Men in Black: International adalah film fiksi ilmiah
Amerika Serikat tahun 2019 yang disutradari oleh F. Gary Gray dan ditulis oleh
Art Marcum dan Matt Holloway. Film ini adalah spin-off dari trilogy film Men in
Black yang didasarkan pada komik Malibu yang berjudul sama karangan Lowell
Cunningham.
PROFIL
Judul Film : Men in Black: International
Tanggal Rilis : 19 Juni 2019 (Indonesia)
Durasi :
115 menit
Sutradara : F. Gary Gray
Penulis : Art Marcum, Matt Holloway
Pemeran : Chris Hemsworth, Tessa Thompson,
Liam Neeson
Studio Produksi :
Columbia Pictures
Distributor Film :
Sony Pictures Releasing
Genre : Action, Adventure, Comedy, Sci-Fi
SINOPSIS
Film ini berkisah tentang Agent M (Tessa Thompson),
seorang rekruitmen baru dari Men in Black yang bekerjasama dengan Agent H (Chris
Hemsworth) untuk menyelesaikan kasus kematian Vungus, seorang bangsawan alien. Bergulirnya
kasus ini justru mengarahkan mereka pada fakta bahwa ada mata-mata di Men in
Black.
REVIEW
(Spoiler Warning) Dari sini hingga seterusnya, tulisan
ini akan mengandung konten-konten spoiler dari film Men in Black: International,
tapi bila kalian fine-fine aja dengan spoiler yah monggo dilanjutin.)
Film dimulai dengan scene flashback pada kejadian
2016, dimana Agent H (Chris Hemsworth) dan Agent High T (Liam Neeson) mengalahkan
Hive, alien jahat yang ingin menghancurkan dunia. Kejadian tersebut kemudian menjadikan
mereka sebagai legenda di Men in Black.
Agent H & Agent High T berhasil mengalahkan Hive
Sebagai film spin-off dari trilogy film Men in Black, MIB:
International berusaha untuk membangun ceritanya dari awal lagi. Sebuah langkah
yang tepat dilakukan oleh F. Gary Gray (The Fate of the Furious) karena dengan
begitu, kita tidak perlu terbayang-bayang dengan sosok Agent J (Will Smith) dan
Agent K (Tommy Lee Jones) yang ikonis itu.
Lukisan Agent MIB yang berhasil menyelamatkan dunia
F. Gary Gray seakan berusaha mengatakan pada dunia
bahwa,
“Men in Black itu bukan hanya ada mereka berdua saja! Tapi
masih banyak agent lain kok yang sama hebatnya seperti mereka!”
Saya sendiri menonton film ini sebagai orang yang
sebelumnya tidak pernah menonton trilogy film Men in Black satu kalipun. Dan terasa
curang bagi saya bila saya berani me-review film MIB: International tanpa
menonton trilogy film pendahulunya.
Maka setelah nonton film MIB: International, saya
langsung menonton film Men in Black (1997) yang katanya seri MIB terbaik dari
trilogy nya. Dan bila saya boleh jujur, saya lebih menyukai MIB: International
daripada Men in Black (1997).
Bukan hanya unggul dalam segi visualisasinya saja,
MIB: International pun unggul dalam segi naskah filmnya. Di MIB: International,
semua agent rasanya memiliki peran mereka sendiri di MIB. Ada bos yang bijak, ada
agent senior yang hati-hati, dan ada rekuritmen yang mau belajar banyak. Semuanya
ada di MIB: International. Sehingga pada babak terakhir film, kesan MIB nya
tetap terasa.
Sedangkan, di Men in Black (1997), kita hanya diperlihatkan
aksi Agent J dan Agent K. Terus dan terus. Padahal kalau mau diingat, Agent J
itu rekruitmen baru, tapi dengan mudahnya bos MIB mengutusnya untuk
menyelesaikan urusan yang bila gagal, bumi akan hancur. Memangnya agent senior
mana? Kok bukan mereka yang diutus?
Beberapa orang menganggap bahwa plot MIB:
International itu cukup berat, tapi sebenarnya tidak separah itu kok. Justru menurut
saya plot ceritanya itu mudah dipahami dan diikuti. Setidaknya tidak serumit
film-filmnya Christopher Nolan lah yang benar-benar harus membuat kita putar
otak bahkan seringnya memaksa kita menonton 2x biar ngerti maksud filmnya.
Dari kiri ke kanan: Dunkirk (2017), The Dark Knight
(2008), Christopher Nolan, Interstellar (2014), Inception (2010)
Meski begitu, MIB: International saya akui masih
kurang baik dalam pengembangan ceritanya. Terutama tentang bagaimana bisa Agent
M (Tessa Thompson) ingin menjadi Men in Black yang menurut saya tidak masuk
akal dan condong mudah goyah.
Agent M dites kelayakan menjadi MIB
Pada sesi komedi, film ini harus banyak berterima
kasih pada karakter Pawny (voice over by Kumail Nanjiani) yang berhasil
mengangkat dialog-dialog komedi yang mungkin bila karakter lain yang
membawakannya akan gagal dan tidak akan lucu. Selebihnya, MIB: International
sukses membawakan kesan khas MIB yang kita kenal dengan setelah baju hitam dan
kacamata hitam beserta persenjataan-persenjataan canggih lainnya.
Sosok Pawny yang menghibur
Agent H yang diperankan Chris Hemsworth adalah fokus
utama saya di film ini, karena tidak bisa dipungkiri bahwa dirinya lah yang
menjadi daya jual MIB: International. Terlebih mengetahui bahwa Tessa Thompson
hadir sebagai rekannya di Men in Black, tentunya tambah membuat saya penasaran
dengan bagaimana aksi Thor dan Valkyrie memberantas alien jahat dengan setelan
hitam khas MIB.
Agent H dan Agent M tiba di Paris
Chris Hemsworth tidak perlu diragukan lagi memerankan
karakter komedi. Setelah sebelumnnya dibuat terpukau dengan aksi lucunya sebagai
Thor di Avengers: Endgame. Di MIB: International saya kembali dibuat terpesona
pada kharismanya sebagai Agent H yang flamboyan dan playboy.
Thor is Back!
Yang saya sayangkan hanya aktor dan aktris papan atas
Hollywood seperti Liam Neeson dan Rebecca Ferguson kurang dioptimalkan porsinya.
Yah, bisa dikatakan kehadiran mereka hanya sebagai nilai jual film ini saja. Padahal
saya berharap Liam Neeson dan Rebecca Ferguson bisa sedikit menunjukkan aksi
combatnya seperti yang mereka lakukan di film Taken dan Mission Impossible.
Liam Neeson sebagai Agent High T
Film ini diakhiri dengan keberhasilan Agent H dan
Agent M menangkap mata-mata di Men in Black dan terangkatnya Agent H sebagai
bos baru di Men in Black cabang London. Ada twist ending di film ini yang
sebenarnya sudah sering diterapkan banyak sutradara di luar sana.
“Sosok yang kita kira baik ternyata jahat, dan sosok
yang kita kira jahat ternyata baik.”
Tapi, tetap oke lah untuk menambah kevariasian cerita,
sekaligus mengingatkan bahwa film ini juga film mata-mata; “Jangan pernah
percaya siapa pun”
PEMERAN
Untuk Cast & Crew film ini bisa dilihat di sini.
KESIMPULAN DAN RATING
Overall film ini bisa kalian jadikan opsi pilihan bila
kalian ingin nonton rame-rame dengan teman atau keluarga kalian karena jalan
ceritanya yang ringan dan komedinya yang cukup segar.
Dan untuk rating film ini, saya berikan rating
“Come On. The World’s not going to save itself.”
~Agent H~
Salam.
0 Comments: