Jumat, 06 Agustus 2021

Jasa BerAlasan - Kenapa Captain America The Winter Soldier adalah Film MCU Favorit Gua

Gua menghabiskan banyak waktu di internet buat bicara dan ngomongin tentang arti dari suatu film, mencoba menganalisis apa yang dikatakan oleh beberapa film bermerek perusahaan PG-13 yang sukses besar tentang budaya kita atau zaman dimana kita hidup. Gua ngelakuin itu memang karena film menjadi lebih tertarik menangani tema-tema yang berbobot. Tapi gua juga melakukan ini karena menyenangkan menggunakan hal-hal populer sebagai prisma untuk memahami masalah di zaman kita ini.

Jadi gua benar-benar terkejut dan terkesan dan terpesona ketika gua nonton lagi Captain America: The Winter Soldier dimana secara jelas film ini menjabarkan ke kita semua bahwa aparat intelijen modern kita dan seluruh sistem keamanan nasional kita merupakan penjahat terbesar di abad ke-20. Dan lebih buruknya lagi, kita menyambut mereka seakan messiah yang dengan bebas dan atas keinginan mereka dapat mengendalikan diri kita. Dalam istilah dunia nyata, Winter Soldier pada dasarnya mengatakan bahwa NSA diciptakan oleh nazi dan kita membiarkannya begitu saja. ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh kritikus EW Owen Gleiberman dimana dalam ulasannya ia mengemukakan bahwa villain di The Winter Soldier benar-benar kompleksitas industri militer.

Akhir-akhir ini gua kepikiran tentang bagaimana kita membangun makna tentang budaya pop, disaat kita yang secara umum menggemari franchise yang bernilai miliaran dolar seperti MCU. Di satu sisi, menurut gua tidak masalah jika filmmaker membuat film dengan mengatakan sesuatu yang spesifik, memang, kalian bisa berargumen bahwa membuat film dengan ide-ide tertentu akan kurang menarik, bahwa yang paling penting itu karakternya ikonik dan gaya penceritaannya menarik. Tidak ada orang yang menulis judul ini dapat dengan aman mengkritik siapa pun karena terlalu banyak membaca tentang budaya pop.

Pada saat yang sama, relatif sulit ditemukan film besar dimana ide sentralnya benar-benar memiliki kejelasan dan filmmaker mengambil langkah ekstra di luar nalar untuk memperkenalkan budaya kontemporer menurut dirinya. Untuk semua pembicaraan tentang nihilisme, yang adalah sentral dari trilogi Batmannya Christopher Nolan, apa yang membuat The Dark Knight hebat bukan karena bagaimana ia mengubah Joker menjadi teroris gila tak berperasaan.

The Dark Knight memasukkan beberapa ide ke dalam siklusnya, tetapi pusatnya tetap sama, ini yang kemudian menjadi kekurangan bagi banyak film lainnya. Joker bukanlah orang yang melakukan tindakan terorisme karena negara, atau uang. Memang kalau mau dipikir lagi, Joker melakukannya karena ya dia mau saja. Sebaliknya, The Dark Knight Rises gagal karena Bane terlalu banyak diberikan tujuan: Bane adalah teroris sosialis fundamentalis yang rupanya budak cinta dari anak gadisnya Ra’s Al Ghul.

Film-film superhero garapan Nolan begitu menyukai penggamaran yang kalau bisa senormal mungkin, lihat saja bagaimana membuminya Man of Steel. Sejauh ini, film-film dari Marvel Studios telah bergerak ke arah yang jauh lebih ringan. Iron Man dimulai dengan tur yang berakhir dengan si Tony Stark dibom oleh senjatanya sendiri, namun ketika ia segera memutuskan untuk menjadi superhero dan menghentikan sepenuhnya semua produksi senjata di perusahannya yang bernilai miliaran dolar, kita secara resmi berada di dunia fantasi.

Tapi kemudian kita sampai di Captain America: The Winter Soldier. Ada saat ketika Cap mengetahui bahwa pemimpin misterius dari organisasi jahat yang disebut Secret Empire adalah beberapa politisi yang mungkin salah satunya adalah Richard Nixon.

The Winter Soldier adalah film yang dibungkus dengan ikonografi politik Amerika. Misi Captain America ke Lemurian Star adalah special operation yang dijalankan dengan baik dimana mengingatkan kita pada pertarungan antar superhero yang diselimuti ala-ala Metal Gear Solid yang menyenangkan dan menyimpan banyak informasi di dalamnya.

Kemudian ada scene dimana Nick Fury menunjukkan ke Captain America mega-helicarrier rahasia. Fury juga menjelaskan suatu perumpamaan yang kemudian gua jadikan sebagai moto hidup gua dalam menilai orang lain. “Kalian boleh suka dengan siapa saja, tapi jangan pernah percaya dengan siapa saja”. Scene dilanjutkan dengan Fury menunjukkan Stick: Weaponry yang dapat membunuh 100 orang dalam sekejap dan bisa membaca DNA teroris dari jarak satu juta mil. “Saya pikir hukuman biasanya datang setelah kejahatan, kau menodongkan senjata ke semua orang di Bumi dan menyebutnya perlindungan. Ini bukan kebebasan, ini ketakutan.” Ujar Captain America sesaat mengetahui kehebatan mega-helicarrier. Di lanjut bahwa di masa Captain America dulu, orang-orang melakukan hal buruk demi membuat dunia lebih baik- tapi dunia lebih baik menurut Captain America bukan lah seperti saat ini.

Lalu Cap pergi menemui Peggy Carter, sang pujaan hati yang sudah digantungin selama berdekade-dekade. Belakangan diketahui bahwa Peggy Carter adalah salah satu inisiator SHIELD. Dialognya yang memorable juga adalah “Terkadang, yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah memulai dari awal”. Pesan untuk sang Captain untuk memulai lagi kehidupannya dan merelakan apa yang sudah terjadi biarlah terjadi.

Di penghujung film, Alexander Pierce bertanya ke dewan direksi, bagaimana jika Anda mengetahui bahwa seseorang akan datang tuk membunuh putri Anda dan Anda hanya butuh satu kali klik untuk menghentikan pembunuhan itu?

Pierce juga menanyakan hal yang sama pada Nick Fury. Karena Pierce menganggap dirinya sebagai pahlawan saat ini karena bersedia membunuh beberapa juta orang demi menyelamatkan miliaran. Tanggapan Fury? Kalimat yang bagus di babak ketiga film yang menurut gua keren abis “Saya cukup berani untuk tidak melakukannya.”

Scene ini terjadi tepat di saat Captain America menolak melawan sahabatnya – Bucky yang malang dan telah dicuci otaknya. Bucky sama seperti dirinya, seorang penjelajah waktu yang dijadikan mesin pembunuh oleh HYDRA. Cap tiadk bisa membunuh Bucky jadi dia berhenti melawan dan membiarkan si Winter Soldier menghabisinya. Narasi makro dan mikro di film ini berada di titik klimaks yang sama. Fury berhasil mengagalkan impiannya Pierce dan Captain America membuat Winter Soldier mengingat kembali dirinya di masa lalu.

Winter Soldier menunjukkan ke kita bahwa Marvel bersedia menggali karakter-karakternya untuk membiarkan mereka menjelajahi dunia nyata dan kontemporer kita. Karakter Black Widow yang adalah mata-mata tanpa identitas asli itu pun memiliki sisi humanisnya dengan berani mengungkapkan segala rahasianya bersama dengan semua rahasia-rahasianya SHIELD. Yahh, film ini begitu cepat di babak ketiganya.

Winter Soldier menegaskan, bagi gua bahwa Captain America adalah franchise film paling menarik di semesta Marvel. Karena kesediaannya untuk terlibat dengan dunia yang mirip dengan dunia kita. Tidak seperti dunia Iron Man apalagi Thor. Gua cinta dengan kesan dan kekuatan pesannya. Di awal film Fury menawarkan pernyataan yang mempromosikan realisme: “SHIELD mengambil dunia apa adanya, bukan seperti yang kita inginkan!”. Ini adaah film yang optimis, tetapi beroperasi dari posisi paranoid dan sinisme. Ia membenci Amerika, namun percaya pada Amerika. Sebuah paradox, tetapi juga sebuah janji setia untuk negara.



Previous Post
Next Post

0 Comments: