Senin, 12 Juli 2021

Booksmart: Sebuah Kisah yang Menghangatkan Hati, Nostalgic dan Fun untuk Sekelas Film Remaja.


Olivia Wilde benar-benar disukai semenjak debut sutradaranya pada tahun 2019 melalui Booksmart yang kalau diibaratkan, Olivia Wilde seperti telah mengirimkan surat cinta untuk genre tersebut. Booksmart mengisahkan Best Friend Forever berprestasi yakni Molly dan Amy yang masing-masing diperankan oleh  Beanie Feldstein dan Kaityln Dever yang digambarkan sedang panik-paniknya karena semua pilihannya di masa SMA rupanya salah total.

Walau bukan big fan untuk genre ini, tapi kadang gua sering balik nonton film seperti ini untuk membuat diri gua menertawain hal-hal aneh dan memalukan dari masa lalu yang tergambarkan dengan jelas di genre ini, karena yah memang begitulah genre film ini dijual. Walau sebenarnya sangat mudah tuk diprediksi akan berakhir seperti apa kedepannya film ini namun transisi perubahan karakter yang related dengan kehidupan kita membawa kembali memori-memori kekanak-kanakan kita yang kini sudah mulai beranjak dewasa.

Booksmart menawarkan ekstra kenyamanan dalam benostalgia dengan warisan-warisan dari diri kita masing-masing yang patut tuk dihargai. Dalam alur ceritanya, dimana Molly dan Amy bersumpah menebus keseruan yang telah bertahun-tahun hilang dari diri mereka di malam terakhir mereka di SMA, seperti merasakan kembali betapa liarnya American Pie di masa lampau. Booksmart juga saling berbagi DNA narasinya dengan Superbad yang notabene karakter utamanya sendiri diperankan oleh Jonah Hill, kakaknya Beanie Feldstein.

Tapi Booksmart melampaui batasannya, mendorong genre yang mapan dan berbicara langsung kepada para remaja saat ini. Sangat tradisional dan sangat prorgesif, inilah film remaja yang benar-benar sempurna.

Mencoba-coba narkoba adalah standar pada film remaja Barat, tetapi di sini daripada kecanduan pada narkoba. Sepasang sahabat ini justru kecanduan saat membayangkan diri mereka menjadi boneka berbie yang disajikan dalam balutan stop-motion pada mata kita yang memang benar-benar cocok untuk mengindikasikan bahwa mereka mendambakan wujud sempurna berbie itu sendiri. Canggung untuk bicara dengan gebetan kita, ya itu hal lumrah pada film remaja, tapi kalau gebetan kita sama-sama wanita itu baru gak biasa.

 Ke gak beneran ini berlanjut saat Amy berhubungan seksual dengan teman kelasnya yang juga perempuan sama-sama seperti dirinya. Adegan ini menegaskan Olivia Wilde sepemikiran dengan banyak film-film remaja yang disutradari oleh perempuan seperti Fast Times at Ridgemont High, Coming Soon dan The Edge of Seventeen, yang dengan tegas dan otentik mengeksplorasi pengalaman seksual perempuan.

Munculnya pergerseran budaya secara umum ke arah memprioritaskan sahabat yang loyal daripada pasangan seperti Abbi dan Ilana di Broad City, dimana kisah cinta utama Booksmart memfokuskan diri pada kisah platonis Molly dan Amy sebenarnya. Seharusnya tidak terasa revolusioner, tetapi gua tetap senang melihat keduanya saling memuja satu sama lain daripada saling bersaing.

Kombinasi antara rasa nostalgia yang diberikan Booksmart memang yang paling menjual dari filmnya, menonton film ini serasa mendapatkan obat yang pas untuk sejenak mengistirahatkan otak dari apa yang sedang kita alami saat ini. Satu hal yang gua pelajari dari film ini untuk terus merangkul sahabatmu dan dia akan datang saat kau membutuhkannya.

Previous Post
Next Post

0 Comments: