Senin, 12 Juli 2021

Disney Cruella Memperlihatkan Kembali Para Penjahit Punk yang Mulai Terabaikan

Ada saatnya bila gua melihat sosok Cruella maka gua akan langsung sebel sendiri. Dari semua subkultur yang dibajak oleh Disney, punk London tahun 70-an pasti yang paling aneh. Kok bisa perusahaan yang memfokuskan dirinya untuk konten anak-anak mengambil punk sebagai tema film terbarunya?

Nah, Apa konsep punk itu sebenarnya masih memiliki arti di tahun 2021? Dirilisnya Cruella sebagai film blockbuster yang disaring melalui kompromi senilai 200 juta dollar, dan melahirkan secara naluriah film punk yang terkesan lebih punk daripada film lainnya. Dan inilah Cruella.

Muncul pertanyaan kenapa film Cruella mengambil konsep punk? Jawaban paling pas menurut gua yahh karena Joker. Film karya Todd Phillips itu telah meletakkan dasar baru untuk kelahiran karya lainnya di taman hiburan yang menggelikan dan penuh kehancuran. Dan tetap saja. Betapa sinis atau serampangnya mereka, Disney kini telah menemukan versi punk yang menurut mereka bisa terjual lebih banyak dari karya-karya lain selama bertahun-tahun.

Karena timeline kemunculan punk diturunkan dari NME, majalah harian yang banyak tersebar di kedai kopi Inggris. Namun bagian punk hanya diperlakukan selayaknya catatan kaki alias tidak pernah menjadi headline utama. Sedangkan dalam Cruellanya Emma Stone, baik dirinya dan pakaiannya sama-sama menjadi pusat perhatian, seperti yang memang seharusnya.

Menyebarnya punk di Inggris lebih banyak disebabkan oleh gaya fashionnya, bukan lagu-lagunya. Viv Albertine, adalah seorang penulis terkenal, tapi sebelum itu ia pernah menjadi gitaris di the Slits pada tahun 1977, sebuah grup band punk di London. Bertahun-tahun kemudian ia ditanya bagaimana music punk sudah mengilhami apa yang ia kenakan. Dan ia menjawab “itu sebaliknya”. Kehadiran punk sudah menjadi blueprint baginya dan kawan-kawannya untuk melahirkan lagu-lagu The Slits yang galak dan garang.

Dan Cruella menandai hal lain yang sangat penting tentang punk: yakni upaya untuk terlahir Kembali. Untuk seorang punk sejati, pakaian bukan hanya sekedar baju yang dikenakan, tetapi tiket untuk mereka bisa menjadi suatu hal yang baru, sesuai desain yang mereka buat sendiri. Ambil contoh Vivienne Westwood, ia dulunya adalah guru sekolah dasar yang sering buat keributan di wilayah Inggris Tengah. Atau Marianne Elliott-Said, seorang remaja Brixton dari ras campuran yang kerap gelisah karena rasnya, namun ia alihkan kegelisahan itu dengan mengenakan dandanan bekas yang lalu memicu pesona baru dari dirinya sebagai Poly Styrene, vokalis X-Ray Spex. Kehidupan Poly Styrene tahun ini juga difilmkan dalam tajuk documenter berjudul I Am a Cliché.

Mengingat Kembali perkara seksisme yang ramai di Inggris pada tahun 70-an, Styrene memberikan pelajaran dari kehidupan punk yang ia jalani bahwa kalian tidak perlu menjadi seperti apa yang orang katakan ke kalian. Dan faktanya di luar sana, banyak film hebat bertema punk yang dipimpin atau diilhami oleh Wanita. Sebut saja Out of the Blue, Breaking Glass, atau We Are the Best!

Namun punk adalah tentang kejutan, dan untuk semua penggiat Disney di luar sana, film blockbuster Cruella dengan jejak sesuatu yang aneh dan tajam dijahit dalam busana yang dikenakannya akan tersebar luas di tontonan 100 juta rumah di seluruh dunia. Semoga kalian semua baik-baik aja.

Previous Post
Next Post

0 Comments: