Film ini mengisahkan tentang Travis
Bickle, seorang pemuda berusia 26 tahun yang kesepian dan mantan veteran
perang. Ia melamar menjadi sopir taksi di salah satu perusahaan taksi di New
York agar ia bisa mengisi waktu luangnya dengan pekerjaan. Karena pekerjaannya
itu, ia banyak menghabiskan waktu malamnya berkeliling kota New York dan
mengetahui banyak hal tentang dunia malam. Di waktu siangnya, Travis biasa
menghabiskan waktunya pergi ke bioskop porno.
Kehidupan Travis mulai sedikit
berubah saat tak sengaja ia melihat seorang wanita cantik yang menarik perhatiannya.
Si wanita bekerja sebagai sukarelawan dalam tim pemenangan Charles Palantine,
senator Amerika Serikat yang mencalonkan diri menjadi Presiden Amerika Serikat.
Di waktu senggangnya, Travis biasa duduk di dalam taksinya dan melihat si
wanita melalui kaca gedung. Si wanita merasa resah karena terus diperhatikan
oleh Travis, ia lalu memanggil sahabatnya yakni Tom untuk mengusir Travis.
Malam harinya, Travis berkumpul
bersama rekan-rekan sesama sopir taksi di sebuah kedai makanan. Di sana, salah
satu rekannya menawarkan Travis untuk membeli pistol karena belakangan ini,
taksi mereka dijadikan tempat eksekusi oleh orang-orang yang ingin membunuh. Tapi
Travis menolak karena menurutnya ia masih belum membutuhkan pistol itu.
Keesokan harinya, Travis mendatangi
kantornya si wanita. Travis memberanikan diri untuk bicara langsung dengan si
wanita, bilangnya si ingin jadi sukarelawan untuk tim pemenangannya Palantine,
tapi niat aslinya adalah ingin berkenalan dengan si wanita. Dan setelah
berkenalan ternyata si wanita itu bernama Betsy. Travis mengajak Betsy makan
siang bersama, awalnya Betsy tidak mau karena ia baru mengenal Travis tapi
setelah melihat kesungguhannya Travis akhirnya Betsy mau. Mereka makan siang di
Charles Coffee Shop di Columbus Circle. Di sana Travis terus-terusan
memuji-muji Betsy. Travis juga menyinggung kalau ia tidak menyukai Tom, dengan
terang-terangan Travis bilang kalau Tom menyukai Betsy tapi Betsy tidak
menyukai Tom. Betsy pun mengiyakan perkataan Travis karena ia memang hanya
menganggap Tom sebagai teman saja. Sebelum kembali ke kantornya, Betsy
memberitahu penulis lagu favoritnya pada Travis yakni Kris Kristofferson.
Travis yang seperti di kode oleh Betsy lalu membelikan Betsy piringan hitam
lagu buatannya Kris Kristofferson.
Malam harinya, Travis menjemput
penumpang di sebuah hotel. Dan rupanya penumpangnya Travis adalah Charles
Palantine. Travis sangat gembira dan terus-terus menyatakan dukungannya
terhadap Palantine. Travis lalu bilang kalau siapapun yang akan jadi presiden ia
harus membersihkan kejahatan-kejahatan malam yang ada di New York seperti
prostitusi, narkoba, dan sebagainya. Palantine senang mendengar sarannya
Travis. Ia menjabat tangannya Travis dan berterima kasih karena mau
mendukungnya.
Setelah mengantar Palantine, ia
berhenti di pinggir jalan dan taksinya dimasuki oleh seorang gadis remaja. Si
gadis menyuruh Travis jalan, tapi Travis tidak mau. Tidak lama, seorang pria
datang menjemput si gadis dengan paksa, lalu memberikan Travis 20 dolar agar
Travis melupakan si pria dan si gadis. Travis diam saja dan menyimpan uang itu.
Keesokan harinya, Travis mengajak
Betsy berkencan dan Betsy mau. Mereka pun berkencan malam harinya dan Travis
memberikan Betsy piringan hitam lagu buatannya Kris Kristofferson pada Betsy
sebagai hadiah. Travis kemudian mengajak Betsy ke bioskop porno. Betsy mengira
Travis bercanda tapi rupanya Travis bersungguh-sungguh. Betsy awalnya bisa-bisa
saja menonton film porno itu, tapi lama kelamaan ia merasa tidak cocok dengan
film itu, Betsy lalu keluar bioskop dan ingin segera pulang saja. Travis
menahan Betsy tapi Betsy tidak mau dengar karena menurut Betsy pria yang
mengajak wanita ke bioskop porno itu artinya si pria ingin melecehkan si
wanita. Betsy lalu mengembalikan piringan hitam hadiah dari Travis lalu pergi
dengan menaiki taksi.
Keesokan harinya, Travis berulang
kali menghubungi Betsy. Tapi Betsy tidak mau menjawab teleponnya Travis. Travis
bahkan kerap menghadiahi Betsy bunga, tapi bunga itu pun tidak pernah diambil
oleh Betsy. Karena sudah muak, Travis lalu datang ke kantornya Betsy dan
memaki-maki Betsy. Tom yang ada di situ, lalu menyuruh Travis keluar dan
memanggil polisi untuk mengamankan Travis.
Malam harinya, Travis mengantar
seorang pria ke sebuah hotel. Tapi si pria tidak mau turun. Si pria justru
menyuruh Travis melihat ke jendela hotel dan Travis melihat bayangan seorang
wanita di sana. Si pria mengatakan kalau wanita itu adalah istrinya, dan si
pria berencana membunuh istrinya itu malam ini karena sudah selingkuh darinya.
Di detik itu, Travis lalu sadar kalau ia benar-benar membutuhkan pistol, karena
kejadian pembunuhan seperti ini kerap terjadi akhir-akhir ini.
Selepas itu, Travis lalu mendatangi
Wizard, salah satu rekannya yang sudah bekerja menjadi sopir taksi selama 15
tahun. Travis ingin minta sarannya Wizard tentang apa yang seharusnya ia
lakukan. Dan Wizard menyuruh Travis menjalani pekerjaannya selayaknya pekerjaan
itu adalah identitas dari dirinya. Travis menerima saran dari Wizard itu, dan
mulai fokus pada pekerjaannya. Di lain sisi, Travis memiliki perasaan tidak
suka apabila berdekatan dengan orang kulit hitam. Itulah mengapa ia sering
menghindar dari Doughboy, kawannya Wizard yang adalah sopir taksi berkulit
hitam.
Keesokan harinya, Travis diajak
bertemu dengan seorang pria penjual pistol. Si penjual pistol menawarkan 4
pistol pada Travis yakni Smith & Wesson Model 29, Smith & Wesson Model
36, Smith & Wesson 61 Escort, dan Walther PP. Karena bingung harus memilih,
Travis akhirnya membeli semua pistol itu. Travis mulai melatih tubuhnya agar ia
bisa menghadapi kondisi gawat saat menjadi bekerja nanti. 50 push up saat pagi,
makan teratur dan sebagainya. Ia juga kerap datang ke tempat latihan tembak
untuk kembali melatih kemampuan menembaknya.
Suatu malam, ia singgah ke sebuah
mini marketnya Melio. Tiba-tiba toko itu dirampok oleh seorang pria kulit
hitam. Travis yang kala itu membawa pistol lalu menembak si perampok itu dan
membuatnya sekarat. Melio yang tertolong langsung menyuruh Travis pergi agar
Melio bisa menghajar si perampok dengan linggis hingga mati.
Rasa depresi Travis makin menjadi. Sebab
utamanya karena cintanya pada Betsy sudah tidak dianggap lagi. Travis kerap
datang ke kampanyenya Palantine hanya agar bisa melihat Betsy lagi. Travis lalu
menuliskan surat ulang tahun pernikahan pada kedua orang tuanya dan
memperkenalkan Betsy pada surat itu. Untuk melepas rasa depresi, Travis lalu berjalan-jalan
keliling kota. Tak sengaja ia bertemu kembali dengan gadis yang ditarik paksa
oleh si pria tempo hari. Travis lalu mendatangi si gadis, dan rupanya si gadis
adalah seorang pelacur. Si gadis menyuruh Travis bicara dulu pada majikannya
yang bernama Matthew bila ingin kencan dengannya. Travis bicara pada Matthew
dan Matthew mematok harga 15 dolar untuk 15 menit dan 25 dolar untuk 30 menit. Travis
mengiyakan permintaan itu dan kemudian pergi ke hotel bersama si gadis. Di
hotel, Travis kembali di tagih 10 dolar untuk biaya kamar. Dan di kamar
rupanya, Travis sama sekali tidak ingin menyentuh si gadis. Bahkan si gadis
yang memulai duluan pun, Travis tidak mau. Travis ingin menolong si gadis yang
bernama Iris itu agar ia bisa mendapatkan hidup yang lebih layak lagi. Karena
bagaimanapun Iris adalah gadis remaja cantik yang masih berusia 12 tahun.
Travis mengungkit waktu Iris masuk
ke taksinya dan hendak kabur, tapi Iris berdalih kalau waktu itu ia sedang
mabuk berat dan tidak bersungguh-sungguh ingin kabur. Walau demikian, Travis
tetap ingin Iris dapat kehidupan yang layak, Travis lalu mengajak Iris makan
siang besok di suatu kedai makanan untuk membicarakan masalah ini baik-baik
dengan Iris. Saat keluar kamar, Travis lalu memberikan si penjaga hotel mesum
itu, 20 dolar yang ia terima tempo hari.
Keesokan harinya, Travis
terus-terusan memarahi Iris karena dengan bodohnya lari dari rumahnya demi
mendapatkan kehidupan yang buruk seperti ini. Iris yang diceramahi justru
bilang kalau Travis adalah polisi narkoba dan hendak menjadikan Iris sebagai
saksi. Iris lalu pergi dari situ.
Travis sudah membulatkan tekadnya.
Hari ini ia memiliki dua misi, yakni membunuh Palantine yang sudah merebut
perhatian Betsy darinya, dan membunuh Matthew yang sudah menyengsarakan Iris.
Travis sudah menyiapkan segalanya, bahkan dia membuat alat khusus di tangannya
agar Travis bisa mengeluarkan pistol dari pergelangan tangannya. Alatnya kayak
Hidden Bladenya Assassin’s Creed. Travis juga mencukur rambutnya. Travis kemudian
mendatangi persimpangan Columbus Circle dimana Palantine sedang mengadakan
kampanye di sana. Saat turun dari panggung, Travis hendak membunuh Palantine
tapi upayanya diketahui oleh salah satu bodyguardnya Palantine. Travis yang
ketahuan langsung kabur dari situ.
Malam harinya, Travis mendatangi
tempatnya Matthew. Travis mencari tahu keberadaannya Iris, tapi Matthew tidak
mau memberitahu. Travis lalu menembak Matthew di bagian perutnya dan memaksa
masuk ke hotel mesum. Di hotel mesum, Travis menembak si penjaga hotel mesum
tapi tembakannya itu hanya mengenai tangan si penjaga hotel mesum saja. Dari
belakang, Matthew rupanya masih hidup. Matthew lalu menembak lehernya Travis
hingga membuat Travis ikut sekarat. Entah dapat kekuatan apa, tapi Travis masih
bisa bangkit. Travis lalu menembak Matthew berulang kali untuk memastikan kalau
Matthew sudah benar-benar mati. Rupanya Iris yang ada di hotel itu sedang
menjamu seorang tamu spesial. Si tamu spesial lalu keluar dari kamarnya dan
menembak lengannya Travis. Travis yang tersungkur lalu mengeluarkan Hidden
Gunnya dan menembak si tamu spesial hingga tewas. Si penjaga hotel balik
menyerang Travis. Travis membalasnya dengan menusuk si penjaga hotel dengan
pisau hingga si penjaga hotel mesum itu pun tewas. Saat masuk ke kamarnya Iris,
Iris menjerit ketakutan dan bersembunyi si pinggir ruangan. Travis hanya bisa
duduk di sofa yang ada di kamar itu sambil menunggu pertolongan. Polisi datang
dan segera mengamankan Travis.
Travis lalu mendapatkan perhatian
dan pujian masyarakat karena berperan membongkar kasus kejahatan prostitusi
anak di bawah umur. Iris sendiri dipulangkan ke rumah orang tuanya, dan orang
tuanya berterima kasih atas hal itu. Travis kini sudah sembuh dari lukanya, dan
ia tetap bekerja sebagai sopir taksi. Suatu malam, taksi miliknya dinaiki oleh Betsy.
Betsy naik ke taksi itu karena ia ingin bertemu lagi dengan Travis. Di kala
itu, Betsy menunjukkan tatapan yang seakan-akan mengatakan kalau ia masih
mencintai Travis. Tapi Travis sudah muak dengan percintaan. Betsy kemudian
turun dari taksi itu saat sampai di apartemennya. Dan Travis kembali
melanjutkan pekerjaannya sebagai sopir taksi.
0 Comments: