Senin, 12 Juli 2021

Apakah Kegagalan Blade Runner 2049 Membunuh Film Bertema Cyberpunk?



Terlepas dari ulasan yang fantastis, sekuel Denis Villeneuve yang beranggaran besar ini belum menghasilkan cukup uang untuk membuat film sekuel.

Jika kalian berharap lebih pada seorang sutradara maka orang itu adalah Denis Villeneuve. Sebagian besar alasannya karena keputusannya untuk terjun ke projek film futuristik cyberpunk yang gelap dan memukau. Setelah menonton filmnya selama kurang lebih 3 jam pun, kita masih belum bisa mengisi berbagai lubang yang ditinggalkan Ridley Scott di film Blade Runner rilisan tahun 1982. Apakah Rick Deckard dan Harrison Ford adalah Replicant? Seperti apa koloni yang ada di dunia luar? Apakah android adalah tahap selanjutnya dari evolusi manusia, atau hanya bentuk keisengan seorang sosiopat abad ke-21 untuk dunia?

Villeneuve dan penulis skenario Hampton Fancher dan Michael Green mungkin berharap untuk menjawab semua pertanyaan itu dalam film selanjutnya. Baik Fancher dan Green mengaku kerap memimpikan sekuel Blade Runner 2049.

Sayangnya, laporan bahwa pemegang hak dari Blade Runner yakni Alcon Entertainment kehilangan hingga 80 juta dolar membuat impian itu tak kunjung terealisasikan. Karena Blade Runner 2049 hingga tahun 2021 hanya mengumpulkan uang sebanyak 259,2 juta dolar di box office global yang menurut Alcon Entertainment masih kurang untuk sampai kata impas. Karena film genre sci-fi fantasy lain seperti Wonder Woman dan Logan berhasil meraih pendapatan yang baik di bioskop.

Perbedaan yang paling jelas dari film Blade Runner 2049 dengan Wonder Woman dan Logan tentu karena BR 2049 adalah film thriller fiksi ilmiah yang berbobot dan slow pace daripada film superhero itu. hanya ada sedikit film dengan pembawaan serupa, terakhir yang masih segar diingatan mungkin Ex Machinanya Alex Garland pada tahun 2014. Blade Runner menginspirasi gua dan teman-teman gua yang nonton film ini buat mulai mempertanyakan tentang sifat kemanusiaan, Artificial Intellegence, dan jiwa daripada sekedar mengagumi CGI keren filmnya. Film ini juga begitu panjang, dan tampaknya kurang berhasil menarik penonton di bawah 25 tahun yang belum pernah nonton film pendahulunya.

Mungkin kita harus mulai menanyakan pada diri kita sendiri kenapa Blade Runner 2049 memiliki budget yang sangat tinggi padahal dilain sisi Humans yang muncul di TV bisa memunculkan perasaan yang nyaris serupa namun dengan biaya yang lebih rendah. Tapi statement itu terasa kontradiksi bila kita kembali mengingat seandainya mobil Ferrari diproduksi massal maka sifat ekslusifitasnya pun akan rusak.

Gua yang begitu mengagumi visual dari BR 2049 yang terasa begitu mahal dan membingungkan di saat yang sama mungkin akan bertanya-tanya apakah gua bakalan dapat film kayak gini di masa depan nanti. Karena jika Hollywood merasa tidak mendapatkan uang dari film bergenre ini, maka mereka pasti beralih ke projek lain.

Dan ini bukan hanya karena BR 2049 gagal memenuhi segala ekspektasi yang ada. Karena kecemerlangannya, film ini tentu tidak pernah dimaksudkan sebagai produksi arthouse. Karena film ini sesungguhnya adalah blue print dari dunia baru genre sci-fi yang briliant yang mungkin tidak akan kita dapat dalam waktu dekat.

Previous Post
Next Post

0 Comments: