Rabu, 14 Juli 2021

Review Film Thunder Force (2021) - Bahan Sudah Pas Hanya Resepnya Yang Salah

Kilatan petir selalu datang terlebih dahulu, lalu diikuti beberapa detik kemudian, gemuruh yang tidak mengenakkan tuk didengar. Mungkin itu kata yang tepat untuk memetaforakan film Thunder Force, film superhero bergenre comedy yang tidak pernah benar-benar mencapai potensinya.

Semua bahan-bahannya sudah tepat, setidaknya di departemen komedi. Penulis dan sutradara di pegang oleh Ben Falcone, suami dari Melissa McCarthy, yang adalah bintang utama film ini. dia berpasangan dengan Octavia Spencer, yang lebih dikenal karena peran dramatisnya tetapi berhasil membebaskan dirinya sendiri di film ini. chemistry keduanya tidak diragukan lagi karena terbantu fakta bahwa mereka juga berteman baik di belakang layar.

Premisnya hadir dengan penjelasan bahwa pada tahun 1980 an badai sinar kosmik membuat sejumlah orang memiliki kekuatan super, namun orang-orang berkekuatan super itu memilih menggunakan kekuatan supernya untuk berbuat kejahatan yang kemudian berimbas pada kematian orang tua Emily. Emily lalu mengabdikan hidupnya untuk penelitian genetik dengan harapan menciptakan manusia yang sama kuatnya untuk berjuang di sisi kebaikan.

Dorongan itulah yang menuntunnya mendirikan perusahaan riset yang berdiri dengan kuat, sementara teman masa kecilnya yakni Lydia yang tidak pintar-pintar banget bekerja sebagai sopir foklift. Untuk mendefinisikan dirinya, Lydia adalah wanita 32 tahun yang suka minum bir dan musik rock klasik.

Yang mencuri perhatian gua pada film ini justru kehadiran Jason Batemen dengan peran konyolnya sebagai manusia bertangan kepiting.

Emily dan Lydia sudah lama tidak saling berkomunikasi, hingga reuni sekolah mempertemukan mereka di Chicago. Sayangnya, Lydia melakukan hal bodoh saat nongkrong di labnya Emily dan membuat dirinya tersuntik serum penambah kekuatan, jadi dia kini punya kekuatan super kayak Superman hanya tanpa tiupan es dan mata laser saja. Karena sudah terlanjur Lydia yang menjadi objek tes nya, akhirnya Emily melanjutkan eksperimen dengan Lydia, sementara Emily sendiri memiliki kekuatan super yakni invisible atau tidak terlihat.

Ada beberapa humor ringan selama filmnya berjalan yang mungkin bisa membuat kalian sedikit tersenyum karenanya. Seperti joke betapa sulitnya membersihkan pakaian super hingga mobil mereka untuk beraksi yang rupanya terlalu kecil untuk ukuran mereka.

Dari karakter pendukungnya sendiri hadir dengan beberapa opsi pilihan termasuk hadirnya Bobby Cannavale yang berperan sebagai calon walikota Chicago dengan impian besar namun memiliki maksud tersendiri di baliknya. Dan juga orang yang membuat gua nonton film ini yakni Jason Batemen yang sekali lagi gua sebut dia berperan sebagai manusia bertangan kepiting. Di saat para villain film ini menyatakan dengan lantang kalau dirinya adalah seorang penjahat, si Jason lebih memilih mengkategorikan dirinya sebagai setengah jahat setengah baik, sama seperti peran yang diambilnya.

Perannya menurut gua cukup melengkapi film ini secara harfiah, tapi ya tetap saja Thunder Force hanya pilihan tontonan ketika tidak ada lagi film yang tidak bisa kalian tonton saat Jum’at malam. Memang film yang menyenangkan bagi para penggemar McCarthy, tapi gua kayaknya orang yang lantang bilang film ini sudah ngambil waktu 2 jam gua yang bisa gua pakai ke hal yang lebih berfaedah.

Previous Post
Next Post

0 Comments: