Seri anime Hideaki Anno yakni Neon
Genesis Evangelion adalah salah satu karya animasi terbesar sepanjang masa.
Seri ini juga salah satu dari sekian kisah yang memiliki ending paling aneh dan
membingungkan sepanjang masa. Sementara daya pikat utama dari seri ini adalah
robot raksasa melawan monster yang tidak kalah besarnya, itu hanya sekedar
tontonan biasa saja, sementara endingnya membuat penonton tahu kalau yang
mereka tonton sedari awal hanya bumbu kecil saja daripada rahasia besar yang
terkuak setelahnya.
Anno ingin menciptakan sesuatu yang
lebih dalam dari sekedar pertempuran tanpa berpikir. Sebaliknya, ia menciptakan
entitas yang begitu kompleks untuk seri yang membuat manusia menjadi seakan
semut dan menampilkan kematian sebagai suatu hal yang tak bisa dihindarkan.
Anime ini berurusan tentang tema-tema besar agama, isolasi, dan apa artinya
menjadi manusia. singkatnya, seri ini benar-benar menghancurkan jiwa.
Neon Genesis Evangelion kemudian di
masa depan menjadi inspirasi untuk berbagai serial anime, seperti Gundam dan
Gurren Lagan contohnya. Tapi yang terjadi di luar sana, bahwa terdapat ekspansi
cerita dari kisah serialnya yang dibuat dalam 4 judul film yang menceritakan
kembali seri Evangelion dan menulis ulang akhir kisahnya.
Tapi untuk video ini, gua bakal
bahas tentang ending seri animenya dulu karena kebetulan film keempat dari
rebuild belum tersedia di Indonesia jadi gua belum punya wewenang untuk bicara
banyak tentang film itu.
Ending Neon Genesis Evangelion yang
banyak dianggap sebagai yang paling membingungkan dan sama sekali tidak terduga
bahwa itu yang akan diserahkan Anno pada kita, karena dua episode terakhir
menjadi ujian yang ambigu dari pikiran seorang manusia, daripada pertempuran
epik yang diharapkan untuk menentukan takdir umat manusia.
Serial ini dimulai di Tokyo-3
setelah peristiwa maha dahsyat yang disebut Second Impact. Dua juta orang
terbunuh, lapisan es kutub mencair, dan para ilmuwan menkonfirmasi keberadaan
Adam dan Lilith, dua original angel yang diciptakan oleh ras nenek moyang. Adam
dan Lilith adalah 2 benih kehidupan, makhluk luar angkasa yang masing-masing
bertanggung jawab atas terciptanya angel dan manusia.
First Impact terjadi miliaran tahun
yang lalu ketika Lilith jatuh ke Bumi. Adam kala itu sudah ada di sini, siap
untuk menciptakan ras angel. Adalah bencana bagi dua benih kehidupan berada di
planet yang sama, jadi hanya boleh satu saja yang menang. Adam dan Lilith
dilengkapi dengan senjata maha kuat yang disebut tombak Longinus, dan saat
tombaknya Adam aktif, tombak itu justru kemudian membiusnya. Hal ini yang
kemudian membuat Lilith menjadi benih kehidupan di bumi dan ia menciptakan ras
manusia.
Sekarang, setelah peristiwa
apokalpitik, umat manusia menghadapi malapetaka lain yakni monster yang mereka
sebut “Angel”, yang merupakan anak-anak Adam. Malaikat-malaikat ini bukanlah
manusia bersayap yang sering digambarkan dalam kitab-kitab berbagai agama;
sebaliknya, Angel pada Evangelion adalah bentuk mengerikan yang bertujuan
merebut kembali Bumi dan menghancurkan umat manusia.
Untuk melawan para Angel,
organisasi misterius bentukan PBB yakni NERV menciptakan robot raksasa yang
disebut Eva yang hanya bisa dikemudikan oleh orang-orang tertentu. Ikari Shinji
adalah salah satu dari sedikit orang yang terpilih dan dapat menggabungkan
sistem sarafnya dengan Eva Unit-01. Shinji bersama pilot lainnya pun maju di
garis terdepan dan bertempur melawan Angel.
Namun ketika Shinji dan pilot
lainnya berpikir bahwa apa yang mereka lakukan adalah suatu pengorbanan untuk
menyelamatkan umat manusia, mereka sebenarnya dimanipulasi oleh NERV dan SEELE,
Seele adalah organisasi rahasia pemerintah lainnya dan bila diartikan
berdasarkan katanya maka SEELE artinya Jiwa dalam bahasa Jerman. Para pemimpin
SEELE menggunakan para pilot Eva untuk menciptakan Third Impact dan
melaksanakan Human Instrumentality Project.
Human Instrumentality adalah konsep
penting untuk memahami anime Evangelion dan ending ceritanya. SEELE ingin
menjadikan Third Impact sebagai langkah selanjutnya dalam evolusi manusia, yang
melibatkan pemaksaan semua jiwa manusia di bumi bersatu dalam suatu wujud
entitas. Di sini, manusia dapat mengisi lubang di hati dan pikiran satu sama
lain, yang tampaknya adalah obat untuk kesepian dan rasa tidak aman. Dalam
bentuk ini, manusia dapat menjadi lebih dekat dengan Tuhan.
Meskipun tidak ada tanda yang jelas
tentang kapan Human Instrumentality ini dimulai, namun dapat dikatakan bahwa
kejadian itu terjadi pada akhir episode 24 dengan episode 25 dan 26
menggambarkan proses yang terjadi pada setiap jiwa-jiwa yang mengalami Human
Instrumantality yang digambarkan melalui Shinji dan penolakannya terhadap
proses ini.
Episode 24 berakhir pada kematian angel
ke tujuh belas dan yang terakhir yakni Kaworu Nagisa, di tangan Shinji. Kaworu
meminta kematian sebagai tindakan akhir dari kebebasannya, karena ia menyatakan
dirinya tidak ingin lagi menghancurkan umat manusia, dia malah ingin manusia
yang sekarang tetap bertahan.
Bila diliat dari sisi manusia,
kematian angel terakhir tentu menjadi kabar baik yang membebaskan manusia dari
belenggu angel, tapi faktanya kematian Kaworu adalah awal dari malapetaka yang
direncanakan oleh SEELE. Tidak secara jelas ditunjukkan bagaimana atau mengapa,
tetapi dengan kejadian-kejadian aneh dari episode berikutnya, dapat disimpulkan
bahwa Human Instrumantality Project telah dimulai.
Kematian Kaworu sangat dramatis,
epik, dan terasa seolah-olah semua orang sedang tertatih-tatih di jurang
bencana. Tapi Anno menumbangkan harapan ini dengan dua episode terakhir, yang
hanya didorong oleh dialog-dialog psikis.
Kedua episode itu benar-benar
mengubah tone evangelion karena tidak ada eva yang ditampilkan dan tidak ada
pengungkapan dramatis tentang seperti apa rupa dari Human Instrumantality. Sebaliknya,
Anno lebih memilih pandangan yang jauh lebih introspektif pada kiamat dan apa
yang terlintas dalam pikiran seseorang saat mereka larut menjadi suatu bentuk
jiwa.
Pada episode 25, Shinji
diperlihatkan duduk di ruangan gelap. Di sini ia merenungkan siapa dirinya
sebenarnya dan menyadari betapa kesepiannya dia. Di sekelilingnya, para tokoh
evangelion mulai menanyakan Shinji tentang kehidupan, serta mencoba mengurai
pengalaman dan trauma mereka sendiri.
Saat semua masalah bercampur ini
lah yang menggambarkan bagaimana setiap orang perlahan-lahan berkumpul,
menyatukan hati dan pikiran. Mereka semua akhirnya saling mengenal ketakutan
terdalam mereka, kenangan terburuk mereka, dan kecemasan terbesar mereka.
Dengan bersatu, entah bagaimana mereka akan saling mengisi lubang di hati
masing-masing. Semuanya ditelanjangi karena perlahan-lahan menjadi satu.
Kemudian di episode 26, dimana
Human Instrumantality nyaris selesai, Shinji masih berusaha memahami tujuannya
di luar menjadi pilot Eva. Dia merenungkan tempatnya di dunia, dan akhirnya
menyadari bahwa dia ingin tetap menjadi dirinya sendiri. Dia menolak untuk
berasimilasi menjadi makhluk tak berbentuk dan malah mengenggam sisi
kemanusiannya. Shinji telah menemukan nilainya. Dengan penolakannya terhadap
Human Instrumantality, mungkin muncul momen yang paling membingungkan dari seri
ini dimana teman-teman dan keluarganya berdiri di sekeliling Shinji dan
bertepuk tangan dan berkata “Selamat”.
Terasa begitu antiklimaks, bahwa
seri ini tidak menggambarkan tentang melawan monster, tetapi tentang kedamaian
itu beneran ada atau enggak? Hidup datang dengan rasa sakit, kesepian, dan kesedihan,
tetapi itu jauh jauh lebih baik daripada tidak merasakan apa-apa. Shinji sedang
diberi ucapan selamat karena mengenali emosinya sendiri dan melihatnya sebagai
apa yang dia inginkan.
Akhir cerita anime ini tentu
membuat penggemarnya murka. Karena akhir cerita aslinya malah diubah menjadi
pengalaman psikisnya Shinji. Gainax, studio creator Neon Genesis Evangelion,
diketahui sedang mengalami kesulitan finansial kala itu, jadi kurangnya sumber
daya menjadi penyebab akhir seri yang aneh dan tidak lengkap. Semua dana sudah
habis untuk membuat pertarungan hebat pada episode-episode sebelumnya, dan tak
ada lagi sisa untuk episode klimaks. Tapi bukan hanya perkara finansial saja,
Anno juga tidak tahu bagaimana dia harus mengakhiri serialnya ini.
Neon Genesis Evangelion lahir dari
depresi empat tahunnya Anno, jadi dia bergulat dengan bagaimana merangkum tidak
hanya akhir dunia tapi juga akhir dari penyakit mentalnya. Dia terus berjuang
dan akhirnya menulis ulang banyak kisah Evangelion sebagaimana yang terjadi
pada The End of Evangelion yang secara eksplisit menunjukkan apa yang terjadi
selama Human Instrumentality, dan Neon Genesis Evangelion: Death & Rebitrh,
yang selanjutnya menjelaskan rencana SEELE.
Original Ending menggambarkan bahwa
terlepas dari penderitaan tentang keberadaan kita, itu masih jauh lebih baik
daripada tidak merasakan apa-apa. Tidak ada obat yang tepat untuk rasa kesepian
atau kebencian diri atau emosi negatif apa pun yang datang dengan menjadi
manusia.
Jadi pada intinya, Neon Genesis
Evangelion adalah anime tentang mengakui depresi dan kesepian dan menyadari
bahkan kehidupan terkecil pun memiliki tujuan. Tidak ada kekuatan yang lebih
tinggi atau organisasi rahasia apapun yang dapat benar-benar mengendalikan
nasib seseorang; sangat penting bahwa orang-orang sebaiknya berpegang pada
pengalaman mereka sendiri untuk tetap sadar siapa mereka.
0 Comments: