Film ini menceritakan banyak
karakter jadi tidak berfokus pada satu main character saja. Tapi mari kita
mulai dengan kisah William Russell pada tahun 1945. William Russell yang biasa
disapa Willard adalah seroang prajuit perang Amerika Serikat yang kala itu
sedang bertugas di kepuluaan Solomon untuk bertempur dengan prajurit Jepang. Ia
bersama rekan-rekannya kala itu tidak sengaja bertemu dengan salah satu
prajurit Amerika yang disalip di tengah-tengah ladang yang sudah dibakar habis.
Nama prajurit yang disalip itu adalah Miller Jones. Willard dan rekan-rekannya
mengira Miller sudah tewas tapi rupanya Miller masih hidup. Karena kasihan
dengan kondisinya Miller, akhirnya Willard membunuh Miller.
Seusai perang, Willard kembali ke
kampung halamannya di Coal Creek, Virginia Barat. Tapi sebelum itu ia mampir ke
salah satu kedai makanan dan disana ia bertemu dengan Charlotte yang bekerja
sebagai pramusaji di kedai itu. Di waktu yang bersamaan, di kedai itu ada Carl
Henderson, seorang pembunuh berantai yang suka memfoto korban yang ia bunuh. Di
kedai itu Carl bertemu dengan pramusaji lain yang bernama Sandy Bodecker yang
kemudian akan ia nikahi dan bersama Sandy mereka akan membunuh orang-orang.
Kemudian tiba-tiba ada seorang
gembel ingin masuk ke dalam kedai makanan itu, tapi si pemilik kedai tidak mau
si gembel masuk karena penampilannya yang rusuh dan bau. Charlotte yang melihat
itu, lalu keluar dari kedai dan memberikan sejumlah makanan pada si gembel.
Willard melihat apa yang dilakukan Charlotte, dan di titik itu, Willard mulai
menaruh rasa cinta pada Charlotte.
Willard melanjutkkan perjalanannya
dan sampai ke Coal Creek. Willard dijemput pamannya yang bernama Earskell.
Willard lalu memberikan hadiah pistol jenis Luger pada pamannya yang Willard
katakan itu adalah pistol yang digunakan Hitler untuk bunuh diri. Willard
sampai di rumah dan ia disambut oleh ibunya. Saat makan malam, Willard bilang
kalau ia menyukai seseorang, tapi saat itu ia masih belum mengetahui namanya.
Ibunya Willard yang bernama Emma tidak melarang Willard menyukai Charlotte,
tapi sebenarnya Emma sudah berjanji pada Tuhan kalau Willard bisa pulang dengan
selamat, maka ia akan menjodohkan Willard dengan seorang anak gadis bernama
Helen yang tinggal di gereja karena seluruh keluarganya telah meninggal dunia
akibat kebakaran.
Willard tidak suka dengan Helen,
jadilah saat Helen duduk bersampingan dengan Willard di gereja, Willard cuek
pada Helen. Kebetulan saat itu, gejera mereka kedatangan seorang pedeta bernama
Roy Laferty dan sepupunya yakni Theodore yang pincang karena kebanyakan minum
striknina atau antibeku. Roy berkhotbah tentang bagaimana Tuhan telah
memberinya kekuatan untuk melawan rasa takutnya pada laba-laba. Sebagai
buktinya, ia mempertontonkan dirinya yang menaruh sekumpulan laba-laba langsung
ke arah mukanya dan ia sama sekali tidak merasa takut akan hal itu. Di titik
itu, Helen lalu jatuh cinta pada Roy dan ingin Roy menikahinya.
Beberapa tahun kemudian, Willard
sudah menikah dengan Charlotte dan memiliki seorang anak laki-laki bernama Arvin.
Mereka tinggal di sebuah rumah di lembah Knockemsitff yang mereka sewa dari
seorang pengacara. Meski begitu Charlotte benar-benar ingin membeli rumah itu,
jadilah Willard bekerja keras dan menabung agar mimpi Charlotte itu bisa
terwujud. Tak lupa Willard juga kerap berdoa, dengan membuat sebuah salip dari
sepasang papan dan ia tancapkan di halaman belakang rumahnya.
Di tempat lain, Helen pun sudah
menikah dengan Roy. Mereka di karuniai seorang anak perempuan bernama Lenora.
Suatu hari, tak sengaja Roy digigit laba-laba saat sedang berkhotbah dan membuat
kepalanya membesar seperti labu. Semenjak hari itu, Roy lalu mengurung dirinya
di lemari yang gelap karena ia mengira Tuhan sedang menguji dirinya. Hingga
akhirnya, Roy dalam tanda kutip, menerima wahyu dari Tuhan yang menyuruh Roy
membunuh istrinya sebagai tumbal. Jadilah Roy bersama Helen mendatangi rumahnya
bibi Emma untuk menitipkan Lenora. Roy membawa Helen ke suatu hutan, dan dengan
sekali tusukan tepat di leher, Roy membunuh Helen. Meski begitu, Roy kemudian
hendak membangkitkan Helen kembali dari kematian, tapi Helen tak kunjung
bangkit. Akhirnya Roy memutuskan untuk mengubur Helen dan pergi dari hutan itu.
Theodore yang bersama Roy lalu
menyuruh Roy pergi ke selatan agar mereka bisa melarikan diri dan tidak
dicurigai telah membunuh Helen. Mereka menepi di sisi jalan untuk istirahat,
saat terbangun Theodore sendirian di mobil karena Roy telah pergi
meninggalkannya.
Rupanya Roy menumpang di mobilnya
Carl dan Sandy yang sedang dalam perjalanan ke Virginia Barat, Roy menumpang
untuk kembali melihat Lenora dan mengakui bahwa ia telah membunuh Helen. Dalam
perjalanan, Roy tertidur dan kemudian dibangunkan oleh Carl dan dibawa ke suatu
hutan dimana Carl ingin Roy bercinta dengan Sandy agar Carl kemudian bisa
memfoto Roy dan Sandy. Tapi Roy tdak mau karena itu adalah perbuatan dosa. Karena
Roy terus-terusan menolak, akhirnya Carl membunuh Roy.
Time skip ke 1957, Arvin yang sudah
berusia 9 tahun pulang dari sekolah dengan mata lebam, Willard tidak marah pada
Arvin malah menyuruh Arvin untuk membalas orang yang sudah menyakitinya di
waktu yang tepat. Willard lalu membawa Arvin ke tempat ibadah mereka yakni
salip yang Willard tancapkan tempo hari dan menyuruh Arvin berdoa dan curhat
pada Tuhan. Tepat saat itu, ada dua orang pemburu yang melintasi tempat mereka
dan mencemooh mereka karena berdoa di tempat yang jelek. Willard hanya bisa
bersabar kala itu dan menyuruh Arvin untuk tetap fokus saja berdoa.
Beberapa hari kemudian, Willard
mengajak Arvin bersamanya pergi membeli bensin. Arvin membawa Jack anjing
peliharaannya bersamanya. Tapi rupanya Willard tidak membawa Arvin pergi
membeli bensin tapi ke suatu kedai dimana dua orang pemburu yang tempo hari
mengejek mereka saat ini sedang beristirahat. Tanpa banyak basa-basi, Willard
lalu turun dari mobil dan memukuli dua orang pemburu itu tanpa ampun, bahkan
nyaris membunuh salah satu dari mereka. Arvin yang melihat apa yang dilakukan
ayahnya dari mobil hanya bisa terdiam, Willard mengatakan kalau itu yang ia
maksud dengan membalas perbuatan orang lain di waktu yang tepat. Arvin kemudian
terus mengingat perkataan ayahnya itu selamanya.
Malam harinya, saat pulang ke rumah
mereka, Arvin menemukan ibunya tersungkur di dapur. Willard segera menghubungi
dokter dan dokter mengatakan kalau Charlotte mengidap kanker dan sulit untuk
disembuhkan. Willard bingung harus berbuat apa untuk mengobati Charlotte. Yang
ia bisa lakukan hanya berdoa pada Tuhan dari pagi hingga malam. Saat berkunjung
ke suatu bar, Willard lalu menyadari kalau semua doa yang ia lanturkan tidak
akan pernah dikabulkan Tuhan bila ia tidak melakukan suatu pengorbanan. Jadilah
sepulang dari bar, ia lalu membunuh Jack, anjing kesayangannya Arvin lalu
menyalipnya. Arvin yang mengetahui itu hendak mencegahnya tapi Willard bilang
kalau ini demi ibunya. Walau akhirnya, ibunya tetap meninggal dunia akibat
kanker.
Sepulang mengubur Charlotte,
Willard ingin membawa Arvin tinggal bersama ibunya di Coal Creek, tapi Arvin
tidak mau. Ia justru mengambil sebuah pai di depan rumahnya dan memakannya
sendirian di dalam kamar hingga tertidur. Saat bangun, Arvin yang tahu ayahnya
berada di tempat ibadah lalu mendatangi tempat itu tapi ia terkejut karena
menemukan ayahnya yang sudah tewas bunuh diri dengan menggerek urat nadinya
hingga kehabisan darah. Arvin lalu memberitahukan hal itu pada seorang penjaga
toserba di dekat rumahnya dan si penjaga toserba melaporkan hal itu pada
polisi. Seorang polisi yang bernama Lee Bodecker datang dan dengan dituntun
Arvin ia kaget melihat ada anjing yang di salip di tengah hutan. Setelah itu,
kepolisian lalu membawa Arvin ke rumah neneknya di Coal Creek dan sejak saat
itu, Arvin tinggal di sana bersama Lenora, anaknya Roy dan Helen.
Time skip ke tahun 1965. Arvin
sudah berusia 17 tahun, nenek Emma dan Lenora mengadakan acara kecil-kecilan
untuk Arvin. Paman Earskell memberikan hadiah pada Arvin yakni pistol pemberian
Willard padanya dulu. Paman Earskell bilang, mungkin Willard ingin Arvin
memiliki pistol itu. Arvin pun menerima pistol itu.
Sehari-hari di SMA, Lenora sering
di bully sama teman-temannya karena kealiman dan wajah pucatnya. Arvin yang
mengetahui hal itu lantas tidak tinggal diam dan langsung menyerang orang yang
membuly Lenora. Tapi tentu saja karena kalah jumlah, Arvin pun di hajar balik.
Sepulang sekolah, Lenora sering datang ke kuburan ibunya untuk membacakan al
kitab untuk Helen, walau tidak pernah ikut mendoakan tapi Arvin selalu mau
kalau diminta Helen menemaninya pergi ke kuburan. Selepas itu, pendeta gereja
memanggil Arvin dan Lenora dan memberitahukan kalau ia akan segera digantikan
oleh anak adik perempuannya, jadi ia ingin Arvin dan Lenora menyiapkan sajian
yang pantas untuk pendeta baru.
Jadilah, sepulang dari tempat itu,
Arvin menemani neneknya membeli hati ayam yang akan dimasak untuk menjamu si
pendeta baru. Di hari minggu, semua keluarga berkumpul di gereja dan menyajikan
makanan terbaik buatan mereka. Si pendeta baru yang bernama Preston Teagardin
datang bersama istrinya dan menerima semua sajian yang diberikan orang-orang. Hingga
akhirnya, neneknya Arvin datang dengan membawa sajian hati ayam. Si pendeta
lalu mengatakan bahwa ia akan memberikan semua sajian makanan itu pada
orang-orang, dan si pendeta akan berkorban memakan hati ayam itu seorang diri
sama seperti yesus mengorbankan dirinya untuk orang lain. Setelah mendengar
cemoohan itu, neneknya Arvin lalu pulang dengan rasa sedih yang mendalam.
Suatu hari, saat Lenora pergi ke
kuburan untuk membacakan al kitab untuk ibunya, Arvin tidak ikut menemani
Lenora karena ia ada urusan. Dan rupanya urusan yang dimaksud Arvin itu adalah
menghajar semua orang yang sudah membully Lenora. Tak diduga-duga hari itu
hujan turun deras. Lenora lalu berteduh di geraja, si pendeta yang berada di
gereja itu lalu membukakan pintu untuk Lenora da kemudian mengajak Lenora
berjalan-jalan dengan mengendarai mobil. Mereka berhenti di suatu tempat sunyi
dan di sana, si pendeta mengatakan kalau semua doa yang Lenora kirim untuk
ibunya mungkin tidak sampai karena Lenora tidak berdoa dengan telanjang. Mendengar
perkataan si pendeta, Lenora lalu membuka semua bajunya dan bercinta dengan si
pendeta.
Di tempat lain, Sandy hendak
melarikan diri karena sudah muak membunuh orang-orang. Tapi Sandy membatalkan
niatnya karena ia takut akan ketahuan dan dibunuh oleh Carl. Selain itu, ia
juga diam-diam menikmati hal tersebut. Suatu siang, apartemennya didatangi oleh
kakaknya yakni Lee Bodecker yang kini menjabat sebagai Sherif. Lee datang
karena belakangan ini Sandy dikait-kaitkan dengan kasus pembunuhan berantai.
Sandy tentu menyangkal hal itu, hingga akhirnya tak sengaja Lee menemukan foto
Sandy yang sedang bercinta dengan salah satu korbannya. Di titik itu, Lee
langsung tahu kalau Sandy benar-benar dalam masalah.
Lee lalu pergi menemui Leroy Brown si
pemilik bar tempat Sandy bekerja di sebuah kedai yang saat itu sedang bersama
pengawalnya yang bernama Bobo McDaniels. Rupanya selama menjadi sherif, Lee
banyak disuap oleh Leroy dan kini posisi Lee sebagai sherif terancam karena
perilaku buruknya itu diam-diam mulai diketahui orang banyak. Di titik itu, Lee
lalu sadar kalau ia akan segera dibunuh Leroy bila melakukan kesalahan lagi.
Keesokan harinya, Carl dan Sandy
bertemu dengan seorang prajurit bernama Gary Matthew Bryson yang sedang dalam
perjalanan pulang ke rumah. Carl dan Sandy memberinya tumpangan tapi akhirnya
malah membawa Gary ke sebuah hutan. Dan di sana, mereka merayu Gary untuk mau
minum dan bersantai dengan mereka, Gary yang polos ikut saja dengan perkataan
mereka dan akhirnya Carl menembak kemaluannya Gary dan memfoto mukanya Gary
yang merintih kesakitan dan memohon belas kasih. Gary pun tewas
dipotong-potong. Sandy sudah benar-benar muak dengan hal ini, saat di
beristirahat di motel, Sandy menelepon polisi dan mengatakan di mana Gary
dikubur agar Carl segera ditangkap.
Pindah ke Coal Creek, di gereja
saat malam hari Lenora mendatangi si pendeta dan memberitahu si pendeta kalau
ia sedang mengandung anaknya si pendeta. Tapi si pendeta justru mengelak dan
mengatakan kalau mereka tidak pernah melakukan apapun selama ini, dan
mengatakan Lenora orang gila. Lenora yang sakit hati lalu pergi dari gereja.
Suatu hari, Arvin dan neneknya hendak pergi ke gereja tapi Lenora tidak bisa
ikut karena ia mual-mual, Arvin kala itu tidak tahu kalau Lenora sedang hamil
jadi menganggap Lenora hanya sakit biasa. Jadilah Arvin dan neneknya pergi meninggalkan
Lenora bersama paman Earskell yang juga sedang tidak enak badan.
Saat di gereja, si pendeta
berkhotbah mengenai delusional, yakni kondisi dimana seseorang menuduh orang
melakukan sesuatu yang tidak ia lakukan, seakan-akan menargetkan ceramahnya itu
pada Lenora. Lenora yang hanya bisa tinggal di rumah merasa sangat berdosa
karena melakukan sex di luar pernikahan, ia takut neneknya akan menanggung malu
karena membesarkan seorang anak pelacur. Lenora lalu memutuskan untuk bunuh
diri. Tapi di detik-detik Lenora hendak bunuh diri, ia teringat kalau Tuhan itu
maha pengampun. Jadi Lenora hendak membatalkan niatnya itu, tapi tak sengaja
ember yang menahan badannya terlempar hingga membuat Lenora benar-benar
tergantung dan akhirnya mati. Arvin menemukan mayat Lenora saat pulang dari
gereja. Mereka semua mengira kalau Lenora mati bunuh diri karena lelah di
bully.
Beberapa waktu setelah Lenora
meninggal dunia, seorang polisi mendatangi Arvin dan memberitahu Arvin kalau
Lenora tewas dalam kondisi hamil. Arvin lalu teringat saat pemakamannya Lenora,
si pendeta tidak mau membawakan khotbah untuk Lenora karena Lenora tewas bunuh
diri. Di titik itu, Arvin menaruh curiga kalau si pendeta lah yang telah
membuat Lenora hamil. Arvin lalu mulai memata-matai si pendeta. Dan kala itu si
pendeta sedang bersama dengan seorang gadis yang datang ke gereja menggunakan
sepeda. Si pendeta lalu membawa si gadis pergi bersamanya menaiki mobil dan
membawa si gadis ke tempat sepi. Si pendeta dan si gadis pun bercinta. Saat
selesai bercinta, si pendeta mengambil celana dalam si gadis untuk dihirup
kembali lalu dibuangnya. Saat malam hari, si pendeta kembali ke rumahnya, dan
di rumah si pendeta lalu di sepong oleh istrinya. Kini Arvin tahu sifat asli si
pendeta dan membulatkan tekadnnya untuk membunuh si pendeta.
Jadilah Arvin datang ke gereja
untuk bertemu dengan si pendeta. Arvin berpura-pura ingin melakukan penebusan
dosa atas hal buruk yang sudah ia lakukan. Saat si pendeta menanyakan hal apa
yang sudah dilakukan Arvin, Arvin justru mengatakan semua hal buruk yang sudah
dilakukan si pendeta yakni bercinta dengan si gadis dan memperlakukan istrinya
seperti pelacur. Si pendeta yang marah lalu hendak lalu beranjak dari kursinya,
tapi Arvin juga menodongkan pistol pada si pendeta. Arvin ingin si pendeta
mengakui kalau si pendetalah yang telah membuat Lenora hamil dan akhirnya bunuh
diri. Tapi si pendeta tetap tidak mau mengakuinya karena bagaimana pun juga hal
itu akan merusak nama baiknya. Karena sudah tidak ada pilihan lagi, akhirnya Arvin
membunuh si pendeta dengan pistol pemberian paman Earskell.
Setelah membunuh si pendeta, Arvin
kemudian ingin kembali ke rumahnya dahulu, karena menurutnya sudah tidak ada
lagi tempat pulang untuk Arvin. Tapi sialnya, mobilnya Arvin tiba-tiba mogok.
Jadilah, Arvin harus meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki.
Di tempat lain, Lee mendatangi
rumahnya Leroy dengan niatan membunuh Leroy dan Bobo. Lee melakukannya karena
ia harus membunuh mereka terlebih dahulu sebelum ia dibunuh duluan. Dengan
menggunakan pistolnya Bobo yang tidak bisa dilacak, Lee membunuh mereka berdua.
Saat pagi hari, Carl dan Sandy
melanjutkan lagi perjalanan mereka, dan tak sengaja mereka berpapasan dengan
Arvin yang hendak pergi ke Maede, Ohio, kota kertas tempat rumahnya berada. Carl
dan Sandy lalu memberikan Arvin tumpangan. Carl kemudian pura-pura kebelet agar
mereka bisa menepi ke hutan dimana di sana Arvin akan dibunuh. Arvin yang
curiga lalu mengetahui kalau Carl bersenjata, Arvin lalu menyiapkan pistolnya
untuk kemungkinan terburuk. Saat Carl hendak memaksa Arvin keluar, dengan cepat
Arvin bergerak duluan dengan menembak Carl dua kali hingga tewas. Sandy yang
terkejut lalu menodongkan pistolnya juga pada Arvin, tapi pistol yang dipegang
Sandy kosong, jadilah Arvin duluan menembak dan membunuh Sandy.
Arvin yang kini sudah membunuh dua
orang lalu mengambil sejumlah uang dari tasnya Sandy dan menemukan sebuah foto
kalau rupanya Carl dan Sandy adalah pembunuh berantai. Arvin lalu pergi dari
situ dan melanjutkan perjalanannya. Berita kematian Sandy sudah sampai ke
telinganya Lee, Lee datang ke TKP dan menyayangkan kematian Sandy. Tapi Lee
terpikirkan hal lain, yakni bukti kalau Sandy adalah pembunuh berantai. Jadilah
setelah dari TKP, Lee pergi ke apartemennya Sandy dan mencari foto atau bukti
yang berkaitan dengan kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Sandy. Lee
kemudian menemukan ruangan cuci foto dan menemukan semua foto korban yang sudah
dibunuh Carl dan Sandy. Lee mengambil semua foto itu dan membakarnya.
Setelah itu, Lee mendapat telepon
dari salah satu tim penyelidik dan melaporkan pembunuhan seorang pendeta yang ditembak
mati menggunakan pistol dengan peluru yang sama dengan orang yang membunuh
Sandy. Tim penyelidik mendapat info kalau pembunuhnya adalah Arvin, bocah yang
dulu mendapati ayahnya tewas bunuh diri. Lee juga mendapat informasi kalau
Arvin sedang dalam perjalanan ke Maede, Ohio untuk pergi kembali ke rumahnya
dulu.
Di lain sisi, Arvin sampai di
tempat tujuannya dan ia bertemu dengan si penjaga toserba yang pernah
membantunya tempo hari. Arvin lalu menanyakan kondisi rumahnya pada si penjaga
toserba dan si penjaga toserba bilang kalau rumahnya sudah terbakar habis
beberapa tahun yang lalu, diduga karena ada anak-anak kecil yang bermain di
rumah itu dan tak sengaja menyulut api. Tapi Arvin tidak begitu memedulikannya
karena tujuannya yang sebenarnya adalah tempat ibadah mereka dulu. Arvin lalu
menaiki bukit dan sampai di tempat peribadahan mereka, tapi ia tak menemukan
Jack, anjing peliharannya di sana karena yang tersisa dari Jack kini hanyalah
tulang belulangnya saja. Arvin kemudian menguburkan tulang belulangnya Jack,
tapi tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya. Arvin segera
bersembunyi dan rupanya orang yang datang adalah Lee yang membawa shotgun. Lee
hendak membunuh Arvin karena telah membunuh adiknya. Arvin mengakui kalau ia
lah yang membunuh si pendeta dan Sandy, tapi ia terpaksa melakukan hal itu
karena mereka berdua adalah orang jahat. Lee yang tidak mau mendengar Arvin
lalu menembak Arvin, tapi Arvin bergerak lebih dahulu dan tembakannya
menengenai perutnya Lee. Lee pun tewas.
Setelah itu, Arvin lalu pergi dari
situ dan berjalan di pinggir jalan raya, berharap ada orang yang mau memberinya
tumpangan. Dan setelah beberapa kali mencoba ada juga orang baik yang
memberinya tumpangan. Orang yang memberikan Arvin tumpangan itu hendak pergi ke
Cincinnati, dan Arvin pun ikut saja pergi ke sana. Di mobil itu, si pengemudi
memutar radio yang membahas tentang pidato Presiden Johnson tentang niatannya
menambah jumlah tentara di Vietnam untuk menunjukkan bahwa Amerika tidak takut
dengan kekuatan komunis. Tapi Arvin justru mengantuk saat mendengar pidato itu,
Menurut saya, arti dari adegan itu menggambarkan kondisi Arvin yang kini tidak
tahu lagi apakah dia adalah orang baik seperti yang digambarkan dalam pidato
presiden Johnson ataukah orang jahat seperti orang komunis di Vietnam, makanya
dia memilih tidur saja karena dia sudah tidak peduli lagi. Dan juga narasi yang
dibacakan narator saat adegan terakhir adalah paragraf terakhir dari novel
aslinya. Dan juga sekedar info kembali bahwa narator dari film ini adalah
penulis dari buku The Devil All the Time.
0 Comments: