sekolah dan pulang menaiki bajaj.

Di rumah, Bima mengurung dirinya dan menyalahkan dirinya atas apa yang dialami Dara. Ayahnya datang dan menasihati Bima untuk meminta maaf pada Dara karena sudah lancang meninggalkan Dara begitu saja di sekolah. Bima pun lekas datang ke rumah Dara dan meminta maaf, tapi Dara tidak peduli lagi. Dia sudah memutuskan untuk menggugurkan kandungannya itu.

Besoknya, Bima mendatangi Pong, pemain ondel-ondel di dekat rumahnya. Bima meminta bantuan sejumlah uang pada Pong untuk membayar biaya aborsinya Dara. Setelah menerima uang dari Pong, Bima dan Dara segera pergi ke tempat aborsi. Di sana, mereka sempat membeli jus strawberry dulu. Ketika melihat strawberry itu diblender, Dara teringat bahwa ukuran janin di dalam perutnya sekarang seukuran dengan buah strawberry. Dara tidak tega menggugurkan janinnya dan akhirnya memilih untuk tidak jadi melakukan aborsi.

Semuanya berjalan baik-baik saja pada awalnya, Dara menyembunyikan kehamilannya itu dengan terus-terusan mengenakan jaket saat di sekolah. Tapi tiba-tiba insiden, bola basket mengenai kepalanya Dara. Seketika Dara mengalami sakit di daerah perutnya dan dilarikan ke UKS. Orang tua Bima dan Dara dipanggil ke sekolah dan akhirnya mengetahui bahwa Dara hamil. Orang tuanya Dara hendak menghajar Bima tapi dihalang oleh ibunya Bima. Ibunya Dara sudah terlanjur kecewa pada Dara, ia pun mengusir Dara dari rumah dan menyuruh Dara tinggal dengan keluarganya Bima.

Ayah dan ibunya Bima terpaksa menerima Dara karena kasihan pada Dara. Walau bukan anak kandungnya, Ayah dan ibunya Bima tetap menjaga Dara selayaknya anak mereka sendiri. Mereka sempat pergi ke dokter untuk memeriksa kandungannya Dara dan dokter mengatakan bahwa potensi Dara mengalami keguguran sangat tinggi dan Bima harus terus berada di sisinya untuk memberi semangat Dara dan tidak membuatnya stres.

Beberapa hari berlalu, ayah dan ibunya Dara datang ke rumahnya Bima untuk menjemput Dara. Setelah kembali ke rumah, orang tuanya Dara ternyata sudah berencana untuk menyerahkan bayinya Dara nanti pada pamannya Dara yaitu paman Adi yang tidak memiliki anak. Keluarganya Bima tidak setuju dengan hal itu dan berusaha menentangnya dengan menikahkan Bima dan Dara. Malam harinya, kakaknya Bima yang bernama Dewi pulang dari Bandung, ia memarahi Bima karena gara-gara Bima, dirinya terancam batal nikah.

Keesokan harinya, keluarganya Bima bersandang ke rumahnya Dara dengan niatan melamar Dara. Karena melihat inilah satu-satunya jalan, Bima dan Dara pun akhirnya menikah. Bima kini tinggal di rumahnya Dara, di selang sekolahnya, Bima bekerja di rumah makan milik ayahnya Dara sebagai pelayan.

Suatu malam, Bima dan Dara bertengkar karena Bima ketahuan sering bolos dari sekolah dan banyak menghabiskan waktunya bekerja di rumah makan ayahnya Dara. Bima melakukannya karena ia sedang mengumpulkan uang untuk bisa hidup bersama-sama dengan Dara nanti, tapi Dara mau Bima tetap bersekolah biar bisa menjadi ayah yang berpendidikan dan dapat pekerjaan yang lebih layak nanti. Akhirnya Bima kembali ke rumahnya setelah di hubungi oleh ibunya.

Dara sudah hamil besar, dan tanggal kelahiran bayinya sudah semakin dekat. Paman Adi datang ke rumahnya Dara untuk membicarakan tentang anaknya Bima dan Dara yang akan diasuh oleh paman Adi dan istrinya. Bima tetap tidak setuju dengan keputusan itu tapi dia tidak bisa berbuat banyak karena itulah yang terbaik buat mereka saat ini. Keluarganya Bima datang ke rumahnya Dara untuk membicarakan hubungan antara Bima dan Dara. Keluarganya Dara sudah memutuskan untuk menceraikan Bima dan Dara karena Dara akan kembali melanjutkan studinya di Korea selepas melahirkan. Ibunya Bima tidak setuju dengan keputusan itu, ia juga menyayangkan keputusan keluarganya Dara menyerahkan bayinya pada Paman Adi dan istrinya. Melalui Bima, ibunya Bima berharap Dara bisa berubah pikiran dan mau menyerahkan bayinya Dara pada keluarganya Bima karena mereka sanggup menghidupinya.

Tanggal kelahiran telah tiba dan Dara ditemani ibunya dan Bima berjuang mati-matian di ruang persalinan. Bayinya berhasil lahir tapi terjadi pendarahan di rahimnya Dara. Opsi yang harus diambil adalah operasi pengangkatan rahim dengan konsekuensi Dara tidak bisa hamil lagi. Bima terpaksa menyetujui operasi itu karena nyawanya Dara taruhannya. Dara akhirnya selamat dan bayinya lahir dengan sehat.

Setelah berdiskusi sejenak, akhirnya keluarganya Dara setuju menyerahkan bayinya pada keluarganya Bima. Setelah sembuh dari operasi, Dara lalu berpamitan dengan Bima dan pergi ke Korea. Bima pun pulang ke rumah dengan membawa bayi mereka.

 

“Jalan Buntu, Putar Balik.”

~Google Map~

 

Salam.       

Previous Post
Next Post

0 Comments: