Sabtu, 07 Agustus 2021

Review Film The Suicide Squad (2021): Sangat Gila dan Sangat Kejam

Suicide Squad bukanlah sebuah reboot atau sekuel dari Suicide Squad 2016 karena entah film ini berada di universe yang berbeda dengan Suicide Squad 2016 atau film ini adalah sekuel dari Bird of Prey rilisan 2020. Tapi yang jelas kita ketahui bahwa film ini hadir dengan formula baru yang fresh dan lebih mudah diikuti daripada Suicide Squad arahan David Ayer.

Sungguh menyenangkan menghabiskan waktu menonton film ini. Sekali lagi, para penjahat berkekuatan super dikirim dalam misi operasi yang berbahaya, memungkinkan film ini benar-benar mengadopsi rating R yang melekat padanya. Tidak seperti film-film superhero lainnya, yang setiap karakter seakan punya baju besi kebal bin ajaib yang membuat karakternya tidak terluka meski dihujani peluru, Suicide Squad adalah film dimana para badut dengan kekuatan super itu juga bisa mati kapanpun dan dimanapun. Menonton film ini memberikan feel rasa tegang yang sama Ketika menonton seri Game of Thrones karena kita tidak tahu kapan Jon Snow akan benar-benar mati?

Dan saat karakter-karakter itu terbunuh, penggambarannya benar-benar full tanpa ada sensor sedikit pun. Mulai diiris dan dipotong menjadi dadu, dibakar dan diledakkan dengan darah dan isi perut yang berhamburan kemana-mana. Terkadang scene kematian seperti ini dihadirkan sebagai nilai kejutan, humor, atau untuk sekedar memutus tali hati nurani kita. Dan itulah kenapa film ini bekerja dengan sangat baik.

Suicide Squad memungkinkan James Gunn melakukan apa yang ia jago pada hal itu. Dia adalah seorang sutradara yang ahli dalam menjalin aksi dan drama dengan kecerdasan dan humor yang memang diharapkan dari sutradara Guardians of the Galaxy, tetapi ada sesuatu yang lebih cerdik muncul di film ini. James Gunn adalah Willy Wonka nya Gene Wilder, sinak manik di matanya membawa kita pada perjalanan rollercoaster yang aneh dan emosional dengan kejutan di setiap sudut.

Film ini mungkin adalah film tentang pertarungan supervillain, tetapi aslinya film ini adalah upaya James Gunn menarik para karakter level bawah di dunia DC bisa muncul di permukaan. Bahkan karakter yang teraneh dari teraneh aneh seperti Polka-dot Man dan Ratcather 2 terbukti memiliki kedalaman cerita yang tetap menarik untuk ditelusuri. Dan James Gunn berhasil meramunya menjadi film yang menyentuh, untuk villain DC level bawah.

James Gunn sebelumnya telah menyatakan kecintaannya pada komik Suicide Squad klasik rilisan 1987 yang dibuat oleh John Ostrander walau filmnya ini tidak secara langsung mengadaptasi seri komik itu, namun ia dengan bangga menyatakan kalau film ini banyak mengambil referensi darinya. Tonenya begitu berat dan menegangkan, dimana kembalinya Viola Davis sebagai Amanda Waller memberikan nuansa alami dengan lika-liku penuh risiko tinggi, pengkhianatan dan penipuan. Elemen-elemen itu dengan murah hati dilapisi dengan selera humor James Gunn yang kasar, agresif, dan benar-benar liar, yang juga ditawarkan kepada para pemain yang spektakuler.

Idris Elba dan John Cena lucu sebagai pembunuh yang saling bersaing, yakni Bloodsport dan Peacemaker, utamanya dalam bagaimana mereka bersaing untuk saling membunuh musuh dengan cara yang paling unik. Sylverster Stallone hadir sebagai hiu mutan bernama Nanaue, memberikan pertunjukkan yang lebih konyol dan menawan daripada yang seharusnya. Rick Flag nya Joel Kinnaman untungnya terhindar dari garis-garis cheesy yang dipaksakan padanya pada Suicide Squad 2016, dan membuat karakternya menjadi layak untuk didukung. Dinamikanya dengan Harley Queen nya Margot Robbie merupakan wujud persahabatan langka yang didasarkan pada rasa saling menghormati, menjadi sorotan film ini. Dan berbicara tentang Harley Quinn, film ini merupakan penampilan terbaik Margot Robbie sebagai Harley. James Gunn membuat Harley Queen menjadi lebih gila, dan membuat Suicide Squad akan terasa berbeda bila tanpanya.

Jika ada titik lemah dari film ini yang bisa gua bilang, itu terletak pada karakter antagonisnya. Secara khusus, Thinker nya Peter Capaldi terasa kurang dimanfaatkan. Tapi yah film ini tidak terlalu tampil buruk meski dengan kelemahan itu, karena pada dasarnya film ini adalah tentang supervillain yang dipaksa menyelamatkan bumi agar kepalanya tidak meledak.


Previous Post
Next Post

0 Comments: