Senin, 12 Juli 2021

I Care a Lot: Sistem Perwalian yang Terasa Lebih Dekat Daripada yang Dikira.

Film ini sepenuhnya fiksi tapi kisahnya terasa akrab dengan ribuan warga Amerika yang orang tuanya terperangkap oleh program perwalian. Banyak yang angkat bicara tentang rasa tidak berdaya mereka menghadapi sistem yang penuh dengan penyalahgunaan, pengabaian, dan eksploitasi yang didorong oleh keuntungan dari orang-orang yang rentan.

Opening scene dari I Care a Lot misalnya, cocok dengan kisah Doug Franks. Ketika ia dan saudaranya, Charles tidak setuju saat ibu mereka yang berusia 89 tahun harus menjalani sistem ini, perselisihan ini yang kemudian membuat hakim menunjuk salah satu perusahaan perwalian untuk mnegambil alih perawatan ibunya. Dan itu adalah awal dari empat tahun mimpi buruk yang mereka jalani.

Franks mengatakan bahwa masa kunjungannya dibatasi hanya beberapa jam saja.

Sistem perwalian seperti ini menggambarkan hubungan hukum yang dibuat oleh pengadilan antara wali dalam hal ini anggota keluarga atau seorang yang ditunjuk secara profesional dan orang yang biasanya berusia lanjut dan dianggap kurang mampu dalam menjaga dirinya sendiri. Wali memiliki kekuatan yang luar biasa, sering kali memutuskan di mana orang tersebut harus tinggal, berapa banyak akses yang harus dimiliki anggota keluarga lain, kapan harus mencari perawatan medis dan bagaimana menggunakan tabungan pensiun mereka.

Karen Buck, direktur eksekutif SeniorLAW Center Pennyslvania berkata, “Amerika adalah negara yang datang untuk mengambil segala keputusan paling mendasar tentang Anda, hak Anda untuk otonomi dan memberikan keputusan itu kepada orang lain yang mungkin sama sekali asing bagi Anda. Jadi ini adalah tindakan yang sangat drastis dan tidak bisa mendapatkan banyak perhatian hingga terjadi krisis atau skandal.”

Hal ini adalah refleksi bahwa orang lanjut usia kurang dihargai di Amerika.

Dalam film I Care a Lot, Grayson adalah seorang wali hukum yang tidak bermoral. Dia ditunjuk oleh pengadilan untuk menjadi wali dari banyak lansia dan menipu klien-klien nya itu dan menjebak mereka dalam perawatannya. Dia membagi dunia ini menjadi dua golongan yakni golongan predator dan mangsa dan tentunya ia adalah seorang predator. Meskipun film ini yang dibintangi oleh Peter Dinklage dan Eiza Gonzalez kemudian beralih ke wilayah dark thriller tapi premis awalnya datang dari suatu kenyataan pahit.

Sam Sugar, founder dari organisasi American Against Abusive Probate Guardianship, mengatakan “Saya telah melihat pratinjau dan secara akurat menggambarkan apa yang dilakukan seorang wali dalam menjalankan tugasnya. Bagaimana mereka bertindak dengan hak multak, apapun akan ia lakukan selama klien senang dan dia menang dan itu artinya mereka mendapatkan uang dari orang yang mereka lindungi.”

“Ini adalah fenomena yang mencengangkan. Saya terkejut ketika mengetahuinya 10 tahun yang lalu, dan 99% dari Amerika dan 99% dari dunia sama sekali tidak tahu betapa berbahayanya hal ini dan betapa mudahnya mereka terjebak di dalamnya.”

Dia mencatat kasus Rebecca Fierle-Santoian yang pada suatu waktu memiliki 450 perwalian di Florida, tahun lalu ia ditangkap atas tuduhan pelecehan dan penelantaran menyusul kematian seorang pria berusia 74 tahun di bawah perwaliannya di Tampa. Penegak hukum setempat mengatakan dia telah memperoleh perintah untuk menutup selang makanan pria tersebut, dan mengabaikan dokter yang mengatakan kepadanya bahwa hal ini mungkin akan menyebabkan kematian bagi si pria.

Sugar, penulis Guardianships and the Elderly: The Perfect Crime dan salah satu pengkritik sistem ini melanjutkan: “Apa yang terjadi dalam kasus-kasus ini adalah litigasi, mengisolasi, mengambil harta warisan, dan mengkremasi klien. Dengan kata lain, si wali mengidentifikasi, atau telah mengidentifikasi klien sebelumnya atau mungkin kata yang tepat adalah “calon korban”, lalu si wali pergi menghadap ke hakim dan hakim memulai proses penilaian ketidakmampuan si klien. Semuanya dilakukan secara rahasia, tidak ada yang membagikan informasi apapun.”

“Orang yang terpengaruh atau keluarga si klien terkadanag tidak mendapat pemberitahuan sama sekali bahwa hal ini terjadi, dan pada saat mereka menyadarinya, sudah terlambat bagi mereka untuk menyewa pengacara. Seluruh sistem hanya didasarkan pada satu hal dan itu adalah transfer kekayaan. Tak seorang pun di sistem pengadilan yang peduli dengan orang-orang lansia, dan jika Anda mencoba melawan sistem ini, maka Anda akan bangkrut.”

Dia menambahkan: “Para lansia dilucuti hak-haknya: setiap sen, setiap aset, setiap kepemilikan, setiap rekening. Semuanya berada di bawah kendali wali yang tidak terawasi dan diawasi.”

Di Nevada misalnya, situasinya dulu “sangat mengerikan”, kenang Barbara Buckley, Direktur Eksekutif Pusat Bantuan Hukum Nevada Selatan.

“Dulu kami memiliki satu wali nirlaba yang memanfaatkan individu atau keluarga targetnya, dia berperilaku seakan-akan seorang predator. Dia akan mengetuk pintu orang dan mengatakan sekarang ada perwalian yang ditempatkan padanya dan dia akan membawa si targetnya itu keluar rumah mereka yang indah, lalu menjual semua barang berharga mereka dan menempatkan mereka di tempat yang mereka, atau dengan kata lain, mengisolasi mereka.”

“Dan kemudian ketika anggota keluarga mengetahuinya, mereka akan menggugatnya namun si wali ini sangat licik. Ia akan berkata bahwa anggota keluarga si target punya masalah dengan mengontrol amarah atau memiliki masalah dengan narkoba. Dan kemudian entah bagaimana hal selanjutnya yang terjadi si wali lah yang menang.”

Kembali pada kisah Franks, bagaimanapun, akhirnya ia memenangkan kebebasan atas ibunya meskipun hal ini menyebabkan ia kehilangan $200.000 dan sebagia besar digunakan untuk membayar pengacara walinya.

Related Posts

0 Comments: