Film ini mengisahkan kehidupan Juno
seorang penari Lengger di suatu desa yang juga adalah seorang homoseksual.
Semasa kecil ia hidup sebatang kara dan tinggal hanya dengan ayahnya di suatu
gubuk. Juno kerap melihat ayahnya mandi di sungai seperti orang gila. Juno
mengira ayahnya berperilaku seperti itu karena merasa tertekan dengan beban
hidup yang ia alami. Untuk membantu ekonomi ayahnya, Juno kerap pergi ke hutan
untuk menangkap jangkrik yang akan dimasaknya lalu dijual sebagai sate
jangkrik.
Suatu hari, di pasar ia bertemu
dengan seorang wanita yang menarik perhatiannya. Ia mengikuti wanita itu hingga
ke rumahnya. Juno lalu mengintip wanita itu melalui lubang kecil di dinding
rumahnya hingga akhirnya Juno ketahuan oleh ayah wanita itu lalu dimarahi.
Rupanya ayah wanita itu adalah pelatih tarian Lengger. Ia lalu menyuruh Juno
sering datang kemari untuk latihan Lengger. Keesokan harinya, ayahnya Juno
pergi dari rumah untuk mencari kerja di pulau lain, jadilah kini Juno tinggal
sendirian di gubuk. Juno lalu banyak menghabiskan waktunya ke rumah si pelatih
Lengger untuk belajar tarian Lengger.
Suatu hari, si wanita menggoda
salah satu karyawan ayahnya untuk mau bercinta dengannya. Karena terbawa nafsu,
si karyawan mau dan masuk ke kamar bersama si wanita. Sial, si pelatih Lengger
datang lalu dengan sedikit nyanyian Jawa, si pelatih lengger langsung membunuh
si karyawan dengan sabit. Juno yang kala itu sedang disuruh membersihkan
halaman, melihat kejadian itu melalui lubang kecil di dinding rumah.
Juno yang ketakutan langsung lari
ke rumahnya dan bersembunyi di bawah meja. Beberapa hari kemudian, tantenya
Juno datang dan hendak membawa Juno ke rumahnya agar bisa di jaga. Juno pun
ikut dengan tantenya. Juno banyak membantu tantenya menjual ayam di pasar. Juno
langsung terkenal di sepenjuru desa gara-gara Juno bisa mengetahui dengan tepat
kapan ayam betina akan bertelur dengan cara memasukkan jarinya ke lubang pantat
ayam. Gara-gara hal itu, tantenya sering memarahi Juno sebab Juno lebih
mementingkan membantu tetangga dan sering melupakan sekolahnya. Tantenya
menghukum Juno dengan menusuk jarinya Juno hingga terluka.
Akibat hal itu, Juno kerap di bully
di kelas gara-gara jari-jarinya yang bau. Pak guru sampai sering menghukum Juno
gara-gara bau jarinya itu. Hingga ibu guru yang baik hati datang lalu menenangkan
Juno yang menangis dan membawa Juno keluar kelas. Malam harinya, Juno ikut
latihan Lengger untuk persiapan lomba Lengger tingkat kabupaten. Juno datang
terlambat akhirnya dia baru bisa ikut latihan ketika teman-temannya sudah pulang
semua. Juno awalnya menolak karena tidak berani menggerakkan tangannya. Tapi
ibu guru kembali menenangkan Juno, bahkan ibu guru rela dadanya di pegang Juno
hanya agar Juno mau kembali menggerakkan tangannya.
Tanpa di duga-duga, Juno justru
melaporkan hal itu. Ibu guru lalu ditangkap warga karena dianggap bertindak
mesum ke muridnya. Karena tidak mau mendapat banyak masalah, tante lalu
menyerahkan Juno ke pamannya yang adalah seorang penjahit. Juno hidup bersama
pamannya hingga usia remaja. Suatu hari, seorang petinju mendatangi toko jahit
pamannya Juno dan memesan pakaian pengantin untuk dirinya dan calon istrinya. Juno
sendirilah yang membuatkan baju untuk petinju itu. Saat mengantarkan baju itu
ke tempat latihan si petinju, si petinju sedang kedatangan bos judi yang ingin
si petinju menang agar ia bisa menang taruhan. Si petinju kesal, karena ia
selalu dikontrol oleh si bos judi itu. Tapi Juno lalu menenangkan si petinju
dan kemudian mengajari si petinju cara mengenakan baju pengantin Jawa.
Semenjak hari itu, Juno sering
datang ke tempat latihan si petinju untuk sekedar membantu si petinju latihan.
Akhirnya malam pertandingan tiba, si petinju bertarung melawan musuh yang
sangat kuat. Si petinju akhirnya kalah dan si bos judi kehilangan banyak uang. Karena
kesal, si bos judi lalu menangkap si petinju dan akan menjual organ tubuh si
petinju.
Tak lama setelah itu, pamannya Juno
meninggal dunia karena usia. Sebelum meninggal, pamannya Juno memberitahu asal
usul keluarga mereka bahwa dulu kakeknya Juno adalah seorang dalang yang pernah
di undang mengisi pertunjukkan di acaranya PKI. Di masa pembersihan PKI,
keluarga mereka ikut di habisi karena di tuduh sebagai orang komunis juga.
Peristiwa pembantaian terjadi di sungai tempat ayahnya Juno sering mandi.
Ayahnya Juno pergi kerja ke luar pulau hanya agar ia tidak perlu melihat sungai
itu lagi.
Selepas pamannya meninggal, Juno
pergi menjelajah dengan membawa mesin jahit pamannya. Ia bertemu dengan para
pemain Lengger dan akhirnya ikut bergabung dengan mereka yang saat itu sedang
pindah ke desa salah satu rekan mereka. Kebetulan saat itu sedang diadakan
pemilihan bupati, salah satu calon bupati menggunakan dukun agar ia bisa menang
pemilu. Salah satu syarat yang diberikan dukun itu adalah anus si calon bupati
harus dimasuki sebuk bunga kemangi oleh orang yang terkena bambu setelah diukur
dari gunung hingga desa sebanyak 20 bambu. Dan ternyata orang yang terpilih
adalah Juno.
Juno dipanggil ke rumahnya si calon
bupati dan istri si calon bupati memaksa Juno melakukan perintah si dukun, bila
Juno tidak mau, Juno dan kawan-kawan Lengger nya akan di usir dari desa. Juno
pun melakukannya, dan si calon bupati kini sudah terpilih dan terangkat menjadi
bupati. Untuk berterima kasih, si bupati lalu mengadakan acara dengan Lengger
nya Juno sebagai hiburannya. Rupanya si bupati adalah homoseksual, saat ia
melihat Juno berdandan selayaknya wanita, si bupati lalu jatuh hati padanya.
Karena tidak mau lagi terlibat
masalah, Juno lalu melarikan diri bersama Warok, si penari Reog. Juno dan Warok
tinggal di rumahnya Warok. Karena kebaikan si warok, Juno lalu jatuh hati
padanya dan menjadi kekasihnya Warok. Warok lalu menyerukan bahwa siapapun yang
berani mengganggu Juno, maka ia akan berhadapan dengan Warok. Karena sudah
terlanjur jatuh hati, si bupati lalu mengutus petarung untuk melawan Warok,
tapi pertarung itu berhasil dikalahkan oleh Warok. Karena sudah tidak ada
pilihan lagi, si bupati lalu memutuskan untuk menghancurkan tempat pentasnya si
Warok, agar ia mau melepaskan Juno. Beruntung, Warok, Juno, dan semua
anggotanya bisa duluan kabur sehingga mereka bisa selamat. Dengan berat, Warok
mengantar Juno untuk kembali menjelajah, hal itu dilakukannya agar Juno bisa
selamat dari gangguan si bupati.
0 Comments: