Senin, 12 Juli 2021

Penjelasan Ending 'Arrival'

Konsep tentang luar angkasa pada dasarnya sangat rumit. Dalam film seperti Ad Astra, 2001 A Space Odysse, dan Interstellar dimana aturan tentang ruang angkasa terus dipertanyakan. Tapi ada satu elemen yang selalu menjadi fokus di setiap film tentang luar angkasa yakni waktu. Entah film tentang astronot yang terjun ke wilayah kosmos yang belum dipetakan, atau sekedar melakukan ekspedisi ke bulan, satu hal yang pasti bahwa waktu berfungsi secara berbeda di ruang angkasa.

Drama Sci-Fi tahun 2016 karya Denis Villeneuve yakni Arrival membawa studi waktu ke tingkat yang lebih baru lagi. Mengadaptasi cerita pendek Ted Chiang berjudul “Story of Your Life”, Villenueve dan penulis skenario Eric Heisserer menganggap film ini sebagai kesempatan mereka mengemukakan makhluk apa yang mungkin bisa mengajari kita tentang waktu, jawabannya adalah makhluk luar angkasa. Dengan menggunakan struktur naratif abstrak yang halus, mereka mempertimbangkan apa perbedaan antara bagaimana kita diajarkan untuk berpikir tentang waktu dan bagaimana hal itu benar-benar terjadi.

Arrival dimulai dengan berita bahwa ada 12 pesawat alien yang tiba-tiba muncul di Bumi. Ahli bahasa terhormat yakni Louise Banks yang diperankan Amy Adams direkrut oleh militer Amerika Serikat untuk mengunjungi salah satu lokasi pendaratan pesawat alien dan berusaha berkomunikasi dengan makhluk luar angkasa yang ada di pesawat alien itu. Dia bekerja sama dengan fisikawan bernama Ian Donnelly yang diperankan Jeremy Renner sang Hawkeye, untuk meneliti bahasa makhluk yang kemudian dipanggil sebagai “Heptapod”. Heptapod berkomunikasi menggunakan zat tinta yang mereka tempelkan di kaca pesawat luar angkasa mereka.

Di akhir film, Louise telah menggunakan keahliannya untuk berhasil menguasai kosakata alien, dan dia membagikan kunci bahasa yang dia buat pada kelompok ilmuwan dan negara dimana pesawat luar angkasa yang lain mendarat. Tetapi ketika China dengan tim ahli bahasa mereka berhasil menafsirkan kata dari Heptapod yang berbunyi ancaman, otoritas China lalu memutuskan hubungan informasi mereka dengan negara lain yang kemudian mulai banyak diikuti oleh negara-negara lain juga.

Situasi berada di luar kendali. China mengeluarkan peringatan kepada Heptapod berisi ultimatum apabila Heptapod tidak pergi dari wilayah China, maka China akan menghancurkan kapal Heptapod. Para pemimpin negara lain, mulai melakukan inisiasi yang sama dengan China. Kondisi itu sangat buruk, karena Ian menganggap, setiap negara harus saling terbuka dan saling berbagi informasi agar setiap bagian komunikasi dari si alien dapat disatukan untuk mengungkapkan pesan lengkap dari Heptapod.

Louise tahu bahwa sangat penting bagi penduduk Bumi untuk tetap melanjutkan hubungan mereka dengan Heptapod. Itu karena siapapun yang berkomunikasi langsung dan memahami bahasa Heptapod tidak bisa lagi melihat waktu secara linier. Itu lah yang terjadi pada Louise bahwa dari setiap kenangan anaknya yang ia lihat selama ini, rupanya itu bukanlah kenangan dari masa lalu melainkan penglihatan dari masa depan. Terungkap juga bahwa nanti Louise akan menikah dengan Ian, dan Ian akan meninggalkan Louise karena selama ini Louise merahasiakan kemampuannya dalam melihat masa depan.

Meskipun demikian, Louise tidak mengubah masa depannya. Dia tetap memastikan bahwa manusia dan alien harus terus hidup berdampingan dengan memberi tahu Jenderal tertinggi China yakni Jenderal Chang kata-kata terakhir Istrinya yang kemudian membuat Jenderal Chang percaya dengan perkataan Louise dan membatalkan rencana China menyerang pesawat luar angkasanya Heptapod. Setelah itu Louise melanjutkan hidup seperti yang sudah ia ketahui. Ia menikah dengan Ian, punya anak yang kemudian diberi nama Hannah, dan Hannah meninggal di usia belia karena kanker.

Untuk benar-benar memahami kompleksitas waktu di film ini, pertama kita harus terbiasa dengan Sapir-Whorf Hypothesis, yang dikemukakan Ian pada scene pertamanya di film ini. Dikemukakan pertama kali oleh Edward Sapir pada tahun 1929, teori itu menunjukkan bahwa ada hubungan kuat antara bahasa, budaya, dan pikiran seorang penutur dalam membentuk pengalaman kita tentang dunia. Ini memanifestasikan dirinya dengan cara yang jelas dan halus dalam masyarakat kita. Salah satu contohnya bisa kita liat pada kategorisasi profesi berdasarkan gender, misalnya perbedaan antara aktor dan aktris yang kemudian menginformasikan cara kita memandang pria dan wanita secara berbeda.

Namun dalam Arrival, Sapir-Whorf Hypothesis diberi arti yang baru. Sebelum Louise sepenuhnya memahami bahasa alien, dia diberi petunjuk tentang pikirannya yang kerap memunculkan suatu kenangan. Semakin dekat dia memahami Heptapod, semakin banyak penglihatan yang dia miliki tentang Hannah. Dan di akhir film, Louise diberi tahu bahwa anak yang ada di kepalanya itu adalah anaknya dari masa depan, yang kemudian menjadi bukti bahwa otak Louise telah diperbaiki seiring ia mengetahui bahasa alien.

Tapi bukan tugas Heptapod untuk mengendalikan masa depan. Mereka bertindak sebagai entitas yang maha tahu dimana mereka memberikan manusia alat untuk melihat masa depan. Tentu saja, ini menimbulkan banyak pertanyaan filosofis. Apakah bahasa baru ini membuktikan keberadaan takdir? Atau apakah itu hanya mendorong sudut pandang eksistensial?

Jawabannya tergolong rumit sebenarnya. Pada akhirnya, kesimpulannya bisa keduanya. Meskipun tidak ada scene dalam film Arrival yang bertentangan dengan ramalan yang dimiliki oleh Louise tapi semuanya pada akhirnya adalah pilihannya Louise. Seperti ketika Ian melamar Louise, Louise bisa saja menolak lamaran Ian sehingga ia tak perlu melahirkan Hannah dan menerima kenangan-kenangan pahit yang ia tahu akan ia alami di masa depan. Dia menerima lamaran Ian karena ia ingin masa lalu berjalan seperti yang dia ketahui. Kedua pilihan ini dibuat secara independen, hanya dengan pengetahuan yang lebih besar karena sudah melihat masa depan sebelumnya.

Tidak pernah sepenuhnya dijelaskan kenapa Heptapod ingin datang ke Bumi dan memberikan bahasa atau alat penglihat masa depan ini ke umat manusia, tetapi kemungkinan mereka tahu bahwa alat ini akan membuat dunia menjadi lebih baik. Ketika berbicara tentang makhluk eksistensial seperti manusia, kita membutuhkan semua yang kita dapatkan dalam setiap keputusan yang kita ambil. Dan jika kita tahu sesuatu akan menjadi hal yang benar, kita pasti akan melakukannya. Dan ketika tahu bahwa tindakan kita akan berakhir buruk, kita bisa menghindarinya atau tetap menjalankannya yang kemudian membuktikan ketekunan cinta, kerapuhan, dan semua hal yang menjadikan kita manusia.
Previous Post
Next Post

0 Comments: