Rabu, 14 Juli 2021

Alur Cerita The Devil All The Time (2020)

Film ini menceritakan banyak karakter jadi tidak berfokus pada satu main character saja. Tapi mari kita mulai dengan kisah William Russell pada tahun 1945. William Russell yang biasa disapa Willard adalah seroang prajuit perang Amerika Serikat yang kala itu sedang bertugas di kepuluaan Solomon untuk bertempur dengan prajurit Jepang. Ia bersama rekan-rekannya kala itu tidak sengaja bertemu dengan salah satu prajurit Amerika yang disalip di tengah-tengah ladang yang sudah dibakar habis. Nama prajurit yang disalip itu adalah Miller Jones. Willard dan rekan-rekannya mengira Miller sudah tewas tapi rupanya Miller masih hidup. Karena kasihan dengan kondisinya Miller, akhirnya Willard membunuh Miller.

Seusai perang, Willard kembali ke kampung halamannya di Coal Creek, Virginia Barat. Tapi sebelum itu ia mampir ke salah satu kedai makanan dan disana ia bertemu dengan Charlotte yang bekerja sebagai pramusaji di kedai itu. Di waktu yang bersamaan, di kedai itu ada Carl Henderson, seorang pembunuh berantai yang suka memfoto korban yang ia bunuh. Di kedai itu Carl bertemu dengan pramusaji lain yang bernama Sandy Bodecker yang kemudian akan ia nikahi dan bersama Sandy mereka akan membunuh orang-orang.

Kemudian tiba-tiba ada seorang gembel ingin masuk ke dalam kedai makanan itu, tapi si pemilik kedai tidak mau si gembel masuk karena penampilannya yang rusuh dan bau. Charlotte yang melihat itu, lalu keluar dari kedai dan memberikan sejumlah makanan pada si gembel. Willard melihat apa yang dilakukan Charlotte, dan di titik itu, Willard mulai menaruh rasa cinta pada Charlotte.

Willard melanjutkkan perjalanannya dan sampai ke Coal Creek. Willard dijemput pamannya yang bernama Earskell. Willard lalu memberikan hadiah pistol jenis Luger pada pamannya yang Willard katakan itu adalah pistol yang digunakan Hitler untuk bunuh diri. Willard sampai di rumah dan ia disambut oleh ibunya. Saat makan malam, Willard bilang kalau ia menyukai seseorang, tapi saat itu ia masih belum mengetahui namanya. Ibunya Willard yang bernama Emma tidak melarang Willard menyukai Charlotte, tapi sebenarnya Emma sudah berjanji pada Tuhan kalau Willard bisa pulang dengan selamat, maka ia akan menjodohkan Willard dengan seorang anak gadis bernama Helen yang tinggal di gereja karena seluruh keluarganya telah meninggal dunia akibat kebakaran.

Willard tidak suka dengan Helen, jadilah saat Helen duduk bersampingan dengan Willard di gereja, Willard cuek pada Helen. Kebetulan saat itu, gejera mereka kedatangan seorang pedeta bernama Roy Laferty dan sepupunya yakni Theodore yang pincang karena kebanyakan minum striknina atau antibeku. Roy berkhotbah tentang bagaimana Tuhan telah memberinya kekuatan untuk melawan rasa takutnya pada laba-laba. Sebagai buktinya, ia mempertontonkan dirinya yang menaruh sekumpulan laba-laba langsung ke arah mukanya dan ia sama sekali tidak merasa takut akan hal itu. Di titik itu, Helen lalu jatuh cinta pada Roy dan ingin Roy menikahinya.

Beberapa tahun kemudian, Willard sudah menikah dengan Charlotte dan memiliki seorang anak laki-laki bernama Arvin. Mereka tinggal di sebuah rumah di lembah Knockemsitff yang mereka sewa dari seorang pengacara. Meski begitu Charlotte benar-benar ingin membeli rumah itu, jadilah Willard bekerja keras dan menabung agar mimpi Charlotte itu bisa terwujud. Tak lupa Willard juga kerap berdoa, dengan membuat sebuah salip dari sepasang papan dan ia tancapkan di halaman belakang rumahnya.

Di tempat lain, Helen pun sudah menikah dengan Roy. Mereka di karuniai seorang anak perempuan bernama Lenora. Suatu hari, tak sengaja Roy digigit laba-laba saat sedang berkhotbah dan membuat kepalanya membesar seperti labu. Semenjak hari itu, Roy lalu mengurung dirinya di lemari yang gelap karena ia mengira Tuhan sedang menguji dirinya. Hingga akhirnya, Roy dalam tanda kutip, menerima wahyu dari Tuhan yang menyuruh Roy membunuh istrinya sebagai tumbal. Jadilah Roy bersama Helen mendatangi rumahnya bibi Emma untuk menitipkan Lenora. Roy membawa Helen ke suatu hutan, dan dengan sekali tusukan tepat di leher, Roy membunuh Helen. Meski begitu, Roy kemudian hendak membangkitkan Helen kembali dari kematian, tapi Helen tak kunjung bangkit. Akhirnya Roy memutuskan untuk mengubur Helen dan pergi dari hutan itu.

Theodore yang bersama Roy lalu menyuruh Roy pergi ke selatan agar mereka bisa melarikan diri dan tidak dicurigai telah membunuh Helen. Mereka menepi di sisi jalan untuk istirahat, saat terbangun Theodore sendirian di mobil karena Roy telah pergi meninggalkannya.

Rupanya Roy menumpang di mobilnya Carl dan Sandy yang sedang dalam perjalanan ke Virginia Barat, Roy menumpang untuk kembali melihat Lenora dan mengakui bahwa ia telah membunuh Helen. Dalam perjalanan, Roy tertidur dan kemudian dibangunkan oleh Carl dan dibawa ke suatu hutan dimana Carl ingin Roy bercinta dengan Sandy agar Carl kemudian bisa memfoto Roy dan Sandy. Tapi Roy tdak mau karena itu adalah perbuatan dosa. Karena Roy terus-terusan menolak, akhirnya Carl membunuh Roy.

Time skip ke 1957, Arvin yang sudah berusia 9 tahun pulang dari sekolah dengan mata lebam, Willard tidak marah pada Arvin malah menyuruh Arvin untuk membalas orang yang sudah menyakitinya di waktu yang tepat. Willard lalu membawa Arvin ke tempat ibadah mereka yakni salip yang Willard tancapkan tempo hari dan menyuruh Arvin berdoa dan curhat pada Tuhan. Tepat saat itu, ada dua orang pemburu yang melintasi tempat mereka dan mencemooh mereka karena berdoa di tempat yang jelek. Willard hanya bisa bersabar kala itu dan menyuruh Arvin untuk tetap fokus saja berdoa.

Beberapa hari kemudian, Willard mengajak Arvin bersamanya pergi membeli bensin. Arvin membawa Jack anjing peliharaannya bersamanya. Tapi rupanya Willard tidak membawa Arvin pergi membeli bensin tapi ke suatu kedai dimana dua orang pemburu yang tempo hari mengejek mereka saat ini sedang beristirahat. Tanpa banyak basa-basi, Willard lalu turun dari mobil dan memukuli dua orang pemburu itu tanpa ampun, bahkan nyaris membunuh salah satu dari mereka. Arvin yang melihat apa yang dilakukan ayahnya dari mobil hanya bisa terdiam, Willard mengatakan kalau itu yang ia maksud dengan membalas perbuatan orang lain di waktu yang tepat. Arvin kemudian terus mengingat perkataan ayahnya itu selamanya.

Malam harinya, saat pulang ke rumah mereka, Arvin menemukan ibunya tersungkur di dapur. Willard segera menghubungi dokter dan dokter mengatakan kalau Charlotte mengidap kanker dan sulit untuk disembuhkan. Willard bingung harus berbuat apa untuk mengobati Charlotte. Yang ia bisa lakukan hanya berdoa pada Tuhan dari pagi hingga malam. Saat berkunjung ke suatu bar, Willard lalu menyadari kalau semua doa yang ia lanturkan tidak akan pernah dikabulkan Tuhan bila ia tidak melakukan suatu pengorbanan. Jadilah sepulang dari bar, ia lalu membunuh Jack, anjing kesayangannya Arvin lalu menyalipnya. Arvin yang mengetahui itu hendak mencegahnya tapi Willard bilang kalau ini demi ibunya. Walau akhirnya, ibunya tetap meninggal dunia akibat kanker.

Sepulang mengubur Charlotte, Willard ingin membawa Arvin tinggal bersama ibunya di Coal Creek, tapi Arvin tidak mau. Ia justru mengambil sebuah pai di depan rumahnya dan memakannya sendirian di dalam kamar hingga tertidur. Saat bangun, Arvin yang tahu ayahnya berada di tempat ibadah lalu mendatangi tempat itu tapi ia terkejut karena menemukan ayahnya yang sudah tewas bunuh diri dengan menggerek urat nadinya hingga kehabisan darah. Arvin lalu memberitahukan hal itu pada seorang penjaga toserba di dekat rumahnya dan si penjaga toserba melaporkan hal itu pada polisi. Seorang polisi yang bernama Lee Bodecker datang dan dengan dituntun Arvin ia kaget melihat ada anjing yang di salip di tengah hutan. Setelah itu, kepolisian lalu membawa Arvin ke rumah neneknya di Coal Creek dan sejak saat itu, Arvin tinggal di sana bersama Lenora, anaknya Roy dan Helen.

Time skip ke tahun 1965. Arvin sudah berusia 17 tahun, nenek Emma dan Lenora mengadakan acara kecil-kecilan untuk Arvin. Paman Earskell memberikan hadiah pada Arvin yakni pistol pemberian Willard padanya dulu. Paman Earskell bilang, mungkin Willard ingin Arvin memiliki pistol itu. Arvin pun menerima pistol itu.

Sehari-hari di SMA, Lenora sering di bully sama teman-temannya karena kealiman dan wajah pucatnya. Arvin yang mengetahui hal itu lantas tidak tinggal diam dan langsung menyerang orang yang membuly Lenora. Tapi tentu saja karena kalah jumlah, Arvin pun di hajar balik. Sepulang sekolah, Lenora sering datang ke kuburan ibunya untuk membacakan al kitab untuk Helen, walau tidak pernah ikut mendoakan tapi Arvin selalu mau kalau diminta Helen menemaninya pergi ke kuburan. Selepas itu, pendeta gereja memanggil Arvin dan Lenora dan memberitahukan kalau ia akan segera digantikan oleh anak adik perempuannya, jadi ia ingin Arvin dan Lenora menyiapkan sajian yang pantas untuk pendeta baru.

Jadilah, sepulang dari tempat itu, Arvin menemani neneknya membeli hati ayam yang akan dimasak untuk menjamu si pendeta baru. Di hari minggu, semua keluarga berkumpul di gereja dan menyajikan makanan terbaik buatan mereka. Si pendeta baru yang bernama Preston Teagardin datang bersama istrinya dan menerima semua sajian yang diberikan orang-orang. Hingga akhirnya, neneknya Arvin datang dengan membawa sajian hati ayam. Si pendeta lalu mengatakan bahwa ia akan memberikan semua sajian makanan itu pada orang-orang, dan si pendeta akan berkorban memakan hati ayam itu seorang diri sama seperti yesus mengorbankan dirinya untuk orang lain. Setelah mendengar cemoohan itu, neneknya Arvin lalu pulang dengan rasa sedih yang mendalam.

Suatu hari, saat Lenora pergi ke kuburan untuk membacakan al kitab untuk ibunya, Arvin tidak ikut menemani Lenora karena ia ada urusan. Dan rupanya urusan yang dimaksud Arvin itu adalah menghajar semua orang yang sudah membully Lenora. Tak diduga-duga hari itu hujan turun deras. Lenora lalu berteduh di geraja, si pendeta yang berada di gereja itu lalu membukakan pintu untuk Lenora da kemudian mengajak Lenora berjalan-jalan dengan mengendarai mobil. Mereka berhenti di suatu tempat sunyi dan di sana, si pendeta mengatakan kalau semua doa yang Lenora kirim untuk ibunya mungkin tidak sampai karena Lenora tidak berdoa dengan telanjang. Mendengar perkataan si pendeta, Lenora lalu membuka semua bajunya dan bercinta dengan si pendeta.

Di tempat lain, Sandy hendak melarikan diri karena sudah muak membunuh orang-orang. Tapi Sandy membatalkan niatnya karena ia takut akan ketahuan dan dibunuh oleh Carl. Selain itu, ia juga diam-diam menikmati hal tersebut. Suatu siang, apartemennya didatangi oleh kakaknya yakni Lee Bodecker yang kini menjabat sebagai Sherif. Lee datang karena belakangan ini Sandy dikait-kaitkan dengan kasus pembunuhan berantai. Sandy tentu menyangkal hal itu, hingga akhirnya tak sengaja Lee menemukan foto Sandy yang sedang bercinta dengan salah satu korbannya. Di titik itu, Lee langsung tahu kalau Sandy benar-benar dalam masalah.

Lee lalu pergi menemui Leroy Brown si pemilik bar tempat Sandy bekerja di sebuah kedai yang saat itu sedang bersama pengawalnya yang bernama Bobo McDaniels. Rupanya selama menjadi sherif, Lee banyak disuap oleh Leroy dan kini posisi Lee sebagai sherif terancam karena perilaku buruknya itu diam-diam mulai diketahui orang banyak. Di titik itu, Lee lalu sadar kalau ia akan segera dibunuh Leroy bila melakukan kesalahan lagi.  

Keesokan harinya, Carl dan Sandy bertemu dengan seorang prajurit bernama Gary Matthew Bryson yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Carl dan Sandy memberinya tumpangan tapi akhirnya malah membawa Gary ke sebuah hutan. Dan di sana, mereka merayu Gary untuk mau minum dan bersantai dengan mereka, Gary yang polos ikut saja dengan perkataan mereka dan akhirnya Carl menembak kemaluannya Gary dan memfoto mukanya Gary yang merintih kesakitan dan memohon belas kasih. Gary pun tewas dipotong-potong. Sandy sudah benar-benar muak dengan hal ini, saat di beristirahat di motel, Sandy menelepon polisi dan mengatakan di mana Gary dikubur agar Carl segera ditangkap.

Pindah ke Coal Creek, di gereja saat malam hari Lenora mendatangi si pendeta dan memberitahu si pendeta kalau ia sedang mengandung anaknya si pendeta. Tapi si pendeta justru mengelak dan mengatakan kalau mereka tidak pernah melakukan apapun selama ini, dan mengatakan Lenora orang gila. Lenora yang sakit hati lalu pergi dari gereja. Suatu hari, Arvin dan neneknya hendak pergi ke gereja tapi Lenora tidak bisa ikut karena ia mual-mual, Arvin kala itu tidak tahu kalau Lenora sedang hamil jadi menganggap Lenora hanya sakit biasa. Jadilah Arvin dan neneknya pergi meninggalkan Lenora bersama paman Earskell yang juga sedang tidak enak badan.

Saat di gereja, si pendeta berkhotbah mengenai delusional, yakni kondisi dimana seseorang menuduh orang melakukan sesuatu yang tidak ia lakukan, seakan-akan menargetkan ceramahnya itu pada Lenora. Lenora yang hanya bisa tinggal di rumah merasa sangat berdosa karena melakukan sex di luar pernikahan, ia takut neneknya akan menanggung malu karena membesarkan seorang anak pelacur. Lenora lalu memutuskan untuk bunuh diri. Tapi di detik-detik Lenora hendak bunuh diri, ia teringat kalau Tuhan itu maha pengampun. Jadi Lenora hendak membatalkan niatnya itu, tapi tak sengaja ember yang menahan badannya terlempar hingga membuat Lenora benar-benar tergantung dan akhirnya mati. Arvin menemukan mayat Lenora saat pulang dari gereja. Mereka semua mengira kalau Lenora mati bunuh diri karena lelah di bully.

Beberapa waktu setelah Lenora meninggal dunia, seorang polisi mendatangi Arvin dan memberitahu Arvin kalau Lenora tewas dalam kondisi hamil. Arvin lalu teringat saat pemakamannya Lenora, si pendeta tidak mau membawakan khotbah untuk Lenora karena Lenora tewas bunuh diri. Di titik itu, Arvin menaruh curiga kalau si pendeta lah yang telah membuat Lenora hamil. Arvin lalu mulai memata-matai si pendeta. Dan kala itu si pendeta sedang bersama dengan seorang gadis yang datang ke gereja menggunakan sepeda. Si pendeta lalu membawa si gadis pergi bersamanya menaiki mobil dan membawa si gadis ke tempat sepi. Si pendeta dan si gadis pun bercinta. Saat selesai bercinta, si pendeta mengambil celana dalam si gadis untuk dihirup kembali lalu dibuangnya. Saat malam hari, si pendeta kembali ke rumahnya, dan di rumah si pendeta lalu di sepong oleh istrinya. Kini Arvin tahu sifat asli si pendeta dan membulatkan tekadnnya untuk membunuh si pendeta.

Jadilah Arvin datang ke gereja untuk bertemu dengan si pendeta. Arvin berpura-pura ingin melakukan penebusan dosa atas hal buruk yang sudah ia lakukan. Saat si pendeta menanyakan hal apa yang sudah dilakukan Arvin, Arvin justru mengatakan semua hal buruk yang sudah dilakukan si pendeta yakni bercinta dengan si gadis dan memperlakukan istrinya seperti pelacur. Si pendeta yang marah lalu hendak lalu beranjak dari kursinya, tapi Arvin juga menodongkan pistol pada si pendeta. Arvin ingin si pendeta mengakui kalau si pendetalah yang telah membuat Lenora hamil dan akhirnya bunuh diri. Tapi si pendeta tetap tidak mau mengakuinya karena bagaimana pun juga hal itu akan merusak nama baiknya. Karena sudah tidak ada pilihan lagi, akhirnya Arvin membunuh si pendeta dengan pistol pemberian paman Earskell.

Setelah membunuh si pendeta, Arvin kemudian ingin kembali ke rumahnya dahulu, karena menurutnya sudah tidak ada lagi tempat pulang untuk Arvin. Tapi sialnya, mobilnya Arvin tiba-tiba mogok. Jadilah, Arvin harus meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki.

Di tempat lain, Lee mendatangi rumahnya Leroy dengan niatan membunuh Leroy dan Bobo. Lee melakukannya karena ia harus membunuh mereka terlebih dahulu sebelum ia dibunuh duluan. Dengan menggunakan pistolnya Bobo yang tidak bisa dilacak, Lee membunuh mereka berdua.

Saat pagi hari, Carl dan Sandy melanjutkan lagi perjalanan mereka, dan tak sengaja mereka berpapasan dengan Arvin yang hendak pergi ke Maede, Ohio, kota kertas tempat rumahnya berada. Carl dan Sandy lalu memberikan Arvin tumpangan. Carl kemudian pura-pura kebelet agar mereka bisa menepi ke hutan dimana di sana Arvin akan dibunuh. Arvin yang curiga lalu mengetahui kalau Carl bersenjata, Arvin lalu menyiapkan pistolnya untuk kemungkinan terburuk. Saat Carl hendak memaksa Arvin keluar, dengan cepat Arvin bergerak duluan dengan menembak Carl dua kali hingga tewas. Sandy yang terkejut lalu menodongkan pistolnya juga pada Arvin, tapi pistol yang dipegang Sandy kosong, jadilah Arvin duluan menembak dan membunuh Sandy.

Arvin yang kini sudah membunuh dua orang lalu mengambil sejumlah uang dari tasnya Sandy dan menemukan sebuah foto kalau rupanya Carl dan Sandy adalah pembunuh berantai. Arvin lalu pergi dari situ dan melanjutkan perjalanannya. Berita kematian Sandy sudah sampai ke telinganya Lee, Lee datang ke TKP dan menyayangkan kematian Sandy. Tapi Lee terpikirkan hal lain, yakni bukti kalau Sandy adalah pembunuh berantai. Jadilah setelah dari TKP, Lee pergi ke apartemennya Sandy dan mencari foto atau bukti yang berkaitan dengan kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Sandy. Lee kemudian menemukan ruangan cuci foto dan menemukan semua foto korban yang sudah dibunuh Carl dan Sandy. Lee mengambil semua foto itu dan membakarnya.

Setelah itu, Lee mendapat telepon dari salah satu tim penyelidik dan melaporkan pembunuhan seorang pendeta yang ditembak mati menggunakan pistol dengan peluru yang sama dengan orang yang membunuh Sandy. Tim penyelidik mendapat info kalau pembunuhnya adalah Arvin, bocah yang dulu mendapati ayahnya tewas bunuh diri. Lee juga mendapat informasi kalau Arvin sedang dalam perjalanan ke Maede, Ohio untuk pergi kembali ke rumahnya dulu.

Di lain sisi, Arvin sampai di tempat tujuannya dan ia bertemu dengan si penjaga toserba yang pernah membantunya tempo hari. Arvin lalu menanyakan kondisi rumahnya pada si penjaga toserba dan si penjaga toserba bilang kalau rumahnya sudah terbakar habis beberapa tahun yang lalu, diduga karena ada anak-anak kecil yang bermain di rumah itu dan tak sengaja menyulut api. Tapi Arvin tidak begitu memedulikannya karena tujuannya yang sebenarnya adalah tempat ibadah mereka dulu. Arvin lalu menaiki bukit dan sampai di tempat peribadahan mereka, tapi ia tak menemukan Jack, anjing peliharannya di sana karena yang tersisa dari Jack kini hanyalah tulang belulangnya saja. Arvin kemudian menguburkan tulang belulangnya Jack, tapi tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya. Arvin segera bersembunyi dan rupanya orang yang datang adalah Lee yang membawa shotgun. Lee hendak membunuh Arvin karena telah membunuh adiknya. Arvin mengakui kalau ia lah yang membunuh si pendeta dan Sandy, tapi ia terpaksa melakukan hal itu karena mereka berdua adalah orang jahat. Lee yang tidak mau mendengar Arvin lalu menembak Arvin, tapi Arvin bergerak lebih dahulu dan tembakannya menengenai perutnya Lee. Lee pun tewas.

Setelah itu, Arvin lalu pergi dari situ dan berjalan di pinggir jalan raya, berharap ada orang yang mau memberinya tumpangan. Dan setelah beberapa kali mencoba ada juga orang baik yang memberinya tumpangan. Orang yang memberikan Arvin tumpangan itu hendak pergi ke Cincinnati, dan Arvin pun ikut saja pergi ke sana. Di mobil itu, si pengemudi memutar radio yang membahas tentang pidato Presiden Johnson tentang niatannya menambah jumlah tentara di Vietnam untuk menunjukkan bahwa Amerika tidak takut dengan kekuatan komunis. Tapi Arvin justru mengantuk saat mendengar pidato itu, Menurut saya, arti dari adegan itu menggambarkan kondisi Arvin yang kini tidak tahu lagi apakah dia adalah orang baik seperti yang digambarkan dalam pidato presiden Johnson ataukah orang jahat seperti orang komunis di Vietnam, makanya dia memilih tidur saja karena dia sudah tidak peduli lagi. Dan juga narasi yang dibacakan narator saat adegan terakhir adalah paragraf terakhir dari novel aslinya. Dan juga sekedar info kembali bahwa narator dari film ini adalah penulis dari buku The Devil All the Time.

Previous Post
Next Post

0 Comments: