X-Men: Dark Phoenix adalah film superhero Amerika
Serikat tahun 2019 yang didasarkan pada karakter Marvel Comics yakni X-Men, diproduksi
oleh 20th Century Fox dan didistribusikan oleh Walt Disney Studios
Motion Pictures. Film ini adalah seri ke-12 film layar lebar dari karakter
X-Men, sekuel langsung film X-Men: Apocalypse (2016) dan film ke-7 dari
franchise utama X-Men.
PROFIL
Judul Film :
X-Men: Dark Phoenix
Tanggal Rilis :
14 Juni 2019 (Indonesia)
Sutradara :
Simon Kinberg
Penulis :
Simon Kinberg
Pemeran :
James McAvoy, Michael Fassbender, Jennifer Lawrence
Studio :
20th Century Fox
Genre :
Action, Adventure, Sci-Fi
SINOPSIS
Film ini berkisah tentang Jean Grey (Sophie Turner) yang
menyerap kekuatan kosmik misterius yang memberikannya kekuatan luar biasa. Jean
yang masih remaja kesulitan mengendalikan kekuatan itu dan akhirnya menyebabkan
kerusakan dimana-mana. X-Men pun berusaha menghentikan Jean dan mengembalikan
kondisinya seperti semula.
REVIEW
(Spoiler Warning) Dari sini hingga seterusnya, tulisan
ini akan mengandung konten-konten spoiler dari film X-Men: Dark Phoenix, tapi
bila kalian fine-fine aja dengan spoiler yah monggo dilanjutin.)
Bermula dari kisah Jean Grey semasa kecil (Summer
Fontana), saat itu tanpa sengaja Jean membunuh orang tuanya menggunakan
kekuatan telekinesis. Mengetahui potensi luar biasa yang dimiliki oleh Jean,
Charles Xavier (James McAvoy) mengajak Jean untuk ikut dengannya ke Xavier’s
School agar Charles bisa membimbing Jean untuk menggunakan kekuatannya di jalan
yang benar.
Sesuai judulnya, Dark Phoenix mengambil fokus pada
Jean Grey, seorang mutan dengan bakat luar biasa melebihi kemampuan mutan pada
umumnya. Itulah mengapa kita diberikan sedikit penggambaran masa lalu Jean dan
bagaimana Jean melewati masa krisisnya saat masih kecil.
Gaya penceritaan seperti ini sebenarnya sudah sering
dilakukan oleh banyak sineas-sineas Hollywood yang adegan ini kemudian akan
menjadi penolong saat masa-masa krisis di ending nanti. Untuk sebuah film
pamungkas seri X-Men, film ini seakan malas untuk membuat cerita yang lebih
menarik.
Berbicara mengenai plot ceritanya, hal yang saya sukai
dari X-Men: Dark Phoenix adalah bagaiamana dia berani untuk tampil beda dengan
film X-Men sebelumnya. Maksudnya begini, dari X-Men (2000) hingga X-Men: Days
of Future Past (2014), permasalahan utama yang diangkat selalu tentang Mutan Vs
Manusia.
Ceritanya baru mulai berbeda semenjak X-Men:
Apocalypse (2016) dan akhirnya dikembangkan kembali di X-Men: Dark Pheonix
(2019). Saya curiga sebenarnya 20th Century Fox memiliki plan untuk
mulai memasukkan X-Men ke level kosmik hingga lawannya bukan manusia lagi, tapi
tentunya plan tersebut harus dikubur dalam-dalam karena 20th Century
Fox telah resmi diakusisi oleh Disney.
Yang saya benci dari plot cerita film ini adalah
bagaimana film ini gagal membuat Jean Grey tampil menakutkan. Karena dari awal
sampai akhir film saya merasa tidak terancam dengan kekuatan Dark Phoenix.
Kekuatan maha dahsyatnya itu seperti tidak bisa banyak membantu untuk
memberikan kesan menakutkan.
Ditambah dengan villain lain yang ceritanya ingin
memanfaatkan Dark Phoenix untuk menghancurkan Bumi, justru menurut saya plot
cerita ini sangat dipaksakan. Seandainya saja, Simon Kinberg benar-benar fokus
membangun karakter Dark Phoenix agar memberikan ancaman sungguhan bagi dunia,
pasti film ini bisa tampil jauh lebih baik dari film X-Men: Days of Future Past
yang menurut saya adalah film X-Men terbaik sejauh ini.
Di film ini, hal yang paling bisa dibanggakan adalah
acting dari para aktor dan artis nya. Sophie Turner dan Jessica Chastain yang
berperan sebagai Jean Grey dan Vuk (Alien yang ingin menguasai Bumi) menurut
saya adalah yang paling baik dalam segi ekspresi dan pendalaman karakter. Yang
satunya tampil gahar, dan satunya kalem tapi mengancam.
Bukan berarti James McAvoy dan Jennifer Lawrence serta
aktor dan artis lainnya tampil buruk, hanya saja menurut saya mereka semua
tidak berada pada performa terbaiknya. Diperparah dengan pengembangan karakter
yang berantakan atau bahkan tidak diniatkan sehingga karakter tersebut terkesan
mudah dilupakan.
Sebagai sebuah film superhero, tentu tidak bisa lepas
dengan adegan action dengan daya ledak tinggi yang memukai. Beruntungnya,
X-Men: Dark Phoenix mengerti hal itu. Action di film ini tersusun dengan rapi,
koreografi pertarungannya pun menarik dan sukses membuat saya terhibur.
Yang saya sayangkan pada visualisasi ceritanya hanya
pada bagaimana film ini gagal mengeksekusi adegan emosionalnya. Adegan yang
seharusnya menyedihkan seakan-akan berjalan leggowo atau biasa saja. Ada
karakter penting yang mati, yang sudah kita kenal sejak lama tapi entah kenapa
kematiannya tidak memberikan kesan sedih sama sekali. Biasa aja.
Film ini pun ditutup dengan Jean Grey (Sophie Turner) yang
memutuskan bergabung sepenuhnya dengan Phoenix dan terbang ke angkasa agar
Phoenix tidak memberikan ancaman bagi Bumi lagi. Ending yang sejujurnya biasa
saja bagi saya. Kalau memang ingin menjadikan ending ini sebagai ending
franchise X-Men, seharusnya Jean Grey sudah di build memang karakternya semenjak
X-Men: Apocalypse, sehingga kita bisa memberikan simpati pada dia.
PEMERAN
Untuk Cast & Crew film ini bisa dilihat di sini:
KESIMPULAN DAN RATING
Overall, film ini cocok buat kamu penggemar berat
X-Men yang sudah setia nonton dari tahun 2000 hingga sekarang dan pantas juga
ditonton buat kamu yang haus dengan action-action mantap ala superhero Marvel.
Dan untuk rating film ini, saya berikan rating
“The mind is a fragile thing. It takes only the
slightest tap to tip it in the wrong direction.”
~Professor X/Charles Xavier~
Salam.
0 Comments: