Ada saatnya bila gua melihat sosok Cruella maka gua akan langsung sebel sendiri. Dari semua subkultur yang dibajak oleh Disney, punk
London tahun 70-an pasti yang paling aneh. Kok bisa perusahaan yang memfokuskan dirinya untuk
konten anak-anak mengambil punk sebagai tema film terbarunya?
Nah, Apa konsep punk itu
sebenarnya masih memiliki arti di tahun 2021? Dirilisnya Cruella sebagai
film blockbuster yang disaring melalui kompromi senilai 200 juta dollar, dan
melahirkan secara naluriah film punk yang terkesan lebih punk daripada film
lainnya. Dan inilah Cruella.
Muncul pertanyaan kenapa film Cruella mengambil konsep punk? Jawaban
paling pas menurut gua yahh karena Joker. Film karya Todd Phillips
itu telah meletakkan dasar baru untuk kelahiran karya lainnya di taman hiburan yang menggelikan dan penuh kehancuran. Dan
tetap saja. Betapa sinis atau serampangnya mereka, Disney kini telah menemukan
versi punk yang menurut mereka bisa terjual lebih banyak dari karya-karya lain
selama bertahun-tahun.
Karena timeline kemunculan punk
diturunkan dari NME, majalah harian yang banyak tersebar di kedai kopi Inggris. Namun bagian punk hanya diperlakukan
selayaknya catatan kaki alias tidak pernah
menjadi headline utama. Sedangkan dalam
Cruellanya Emma Stone, baik dirinya dan pakaiannya sama-sama menjadi pusat
perhatian, seperti yang memang seharusnya.
Menyebarnya punk di Inggris lebih banyak disebabkan oleh gaya
fashionnya, bukan lagu-lagunya. Viv Albertine, adalah seorang penulis
terkenal, tapi sebelum itu ia pernah menjadi gitaris di the Slits pada tahun
1977, sebuah grup band punk di London.
Bertahun-tahun kemudian ia ditanya bagaimana music punk sudah mengilhami apa
yang ia kenakan. Dan ia menjawab “itu sebaliknya”. Kehadiran punk sudah menjadi
blueprint baginya dan kawan-kawannya untuk melahirkan lagu-lagu The Slits yang
galak dan garang.
Dan Cruella menandai hal lain yang sangat penting tentang punk: yakni
upaya untuk terlahir Kembali. Untuk seorang punk sejati, pakaian bukan hanya
sekedar baju yang dikenakan, tetapi tiket untuk mereka bisa menjadi suatu hal
yang baru, sesuai desain yang mereka buat sendiri. Ambil contoh Vivienne
Westwood, ia dulunya adalah guru sekolah dasar yang sering buat keributan
di wilayah Inggris Tengah. Atau Marianne Elliott-Said, seorang remaja
Brixton dari ras campuran yang kerap gelisah karena rasnya, namun ia alihkan
kegelisahan itu dengan mengenakan dandanan bekas yang lalu memicu pesona baru
dari dirinya sebagai Poly Styrene, vokalis X-Ray Spex. Kehidupan
Poly Styrene tahun ini juga difilmkan dalam tajuk documenter berjudul I Am a
Cliché.
Mengingat Kembali perkara seksisme yang ramai di Inggris pada tahun
70-an, Styrene memberikan pelajaran dari kehidupan punk yang ia jalani bahwa
kalian tidak perlu menjadi seperti apa yang orang katakan ke kalian. Dan
faktanya di luar sana, banyak film hebat bertema punk yang dipimpin atau
diilhami oleh Wanita. Sebut saja Out of the Blue, Breaking Glass, atau We Are the Best!
Namun punk adalah tentang kejutan, dan untuk semua penggiat Disney di
luar sana, film blockbuster Cruella dengan jejak sesuatu yang aneh dan tajam
dijahit dalam busana yang dikenakannya akan tersebar luas di tontonan 100 juta
rumah di seluruh dunia. Semoga kalian semua baik-baik aja.
0 Comments: