Terlepas dari ulasan yang
fantastis, sekuel Denis Villeneuve yang beranggaran besar ini belum
menghasilkan cukup uang untuk membuat film sekuel.
Jika kalian berharap lebih pada
seorang sutradara maka orang itu adalah Denis Villeneuve. Sebagian besar
alasannya karena keputusannya untuk terjun ke projek film futuristik cyberpunk
yang gelap dan memukau. Setelah menonton filmnya selama kurang lebih 3 jam pun,
kita masih belum bisa mengisi berbagai lubang yang ditinggalkan Ridley Scott di
film Blade Runner rilisan tahun 1982. Apakah Rick Deckard dan Harrison Ford
adalah Replicant? Seperti apa koloni yang ada di dunia luar? Apakah android
adalah tahap selanjutnya dari evolusi manusia, atau hanya bentuk keisengan
seorang sosiopat abad ke-21 untuk dunia?
Villeneuve dan penulis skenario
Hampton Fancher dan Michael Green mungkin berharap untuk menjawab semua
pertanyaan itu dalam film selanjutnya. Baik Fancher dan Green mengaku kerap
memimpikan sekuel Blade Runner 2049.
Sayangnya, laporan bahwa pemegang
hak dari Blade Runner yakni Alcon Entertainment kehilangan hingga 80 juta dolar
membuat impian itu tak kunjung terealisasikan. Karena Blade Runner 2049 hingga
tahun 2021 hanya mengumpulkan uang sebanyak 259,2 juta dolar di box office
global yang menurut Alcon Entertainment masih kurang untuk sampai kata impas.
Karena film genre sci-fi fantasy lain seperti Wonder Woman dan Logan berhasil
meraih pendapatan yang baik di bioskop.
Perbedaan yang paling jelas dari
film Blade Runner 2049 dengan Wonder Woman dan Logan tentu karena BR 2049
adalah film thriller fiksi ilmiah yang berbobot dan slow pace daripada film
superhero itu. hanya ada sedikit film dengan pembawaan serupa, terakhir yang
masih segar diingatan mungkin Ex Machinanya Alex Garland pada tahun 2014. Blade
Runner menginspirasi gua dan teman-teman gua yang nonton film ini buat mulai
mempertanyakan tentang sifat kemanusiaan, Artificial Intellegence, dan jiwa
daripada sekedar mengagumi CGI keren filmnya. Film ini juga begitu panjang, dan
tampaknya kurang berhasil menarik penonton di bawah 25 tahun yang belum pernah
nonton film pendahulunya.
Mungkin kita harus mulai menanyakan
pada diri kita sendiri kenapa Blade Runner 2049 memiliki budget yang sangat
tinggi padahal dilain sisi Humans yang muncul di TV bisa memunculkan perasaan
yang nyaris serupa namun dengan biaya yang lebih rendah. Tapi statement itu
terasa kontradiksi bila kita kembali mengingat seandainya mobil Ferrari
diproduksi massal maka sifat ekslusifitasnya pun akan rusak.
Gua yang begitu mengagumi visual
dari BR 2049 yang terasa begitu mahal dan membingungkan di saat yang sama
mungkin akan bertanya-tanya apakah gua bakalan dapat film kayak gini di masa
depan nanti. Karena jika Hollywood merasa tidak mendapatkan uang dari film
bergenre ini, maka mereka pasti beralih ke projek lain.
Dan ini bukan hanya karena BR 2049
gagal memenuhi segala ekspektasi yang ada. Karena kecemerlangannya, film ini
tentu tidak pernah dimaksudkan sebagai produksi arthouse. Karena film ini
sesungguhnya adalah blue print dari dunia baru genre sci-fi yang briliant yang
mungkin tidak akan kita dapat dalam waktu dekat.
0 Comments: