Rabu, 14 Juli 2021

Review Black Widow – Scarlet Johansson, Mata-Mata Super Rusia Dengan Baju Electric

Scarlet Johansson kembali dengan tema balas dendam dalam sequence mandiri yang sangat menyenangkan dimana karakternya yakni Black Widow hadir cukup terlambat sebenarnya. Film ini ditulis bersama oleh creator WandaVision yakni Jac Schaeffer dan disutradarai dengan penuh semangat oleh Cate Shortland, dengan sentuhan Terminator 2 dan Mission: Impossible tetapi tidak diragukan lagi menjaga konsistensi nada khas melodrama MCU.

Film ini memberi kita latar belakang kehadiran Black Widow di Marvel Cinematic Universe, yang melibatkan kisah asal usul, trauma keluarga, krisis identitas, dan persaingan saudaran dengan adik perempuannya yang garang yakni Yelena yang diperankan secara menghibur oleh Florence Pugh. Yelena hadir dengan sikap bertarung balet seperti Black Widow yang melibatkan pose absurd dan menyerupai kejenakaan surai seorang wanita dalam iklan sampo.

Black Widow, atau Natasha sekarang terputus dari keluarga Avenger-nya dan ini sepertinya waktu yang tepat untuk memperkenalkan kita dengan kehidupan masa kecilnya yang kurang bahagia sebagai bahan ujicoba yang menyamar sebagai keluarga Amerika biasa di Ohio pada tahun 1990-an. Natasha dan Yelena adalah anak yatim piatu yang orang tua mereka mungkin telah dibawa pergi atau dibunuh. Sekarang ibu palsu mereka adalah Melinda yang diperankan oleh Rahcel Weisz dan ayah mereka adalah Alexei yang gemuk dan sombong yang diperankan David Harbour. Keduanya memiliki aksen Amerika yang benar-benar meyakinkan dan suka menyanyikan lagu American Pie saat mereka secara sentimental melihat pertandingan bisbol.

Alexei bangga menjadi super-soldier pertama yang disponsori Soviet bernama “Red Guardian” dengan pakaian yang sangat meniru versi Amerikanya yakni Captain America yang kebetulan ia anggap sebagai lawan mainnya juga. Di masa tuanya, Alexei pun ditinggalkan di sebuah penjara di mana dia menghabiskan waktu menantang semua tahanan yang ada di penjara itu dalam pertandingan panco.

Kehidupan keluarga di jantung Amerika harus berakhir dengan malapetaka dan di masa sekarang mereka harus berhadapan dengan dalang dari semua penderitaan Natasha yakni Dreykov yang diperankan Ray Winstone yang telah melatih pasukan wanita yang telah diambil organ reproduksinya dan pikiran mereka dikendalikan oleh Dreykov. Lucunya adalah, di saat dia dengan leluasa mengendalikan pikiran para bidak-bidaknya itu, di lain sisi ia juga membuat gas penawarnya yang dapat membuat para “widow” terbebas dari kendali Dreykov. Ini yang kemudian membuat gua berpikir, yahh untuk apa gas itu dibikin bambang? Toh mereka juga gak bisa nyerang lo! Ketebulan, Dreykov tampaknya memiliki hubungan politik yang sangat khusus dalam beberapa dekade kebelakang. Diperlihatkan ada foto dirinya dengan Bill Clinton yang diedit kurang mulus menurut gua.

Nah Natasha dan Yelena harus menghadapi Dreykov untuk membebaskan para widow lain dari kendalinya. Tetapi pertama-tama, mereka harus bersitegang dulu dalam perseteruan dalam seni bela diri jarak dekat yang mengesankan di antara mereka berdua.

Entah bagaimana, hubungan paling menggoda yang terungkap di sini adalah antara Black Widow dan ayahnya yang tempramental dan suka menghancurkan barang-barang. Yang kemudian mengingatkan gua, apa ini alasan kenapa Black Widow bisa membendung Bruce Banner dalam mode Hulk nya.

Untuk penggemar Black Widow dan penggiat Marvel, film ini terasa cukup menyenangkan dan Harbour mungkin bisa mendapatkan jam tayang lebih banyak pada film-film Marvel kedepannya. Tentu bersama the new Captain America dalam Captain America vs Red Guardian. Kita doakan saja.

Related Posts

0 Comments: